Chapter 39 : Nasihat Alzio

29.5K 1.8K 15
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

Saat ini, Qila lelah mendengar Alzio yang sedari tadi terus saja memarahinya karena perihal dirinya yang tak mau mengerjakan tugas. Sehingga satu persatu Guru mapel dikelasnya terus mendatangi Alzio dan mengadu pada Alzio mengenai semua tugas-tugas Qila. Hal itu membuat Alzio pusing dengan perbuatan dari Sang Istri. Padahal Alzio memiliki kerjaan lain yang dirinya urus.

"Kenapa kamu gak kerjakan tugas sih Sayang, mas pusing karena harus menghadapi guru-guru yang protes dengan masalah yang sama, dan itu karena kamu". Ujar Alzio marah. Baru saja kemarin ia hidup dengan tenang dan sekarang karena ulah Istrinya itu Alzio harus menyelesaikan semua masalah yang ada, agar tak ada guru yang mengadu dan protes lagi padanya. Saat ini kerjaan Alzio sangat banyak dan harus selesai hari ini juga.

"Mas..Aku baru aja masuk loh, terus tiba-tiba datang beribu-ribu tugas yang ntah darimana datangnya". Ucap Qila yang tak kalah kesal juga. Tangannya ia lipat di depan dada dengan punggung di sandarkan pada kursi besar milik Alzio.

"Terus masalahnya dimana?, waktu itu Kamu sendiri yang bilang kalau kamu akan kerjakan semua tugas saat masuk sekolah nanti. Sekarang kamu sudah kembali masuk ke sekolah, itu berarti kamu harus nepatin janji yang sudah kamu buat". Saat 2 minggu di skors kemarin, Qila menolak untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru mapel melalui Alzio. Qila mengatakan jika dirinya butuh Istirahat dari berbagai tugas sekolahnya.

Awalnya Alzio menolak permintaan dari Istrinya itu. Karena ia takut jika terlalu banyak tugas, yang ada Qila malas untuk mengerjakan tugas-tugasnya selama masa skors. Tetapi Qila terus membujuknya agar menuruti permintaannya dengan berjanji akan mengerjakan seluruh tugasnya di awal masuk sekolah.

Namun sekarang, Istrinya ini justru tak menepati janji dan kabur dari tugas-tugasnya itu. "Gak mau!". Tolaknya mentah-mentah. Sekarang rasa malasnya lebih mendominasi. Lagipula juga dirinya sama sekali tak mengerti cara mengerjakan tugas-tugasnya itu sangking banyaknya.

"Astagfirullahaladzim Sayang". Alzio mengusap wajahnya secara kasar. Sekarang dirinya benar-benar sangat pusing. Mengapa Istrinya ini sangat pemalas sekali. Pikir Alzio.

Padahal Mertua serta Adik iparnya sangat rajin. Sangat berbeda dengan Qila yang sangat pemalas dalam melakukan sesuatu. Dirinya tak tahu saat ibu mertuanya mengandung Istrinya dulu, Ibu mertua nya mengidam apa saja sehingga membuat Istri nya seperti ini.

"Mas gak mau tau, sekarang juga kamu kerjakan semua tugas kamu yang belum selesai". Tekan Alzio dan mengambil alat tulis Qila yang tadi ia ambil di kelasnya.

" Aku bilang gak mau!". Tolaknya sambil bersandar di kursi dengan melipat tangannya didepan dada dan pandangannya menatap tajam Alzio.

"Terus kamu mau tinggal kelas hm? ". Tanya Alzio dengan intonasi suara yang terdengar rendah.

"Ya gak mungkin kamu tega buat aku gak lulus Mas". Jawab Qila kesal. Jika Suaminya itu benar-benar tidak meluluskannya maka itu akan sangat keterlaluan. Dan Suaminya itu sangat tak menyayanginya, dirinya akan sangat marah bila itu benar-benar terjadi, atau bahkan ia tak ingin tinggal satu atap lagi dengan Alzio?.

"Siapa bilang Aku gak tega, kalau kamu gak kerjakan tugas kamu dengan benar pastinya Mas akan biarin kamu gak lulus dan tinggal kelas". Sebenarnya apa yang dikatakan Qila benar adanya. Alzio tak mungkin tega tidak meluluskan sang Istri hanya karena tak mengerjakan tugas dengan baik. Lagipula jika ia tak meluluskan Qila, Dirinya akan mendapatkan omelan panjang lebar dari sang Papa nantinya. "Sayang, Harusnya kamu bersyukur bisa sekolah hingga jenjang SMA. Banyak remaja seumuran kamu tapi mereka gak bisa sekolah". Ucap Alzio yang menasehati Istrinya agar mau bersyukur dan sadar akan pentingnya bertanggung jawab.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang