Chapter 62 : Kontraksi?

41.5K 1.9K 210
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

"Mas minta maaf Sayang".

"Kamu boleh marah sama aku, aku emang salah karena udah rusakin berkas-berkas penting kamu. Tapi, marahnya jangan sambil ngebentak. Sudah berkali-kali aku kasih tau kamu kalau aku gak suka di bentak dan kamu juga sudah janji gak bakal bentak-bentak aku lagi, tapi kamu malah gak nepati". Ucap Qila saat mengingat janji yang diucapkan Alzio saat di rumah sakit beberapa bulan yang lalu. "Aku juga pengen bilang jangan di ulangi lagi. Tapi, aku takut nanti kamu ngulangin lagi. Jadi aku gak bakal bilang itu". Jelas Qila yang membuat hati Alzio bergetar.

Alzio menghela napas. Dirinya sangat mengingat janji yang ia ucapkan dirumah sakit lalu bersama Qila. Dan sekarang, dirinya sangat menyesal karena mengingkari janji yang telah ia ucapkan beberapa bulan lalu. "Maafin mas karena gak bisa nepatin janji. Tadi mas capek banget sampai-sampai marahnya sambil bentak-bentak". Ucap Alzio sembari sesekali mengecup kening Qila.

" Aku juga minta maaf ya sudah rusakin kerjaan kamu". Kata Qila. Bagaimana manapun dirinya juga salah dalam hal ini, ia tidak berhati-hati sehingga kopi yang pegang tumpah begitu saja dan mengenai berkas-berkas penting milik Suaminya.

"Gak masalah kok Sayang". Kata Alzio di selingi dengan senyum manis di bibirnya.

"Tapi gara-gara aku, Kamu jadi kerja dua kali". Sahut Qila dengan raut wajah yang terlihat sedih.

"Mas sudah bilang gak masalah Sayang. Mas juga sudah minta tolong Faris buat bantuin sebagiannya. Sudah ya, jangan di pikirin lagi. Sekarang kamu tidur, ini sudah larut". Kata Alzio sembari merapikan selimut yang digunakan Istri kecilnya itu.

Qila menundukkan kepalanya, memainkan selimut yang menutup sebagai tubuhnya sembari  bertanya ragu pada sang suami. "Tidurnya boleh sambil di peluk gak?". Tanya Qila pelan.

Alzio menanggapi pertanyaan dari Istrinya dengan senyum lebar di wajahnya. "Boleh dong Sayang. Masa istriku gak boleh peluk suaminya sendiri". Alzio menarik peran Qila ke dalam dekapan hangat nya. Merelakan lengan kanannya untuk Istrinya gunakan sebagai bantal.

Qila pun memeluk Alzio dengan sangat erat. Wajahnya Ia sembunyikan di ceruk leher Alzio yang terlihat sangat bersih dan wangi khas tubuh Suaminya.

Alzio menepuk kepala Qila pelan sambil menutup matanya untuk menetralisir rasa kantuknya yang saat ini menyerang. "Sekarang tutup matanya, Mas temenin sampai kamu tidur pules". Qila pun menuruti perkataan Alzio dan menutup matanya dengan rapat, semakin memeluk erat Alzio agar tidur nya menjadi nyaman.

Alzio memeluk balik Istrinya yang baru saja tertidur, mengelus surai panjang sang Istri dengan sangat lembut dan sesekali juga Alzio mencium kepala Istrinya.

Beberapa menit kemudian, Alzio menundukkan wajahnya. Melihat wajah damai sang Istri yang tengah tertidur pulas dengan wajahnya yang di sembunyikan di ketiak Alzio. Alzio tersenyum melihat itu, mengusap pipi dan mencium kening Istrinya lama.

Perlahan-lahan Alzio memindahkan kepala Qila yang berbantalkan lengannya ke bantal sebelah Qila. Kemudian, Alzio mengambil bantal miliknya untuk di jadikan guling oleh Qila. Setelah itu, Alzio beranjak dari kasur dan segera mengerjakan pekerjaannya yang tadi tertunda karena beberapa hal.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang