Chapter 16 : Perkara liptint

42.5K 2.2K 7
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.












Happy Reading

"Duh sumpah capek banget". Keluh Fina yang sudah terbaring telentang dilantai perpustakaan yang sangat bersih itu.

" Sama, gue juga capek. Remuk banget badan gue". Ujar Qila sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

Sehabis mendengarkan ceramah yang sangat panjang tadi. Bu Dewi menghukum mereka berdua membersihkan perpustakaan sekolah yang sangat besar, tentunya dengan hukuman tambahan menyalin beberapa bab buku sastra yang ada di perpustakaan.

"Nih minum". Qila dan Fina menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Chyara yang datang dengan membawa 2 air mineral dingin. Qila yang kehausan pun langsung mengambil minuman yang diberikan Chyara.

" Huwaaa Chyara akhirnya lo dateng juga". Ucap Fina dengan nada yang menangis sambil memeluk pinggang ramping Chyara.

Chyara mendorong pelan kepala Fina dengan jari telunjuknya. "Kan gue udah bilang jangan bolos, lo pada ngeyel sih. Gini kan jadinya". Omel Chyara. Kedua sahabatnya ini benar-benar keras kepala, berkali-kali ia nasehati untuk tidak terlalu sering membolos dan berakhir di hukum seperti ini. Tetapi kedua sahabatnya itu tidak mau mendengarkannya. Padahal mendengarkan materi Guru di kelas tidak lah lama, namun entah kenapa kedua sahabatnya itu sangat tidak betah.

" Habis kalau di kelas suntuk, gue gak tahan". Kata Fina yang melepaskan pelukan nya dari pinggang Chyara.

"Emang ya tuh Guru, tega amat suruh muridnya bersihin perpus segede ini". Tutur Qila dengan nada yang terdengar kesal.

"Salah kalian juga kan, jadi terima aja". Ucap Chyara santai.

"Ehem". Deheman seseorang membuat ketiga sahabat itu mengalihkan atensinya ke sumber suara. Fina segera berdiri saat mengetahui seseorang yang berdehem tadi, sedangkan Qila yang lelah untuk berdiri hanya duduk saja. Sebenarnya sih tidak lelah, hanya saja Ia malas berdiri dan memilih diam di tempat.

"Eh Pak Al, bentar lagi selesai kok Pak". Ujar Fina sambil memukul Qila agar berdiri. "Bangun ogeb". Bisiknya.

"Sakit bego". Kesal Qila saat lengan nya di pukul Fina.

Mendengar umpatan Qila, Alzio langsung menatapnya tajam Qila, berani sekali Istrinya ini berkata kasar. Ingatkan Alzio untuk menghukum Istri kecilnya itu karena berani mengumpat seperti itu.

"Lemah banget lo, buruan berdiri". Ucap Fina sembari membantu Qila berdiri.

Alzio menatap Qila dalam. "Qila ayo pulang". Ajak Alzio. Chyara dan Fina mengerutkan dahi menatap Qila seolah meminta penjelasan. Mereka berdua bingung, mengapa Alzio mengajak Qila pulang?, bukankah jarak rumah Guru dan sahabatnya itu berlawanan arah?.

Qila yang mengerti ekspresi kedua sahabatnya itupun angkat bicara. " Udah, ntar gue jelasin. Gue mau pulang ". Qila berdiri dan mengambil tasnya yang tergeletak begitu saja di lantai perpustakaan. " Duluan ya guys, byee”. Ucap Qila sembari berjalan melambaikan tangannya ke arah Chyara dan juga Fina.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang