Chapter 65 : Begadang

33.4K 1.7K 73
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

3 hari sudah berlalu, pasangan yang baru saja di karuniai seorang gadis kecil itu pun baru saja tiba di rumah pukul 10.25 pagi tadi, dari rumah sakit tempat sang Istri bersalin.

Sembari menggendong seorang bayi mungil, Qila berjalan menginjakkan kaki di anak tangga dengan pelan dengan Alzio yang selalu sigap membantunya dalam hal apapun.

Semenjak anak mereka lahir, Alzio memiliki sifat overprotektif pada bayi kecil itu. Qila yang notabenya adalah ibunya saja tidak diperbolehkan untuk menyentuh pipi gembul bayi perempuan itu saat tengah tertidur. Bahkan saat Indah ingin membedongnya, Alzio selalu melarang keras dengan alasan anaknya itu pasti kesusahan untuk bernapas dan tidak leluasa saat bergerak.

Padahal Indah dan Alfina sudah memberitahu jika tujuan membedong bayi adalah agar sang bayi merasa hangat dan terlindungi. Tetapi alzio tetaplah Alzio yang selalu khawatir akan keadaan sang anak.

Qila meletakkan putri kecilnya itu di atas kasur king size nya dan memberikan guling dan juga bantal di setiap sisi kasurnya, tak lupa juga Qila memberikan selembar selimut agar anaknya itu merasa hangat dan nyaman.

Baru saja Qila ingin mencium pipi gembul putrinya, tiba-tiba muncul lengan berotot di depan wajahnya. Siapa lagi kalau bukan Suami tuanya itu yang selalu melarangnya untuk mendekati sang anak.

"Kenapa sih Mas, aku mau cium anak aku juga". Ucap Qila sambil menatap Alzio kesal. Saat dirumah sakit pun Suaminya seperti itu, melarang ini dan itu saat Ia bersama putrinya.

"Anaknya lagi tidur Sayang, jangan diganggu. Nanti Ziva bangun kalau kamu ciumin terus". Larang Alzio dengan suara yang sedikit pelan agar anaknya tidak akan terganggu akibat dari suaranya.

Qila mendengus kesal, dirinya hanya ingin mencium bayi mungil itu. Tetapi, Suaminya selalu melarang dirinya. "Aku juga baru cium Ziva Mas".

"Gak boleh!. Kamu baru keluar dari rumah sakit Sayang, dirumah sakit banyak virus. Nanti kalau nular ke Ziva gimana?, nanti kamu juga yang repot". Jelasnya. Ia tidak ingin anaknya itu jatuh sakit hanya karena Qila yang belum membersihkan tubuhnya. Jika Istrinya itu sudah membersihkan tubuh nya, Ia pasti akan memperbolehkan Istrinya itu untuk mencium anaknya.

"Pelit banget sih gitu doang gak boleh. Ziva juga anak aku Mas!, masa cuma kamu aja yang boleh cium. Gak adil banget". Kesalnya.

"Kamu boleh cium, tapi kan harus..". Kata Alzio terhenti karena Qila memotong ucapannya.

"Tau ah, kesel banget". Qila berjalan ke kamar mandi sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Hey Sayang...". Panggil Alzio yang tak dihiraukan oleh Istrinya itu.

"Bodo". Teriak Qila dari kamar mandi.

Alzio yang melihat itupun terdiam sejenak, mengalihkan pandangan nya ke arah putri kecilnya yang tengah tertidur pulas di atas kasur besarnya. " Huft untung aja". Ucap Alzio pelan sembari mengelus dadanya lega.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang