Rian melirik ke arah pintu ruangannya. Sosok gadis yang membuat semuanya kacau ini akhirnya datang juga. Rian sampai tidak bisa tidur, karena melihat banyaknya berita soal dirinya yang menikah diam-diam dengan model cantik bernama Ayana. Dan, lebih parahnya lagi Al ikut tersangkut dalam berita sampah itu.
Rasanya Rian tidak bisa tinggal diam begitu saja. Apalagi Ayana juga belum memberikan klarifikasi kepada media soal kesalahpahaman yang terjadi waktu itu. Sehingga, wartawan masih terus mengusik hidup Rian.
"Silahkan duduk," ucap dingin Rian.
Tanpa berbasa-basi lagi, Rian akan mulai membicarakan inti dari semua masalah ini. Rian sudah teramat pusing dengan Al yang terus merengek ingin bertemu Ayana. Sampai detik ini Al masih menganggap Ayana sebagai ibunya. Karena memang Rian belum pernah menjelaskan jika Tasya sudah tiada. Rian rasa waktunya masih belum tepat untuk memberitahu anak berusia tiga tahun itu.
"Saya sengaja meminta kamu ke kantor saya untuk membicarakan berita sampah yang ada di media. Seharusnya, kamu segera membuat klarifikasi," Rian menyudutkan Ayana, padahal semua bermula karena tingkah dari putra satu-satunya lelaki itu.
Tentu Ayana langsung melotot, tak terima dengan perkataan Rian. Pasalnya, Ayana menyetujui permintaan Rian untuk datang, karena Ayana ingin meminta pertanggung jawaban atas semua berita yang membuat karier Ayana terancam hancur.
Namun, Rian malah menyalahkan Ayana. Seolah-olah Ayana adalah penyebab kerusakan ketenangan hidup duda tampan itu. Ayana yang awalnya tertarik dengan Rian, kini harus mulai memikirkan kembali. Ternyata fisik yang terlihat sempurna, berbeda jauh dengan sifat Rian. Belum sampai lima menit berbicara dengan Rian, Ayana sudah terbawa emosi.
"Kenapa aku yang harus buat klarifikasi? Kan anak kamu yang bikin orang salah paham. Asal kamu tahu ya, karier aku juga bisa hancur gara-gara masalah ini. Sekarang, orang-orang mikir aku udah punya anak. Gimana terus solusinya? Memangnya kamu pikir dengan klarifikasi aja cukup gitu," ucap Ayana yang mulai mengomel panjang lebar.
Rian sampai menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gadis di depannya. Ternyata Ayana yang terlihat ramah dan anggun, aslinya seperti saat ini. Tidak ada bedanya dengan ibu-ibu lainnya yang suka mengomel tidak jelas.
"Apa susahnya bilang ke media kalau kita tidak saling kenal dan kamu bukan ibu dari Al. Wajahmu memang mirip dengan mendiang istri saya, tetapi jelas sifatmu berbeda sekali. Mungkin kalau Al sudah paham, dia bisa membedakan kalau kamu bukan ibunya," ucap Rian yang malah menghina Ayana.
Sudah jelas-jelas anak kecil tidak bisa berbohong. Anak kecil sangat polos dan tahu mana wanita yang baik, sehingga merasa nyaman dengan Ayana sejak pertemuan pertama. Bahkan mbok Asih yang menjaga Al juga memberikan keluhan Al tidak mau makan, sebelum bertemu dengan Ayana.
Rian yang tidak mau ambil pusing, meminta mbok Asih untuk berusaha membujuk Al dulu. Apabila sudah sangat terdesak sekali, baru Rian meminta gadis di hadapannya ini untuk bertemu sebentar dengan Al. Namun, setelahnya Rian tak mau ada urusan lagi dengan Ayana.
Mata Ayana mengisyaratkan kekesalan. "Aku enggak akan bilang apa-apa ke media, karena itu akan buat image aku semakin buruk di depan publik. Terserah kamu mau anggap aku apa. Kalau kamu mau, kamu yang klarifikasi aja sendiri."
Rian mengernyitkan dahinya. "Kamu sudah gila ya? Saya bukan artis seperti kamu yang biasa berbicara di depan banyak wartawan. Sejak kemarin kantor dan rumah saya diteror terus. Itu saja sudah membuat kepala saya hampir pecah. Terus, kamu dengan mudahnya berbicara seperti ini?"
Ayana langsung memutar bola matanya jengah. Bukan hanya kesal saja, tetapi rasanya Ayana hanya membuang-buang waktu berbicara dengan Rian. Ternyata Rian sama egoisnya dengan Ayana dan sulit untuk diajak bekerja sama. Ayana merasa tidak salah, jadi gadis itu bersikap seolah tidak peduli.
"Oh saya tahu, kamu senang kan berita ini bermunculan. Setidaknya, berita ini menutup berita-berita buruk kamu sebelumnya yang menjadi istri kedua, istri simpanan, atau apa lah itu," lanjut Rian yang cukup menyinggung Ayana.
"Tolong, jaga bicara kamu Rian Dewangga. Aku bukan model yang memanfaatkan situasi seperti ini," balas Ayana dengan menekankan setiap kata nama Rian. Ayana juga baru tahu nama lelaki di hadapannya itu, setelah membaca papan nama yang ada di meja kerja Rian.
"Terus apa? Kamu mau lari dari masalah ini bukan? Dan, satu lagi Ayana, kamu membuat Al jadi ingin terus bertemu dengan kamu. Kemarin kamu apa kan anak saya?" tanya Rian.
"Hah? Jangan nuduh sembarangan! Anak kecil tahu mana cewek yang baik kayak aku. Lagian, aneh banget anak kamu manggil aku mommy. Wartawan kan jadi ada bahan buat bikin berita yang aneh-aneh tentang aku."
"Sudah saya bilang, wajah kamu mirip dengan mendiang istri saya," jawab Rian datar.
"Kalau gitu, sekalian aja aku jadi istri kamu beneran. Setidaknya, kamu bisa buat Al senang memiliki ibu sambung. Dan, aku bisa mengembalikan image aku lagi seperti dulu. Mungkin sedikit drama keluarga yang harmonis untuk menutup berita buruk tentang aku di luaran saja. Saling menguntungkan, bukan?" ucap Ayana asal bicara dengan senyumnya yang lebar. Padahal Ayana belum memikirkan ide itu matang-matang.
Rian menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan gadis yang duduk manis di depannya itu. "Benar kan apa yang saya bilang, kamu memang memanfaatkan situasi ini. Saya tidak mau mengorbankan Al dan menikah dengan kamu. Pokoknya, saya mau kamu selesaikan semuanya, atau saya akan tuntut kamu ke jalur hukum."
"Kayaknya kamu salah kalau nuntut aku, karena atas dasar apa? Kalau aku bilang ke media kita akan segera menikah, kamu bisa apa? Lagian, Al bukan menjadi korban, karena aku jamin dia akan senang dengan kehadiran aku," jawab Ayana dengan penuh percaya diri, membuat Rian geram.
"Saya tidak akan mungkin menika-" balas Rian yang terpotong oleh suara pesan dari ponsel lelaki itu.
Buru-buru Rian mengecek isi pesan dari mbok Asih. Rian memang sejak tadi berkomunikasi dengan baby sister anaknya itu. Karena Al terus saja merengek ingin bertemu Ayana. Padahal Ayana tak sebaik yang Al pikirkan. Terlalu banyak kekurangan yang membuat Rian sampai geleng-geleng kepala. Bukan hanya sombong dan berbicara asal saja, tetapi Ayana jauh lebih menyebalkan dari Rian.
"Badan Den Al panas sekali, mbok jadi bingung. Dari tadi Den Al terus manggil mommynya. Den Al juga belum mau makan," Rian membaca pesan dari mbok Asih.
BRAKKK!!
Rian menggebrak meja secara tiba-tiba, membuat Ayana kaget. Bahkan tangan Rian mengepal kuat setelah membaca pesan dari mbok Asih. Betapa khawatirnya Rian pada kondiai Al. Harta satu-satunya yang paling berharga bagi Rian tentu hanya Al. Semenjak Tasya tiada, Rian sudah berjanji akan menjaga selalu Al. Apapun akan Rian lakukan untuk Al, termasuk menikah dengan Ayana.
"Okay, saya setuju kita menikah. Besok keinginanmu itu akan terwujud," ucap dingin Rian.
"Besok? Maksudnya?" Ayana sampai melotot. Betapa terkejutnya Ayana yang hanya berbicara asal, lalu disetujui begitu saja oleh Rian.
"Sudah, jangan banyak bicara lagi! Al sakit, dia butuh kamu," Rian menarik paksa tangan Ayana dan membawa gadis itu pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY SEXY DUDA
RomanceAyana dan Rian terpaksa menikah. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ayana butuh bantuan Rian untuk mengembalikan eksistensinya sebagai model. Sedangkan, Rian butuh peran Ayana sebagai ibu sambung putranya. Segala tangis, tawa, kebahagiaan, ke...