Chapter 49 : Alzio sakit

37.5K 1.9K 82
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

3 minggu sudah berlalu, seperti beberapa hari sebelumnya, Qila sedang menunggu sang suami pulang dari kantor. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan Alzio sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.

Memang akhir-akhir ini Alzio pulang tak seperti biasanya. Sekarang ia lebih sering pulang larut dan tidak tentu akan pulang jam berapa. Yang pasti Qila selalu setia menunggu Alzio di teras rumah nya di malam hari seperti ini.

"Duh kenapa gak di angkat sih". Gumam nya khawatir karena sedari tadi ia sudah menghubungi Alzio. Namun handphone suaminya ini tidak aktif. Qila juga sudah menghubungi Faris, sekertaris Alzio. Tetapi, handphonenya juga sama-sama tidak aktif sama seperti Alzio.

Hal itu membuat Qila semakin cemas dan khawatir akan keadaan suaminya itu. Pasalnya akhir-akhir ini Suaminya sering mengeluh pusing dan lelah.

Tak lama kemudian, Qila melihat mobil sang suami yang berada di depan rumah nya. Qila pun membukakan pagar untuk suaminya dan mobil Alzio pun terparkir di garasi rumah mereka.

"Mas kamu lama banget sih". Kesal Qila. Alzio kan tahu jika dirinya sangat takut untuk di tinggal dirumah sendirian dimalam hari. Tetapi suaminya ini malah pulang sangat larut.

" Kita masuk dulu ya". Ucap lembut Alzio yang di angguki oleh Qila.

Kemudian mereka pun berjalan masuk ke rumah dan langsung ke kamar karena lagi-lagi suaminya mengeluh pusing. "Kepalanya mau aku pijat gak? ". Tanya Qila. Sehabis Alzio mandi tadi, Alzio langsung cepat-cepat menaiki kasur. Karena ia merasa tak kuat untuk berdiri dan memilih untuk tidur agar pusingnya sedikit reda.

Alzio mengangguk sebagai jawaban dengan mata tertutup. Saat Qila memegang kening Alzio, Qila merasakan jika suhu tubuh Suaminya itu sangat panas. " Mas kamu demam? ". Tanya panik Qila yang di abaikan oleh Alzio.

" Ya ampun, bentar ya aku ambil kompresan dulu". Ujar Qila dan ingin turun dari kasur. Namun, Alzio menarik tangannya dan membawanya ke dalam pelukan hangat sang suami. Dengan kepala Alzio yang berada di dada nya.

"Mas aku mau ambil kompresan buat kamu". Alzio tak menanggapi ucapan Qila. Justru ia meraih tangan sang istri dan membawanya ke kepalanya. Seperti meminta untuk di elus.

Qila yang paham pun mengelus lembut kepala sang suami dan sesekali mencium kening suaminya dengan lembut. " Gini aja". Ucap pelan Alzio yang di angguki Qila.

"Pusing". Adu Alzio pada Qila yang terlihat seperti anak kecil yang sedang sakit.

" Banget ya Sayang? ". Tanya Qila yang di angguki oleh Alzio. " Makanya, kalau aku kasih tau jangan kerja terlalu banyak mbok ya nurut. Kamu malah gak mau dengerin apa yang aku bilang, gini kan akibatnya. Kamu keras kepala sih.. Gak mau dengerin apa yang istri nya bilang ". Omelnya pada sang suami. Sedangkan yang di omelin malah semakin menyembunyikan dan mendusel-duselkan wajahnya di dada Qila. Membuat sang empu merasa geli karena perbuatan suami tua nya itu.

" Sayang ih geli". Ucapnya sembari sedikit menjauhkan kepala Alzio dari dadanya.

"Mau tidur gini aja, Sayang jangan kemana-mana sampai aku bangun". Ucap manja Alzio yang mendapatkan tatapan bingung dari Qila.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang