Chapter 56 : Ngidam

32.7K 1.7K 65
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

Setelah pulang dari rumah sakit, Alzio mampir ke supermarket untuk membelikan Qila buah dan sayuran untuk Istrinya itu makan. Tak lupa juga Alzio membelikan beberapa kotak susu hamil untuk Istrinya minum setiap harinya.

"Kamu mau rasa apa Sayang?". Tanya Alzio sembari melihat-lihat berbagai macam brand susu ibu hamil dengan berbagai varian rasa yang tertera di sana.

Sedari tadi, Alzio terus menggenggam tangan Qila dengan erat. Seolah-olah Istrinya itu berniat ingin kabur darinya. Beberapa kali juga Qila melepaskan genggaman tangan itu karena Qila merasa tangannya panas dan sedikit berkeringat dan Suaminya itu langsung memarahinya dan kembali mengeratkan genggaman tangannya.

Qila pun hanya bisa mengela napas sabar atas prilaku Suami tuanya ini. Padahal  sebelumnya Suaminya itu tidak seperti ini saat mereka di supermarket. Sesekali Suaminya menggenggam tangannya dan mengikuti di belakangnya jika ia tidak menggenggam tangannya. Tetapi sekarang, dimulai ia keluar dari mobil hingga sekarang Suaminya itu tidak mau melepaskan tangannya walau hanya sebentar.

"Stroberi". Jawab Qila. Alzio pun langsung mengambil 10 kotak susu ibu hamil dan menaruhnya ke troli belanjaannya yang terdapat buah, sayur, cemilan yang baik untuk ibu hamil, minuman yang baik untuk ibu hamil, beberapa daging dan sereal untuk Istrinya.

"Mas itu kebanyakan". Ucapnya sembari mengambil 1 kotak yang ingin ia letakkan kembali ke tempatnya. Namun dengan cepat Alzio mengambil dan menaruh kembali 1 kotak susu hamil yang di pegang oleh Qila.

"Ini gak kebanyakan sayang, tapi ini cukup. Kamu harus minum susu hamil supaya kandungan kamu sehat". Ucapnya sembari mengelus pipi cabi Qila.

"Tapi gak sebanyak ini juga Sayang, siapa yang mau minum sepuluh kotak susu sebanyak itu. Kamu aja yang minum". Sahut Qila dengan wajah yang terlihat kesal.

"Kamu dong yang minum, lagian ini baik buat kandungan kamu. Nurut ya, Mas pengen yang terbaik buat kamu sama calon anak kita". Ucapnya. Kemudian Alzio mengelus perut Qila terlebih dahulu sebelum ia berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaan nya.

Di parkiran, Alzio selalu memastikan jika Istrinya itu sudah duduk dengan nyaman dengan seatbelt yang terpasang pada tubuh Qila.

Malamnya, seperti biasa sebelum mereka tidur, tepatnya setelah tadarus Al-Qur'an. Kedua pasturi itu saling berpelukan hangat satu sama lain dengan Qila yang selalu bercerita pada Alzio di setiap malamnya. Alzio dengan senang hati mendengarkan Istri kecilnya itu bercerita tentang banyak hal yang random. Terkadang juga Alzio sesekali menimpali ucapan Istrinya dengan candaan yang kadang membuat Qila tertawa atau kesal padanya.

"Kamu tau gak, semalam aku jatuh dari tangga, terus dari situ perut aku nyeri banget. Untungnya dedek bayi gak kenapa-kenapa". Ucap Qila sembari mengelus perutnya yang terdapat calon anaknya di dalam.

"Mas tau dan Mas nyesel banget karena gak nolongin kamu. Mas minta maaf ya soal semalam yang mas bentak-bentak kamu, marahin kamu bahkan mas ngusir kamu. Maaf ya Sayang". Ucap Alzio yang sesekali mencium kening Qila lembut. Dengan tangan yang senantiasa membelai rambut panjang Qila.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang