"(Name) dimari, ada (Name) jangan lari"
Kisah singkat tentang si gadis brutal yang hidup hanya dengan modal doa dan tekad
Ketika diberi kesempatan baru untuk merubah alur hidupnya menjadi lebih baik, apakah dia sanggup melakukannya? Atau malah menje...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hati-hati sama cowok act of service"
＊*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚＊
"(Name), sedang nonton apa?"
Saat sedang asik menonton siaran langsung dari salah satu aplikasi di handphonenya, Mijin datang membawa dua kopi pesanan mereka dan menaruhnya di meja
"Oh, bukan apa-apa. Aku cuma iseng, siapa tau ada yang menarik" Jawab (Name)
Kini (Name) dan Mijin sedang hangout berdua di kafe. Ah, bukan hangout sih. Lebih tepatnya (Name) menemani Mijin menunggu kedatangan Zin, dua orang itu punya janji tersendiri
"Tidak biasanya kau melihat yang seperti itu, kau mulai tertarik melakukan siaran?"
"Ih enggak lah, lagipula apa yang ingin ku tunjukkan pada penonton? Cara berbicara kasar yang baik dan benar?"
Satu-satunya keahlian yang bisa (Name) banggakan ya cuma itu. Ngomong kasar
"Lagian di kelas kita kan sudah memiliki Haneul, Yui, bahkan Hyundo yang berbakat di bidang ini. Untuk apa aku ikutan, lebih baik nonton bang Windah"
Mijin tertawa pelan, reaksi (Name) selalu bisa membuatnya tertawa. Meski terkadang dia tidak mengerti sebagian ucapan (Name)
"Ngomong-ngomong tubuh mu bagaimana? Sudah tak sakit lagi?" Tanya Mijin khawatir
Kenapa Mijin bisa tau? (Name) yang menelfonnya malam-malam sambil menangis, mengeluh tentang pinggangnya yang terasa seperti ditusuk
Muka remaja, pinggang lansia
"Iya, sekarang sudah mendingan kok. Makasih yah udah jadi tempat ngeluh ku saat sakit pinggang" (Name) mengacungkan jempol
"Oh! Liat nih hahahaha! Sekarang anak ini benar-benar mirip seperti Lim Seulgi" Seru (Name) tertawa lumayan kencang melihat Hyungseok sedang siaran di Kwitch
"Eh? Bukankah dia teman satu rumah Hyungseok yang memiliki nama sama?" Tanya Mijin ikut melihat siaran di handphone (Name)
"A-ah, i-iya... Maksudnya dia"
Hampir saja, (Name) harus mulai mengontrol mulutnya yang sembarangan ngomong
"Aku mau sedikit iseng ah~" (Name) mencari kontak Hyungseok lalu menekan tombol telefon tanpa ragu
Sedangkan di sisi lain, Hyungseok yang sedang melakukan sesi curhat bersama para penontonnya sempat terdiam sebentar menyadari handphone yang ia taruh di sebelah komputer tiba-tiba berbunyi
"(Name)?" Tanyanya begitu melihat nama yang tertera di layar
Tidak biasanya (Name) menelfon Hyungseok, biasanya jika membutuhkan sesuatu gadis itu akan langsung datang kerumahnya. Jadi karna takut ada hal mendesak, Hyungseok mengangkat panggilan (Name)
