Chapter 66 : Aduan Ziva

31.3K 1.7K 104
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

Seorang balita dengan usia 3 tahun tengah bermain dengan berbagai jenis mainannya di depan televisi yang masih menyala.

Sore hari ini, suasana rumah sangat sepi, hanya terdengar suara televisi dan celotehan balita tersebut yang sedang bermain seorang diri di sana.

"Ubci". Ucap balita itu sembari mencari-cari boneka beruang berwarna coklat miliknya yang diberikan sang Ayah sebagai kado ulang tahunnya yang ke-1 tahun lalu.

Gadis kecil itu berdiri, mencari kesana kemari boneka beruang itu. Namun, sedari tadi ia tidak juga menemukan sesuatu yang ia cari.

"Undaa". Panggil balita itu dengan wajah yang ditekuk lesu.

Sang bunda yang di panggil pun tidak mendatangi nya. Balita itu memutuskan untuk berjongkok di lantai dengan kepala menunduk kebawah. Jari telunjuk mungilnya bermain di lantai, seperti menggambar sesuatu disana.

" Loh sayang...kenapa jongkok disitu, ayo bangun". Ucap seorang wanita yang berjalan dari arah dapur. Dengan bib apron yang masih melekat di tubuhnya.

Balita itu mengangkat kepalanya, memperhatikan sang bunda yang sedari tadi ia cari mendekat ke arahnya. "Undaaa". Serunya dan berlari ke arah bundanya.

Balita itu memeluk erat bundanya saat bundanya itu mensejajarkan tinggi nya. " Iya sayang, Ziva cari bunda ya?. Kenapa?, Ziva butuh sesuatu? ". Tanya Qila dengan nada yang lembut. Sembari tangannya mengelus rambut bagian belakang putrinya.

Ziva melepaskan pelukannya. " Iya, ipa cali unda. ipa adi nyali ubci undaa, api ndak etemu". Ucap gadis itu dengan kosa kata yang belum sempurna.

"Ya gak ketemu lah Ziva, orang tadi pagi Bubsy nya bunda cuci". Jelas Qila sembari mencolek hidung mancung putrinya.

" ih undaa ndak ilang ipa duyuu". Ucap gadis balita itu dengan bibir yang maju ke depan.

"Kamunya aja masih tidur, dibangunin Ayah gak bangun-bangun". Sebelum berangkat ke kantor tadi pagi, Alzio selalu menyempatkan diri untuk berpamitan terlebih dahulu pada putrinya sebelum berangkat ke kantor.

Biasanya, gadis kecil itu akan bangun saat sang Ayah membangunkan nya. Namun, entah kenapa tadi pagi gadis balita itu tidak berniat bangun dan tetap melanjutkan tidur nya hingga jam menunjukkan pukul 10 pagi.

" Bentar lagi Ayah pulang, ayo kita mandi". Ajak Qila yang membuat gadis balita itu bersorak senang.

"Yeyyyy ental agi Ayah ulangg yeeeyyy". Sorak Ziva sembari mengangkat tangan nya dengan girang.

Jika masalah Ayahnya saja, gadis itu langsung semangat 45 untuk bertemu sang Ayah. Apapun yang bersangkutan dengan Ayahnya, gadis kecil itu akan bahagia. Yang awalnya nangis menjadi tidak menangis, yang awalnya mood nya tidak baik, seketika mood nya langsung membaik. Ayahnya bagaikan energi bagi gadis kecil itu. Sehari saja gadis balita itu tidak melihat wajah ayahnya, ia akan terus merengek pada Bundanya untuk bermain ke kantor sang Ayah atau melakukan video call pada sang Ayah dan berbicara panjang lebar dengannya.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang