Setelah mendengarkan ceramah panjang Rian di dalam mobil, Ayana saat ini sudah berada di depan villa. Ayana keluar dari dalam mobil masih dengan bantuan Rian. Dengan hati-hati Rian kembali menggendong tubuh Ayana. Laki-laki itu tampak tidak keberatan sama sekali membawa tubuh Ayana hingga ke dalam kamar villa.
Ayana yang sudah berada di atas kasur, masih meringis kesakitan saat kakinya ditekan oleh tangan Rian. Matanya hampir mengeluarkan tangisan, karena terasa sakit sekali. Ayana masih takut jika kakinya tidak bisa kembali lagi seperti semula. Apalagi setelah honeymoon di Bali, Ayana masih ada beberapa pemotretan yang kontraknya sudah gadis itu tanda tangani.
"Gimana kaki kamu? Masih sakit sekali?" tanya Rian.
"Iya, masih sakit. Enggak tahu kenapa kalau ditekan pelan aja, kaki aku udah kerasa banget sakitnya."
"Kaki kamu sepertinya keseleo, Ay. Harus saya urut biar sembuh."
Ayana langsung menggelengkan cepat kepalanya. Waktu kaki Ayana pertama kali cedera, Ayana sudah pernah diurut oleh tukang pijat langganan bundanya. Alhasil, memang langsung sembuh. Tapi, sakitnya benar-benar berkali-kali lipat, membuat Ayana berteriak dan menangis.
Lalu, saat ini Rian malah mau memijat kaki Ayana. Membayangkan kejadian waktu dipijat dulu saja sudah membuat Ayana bergidik ngeri. Padahal tukang pijat pilihan bundanya itu sudah berpengalaman. Berbeda sekali dengan laki-laki yang duduk di dekatnya ini.
"Enggak mau! Nanti, malah salah urat yang ada makin sakit kaki aku."
"Percaya sama saya, Ay? Saya bisa kalau cuma mengurut kaki yang keseleo. Saya pernah mengurut tangan mami dan hasilnya langsung sembuh. Kamu tidak perlu takut."
Ayana melotot dan masih tetap menggelengkan kepalanya. Yang jelas perempuan itu tidak percaya dengan ucapan Rian. Ayana malah memiliki prasangka buruk, Rian akan membuat kakinya semakin sakit.
"Omongan kamu sulit untuk dipercaya. Paling kalau enggak mau ngerjain aku, kamu mau buat kaki aku tambah sakit. Udah, ketebak deh!"
"Kenapa kepala kamu isinya pikiran negatif semua? Kamu pikir saya setega itu sama kamu?"
"Ya, habisnya kamu itu jahil banget. Suka aneh-aneh, bikin aku emosi."
"Kali ini saya janji enggak berbuat yang aneh-aneh sama kaki kamu."
Dan seakan percaya dengan ucapan Rian, Ayana akhirnya menganggukkan kepalanya. Tangannya yang awalnya menutupi kakinya yang sakit karena takut dipijat, saat ini Ayana sudah tidak menghalangi kakinya lagi. Ayana mempersilahkan Rian mengobati kakinya. Karena sejak di mobil Rian juga sudah menawarkan Ayana untuk dibawa ke dokter, tetapi Ayana yang takut lagi-lagi menolak. Terkadang Ayana memiliki bayangan tersendiri dan rasa panik yang berlebihan.
"Kamu bawa minyak oles enggak?" tanya Rian.
"Ada di dalam koper aku."
Mata Ayana menangkap sosok laki-laki yang sudah menjadi suaminya dengan cekatan langsung menuju ke koper, Rian mengambil minyak untuk dioleskan di kaki Ayana. Kemudian, Rian kembali duduk tepat di samping kaki Ayana. Paha Rian menopang kaki Ayana yang sakit.
"Pelan-pelan aja," pinta Ayana dengan raut wajah penuh ketakutan.
"Kalau pelan-pelan, enggak bakalan sembuh kaki kamu. Sudah, kamu tenang saja, Ay. Cengkram kuat lengan saya, kalau kamu merasa sakit."
Tanpa berkata-kata lagi, Ayana langsung mengulurkan tangannya untuk memegangi lengan kekar Rian. Ayana benar-benar sudah pasrah dan berharap Rian tidak membuat kakinya semakin sakit.
Tidak berselang lama, Ayana mulai merasakan tangan Rian yang memijat kakinya. Rasanya begitu sakit hingga Ayana mencengkram kuat lengan Rian. Ayana ingin meminta Rian untuk berhenti saja. Tetapi, Rian begitu fokus memijat, membuat Ayana takut jika mengganggu malah kakinya yang akan menjadi korban.
"Awww...! Bagian itu sakit banget, Rian!" teriak Ayana.
"Tahan bentar, Ay," jawab Rian yang membuat Ayana tidak bisa sabar.
Ayana semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Rian. Saat kaki Ayana ditekan dengan kuat oleh Rian, Ayana tidak ada hentinya menjerit. Bahkan air mata keluar membasahi pipi Ayana. Melihat Ayana yang kesakitan seperti ini nampaknya Rian tidak tega.
"Jangan nangis! Bentar lagi selesai, Ay."
"Sakit banget! Jangan ditekan-tekan terus!"
Meskipun, Ayana meringis kesakitan sambil menarik-narik pakaian Rian itu tidak membuat Rian berhenti memijat kaki Ayana. Setelah melemparkan tatapan teduh untuk menenangkan Ayana sejenak, laki-laki itu kembali membuat Ayana berteriak kencang. Apalagi saat Ayana merasakan pijatan Rian kuat sekali kali ini. Sakitnya jauh berbeda dibandingkan yang tadi.
"AWWWWWW....! SAKIT RIAN.....!"
Teriakan Ayana mengakhiri pijatan Rian. Kaki Ayana yang salah urat sudah berhasil Rian benarkan. Ternyata Rian jago juga memijat, Ayana kira Rian hanya asal. Ayana merasakan kakinya sudah jauh lebih baik. Saat digerakkan tidak sakit lagi, meskipun sakitnya belum hilang sepenuhnya karena baru saja Rian selesai memijat.
"Sudah selesai, Ay. Saya rasa kamu sudah bisa jalan, kamu coba dulu sekarang."
Ayana sedikit ragu untuk mengikuti ucapan Rian. Tetapi, Ayana mulai mencoba berdiri tanpa meminta bantuan Rian. Gadis itu ternyata bisa berdiri lagi seperti semula. Dan, saat mencoba untuk berjalan, Ayana juga bisa melakukannya. Ayana langsung tersenyum. Bola matanya mengarah pada Rian.
Dengan cepat Ayana memeluk Rian. Ayana yang terlalu senang begitu saja jatuh pada pelukan suaminya. Awalnya, laki-laki itu kaget dengan tindakan tiba-tiba Ayana. Namun, setelahnya Ayana merasakan Rian yang membalas pelukan gadis itu. Punggung Ayana diusap-usap lembut oleh Rian. Sampai akhirnya Ayana mulai melepas pelukannya. Ayana kembali duduk di atas kasur.
"Makasih ya, kaki aku udah jauh lebih mendingan dari pada tadi."
Ayana tersenyum, membuat Rian juga membalas senyuman manis Ayana. Tak disangka, Rian kali ini benar-benar menepati janjinya kepada Ayana.
"Dulu kamu sebelum punya perusahaan sendiri, sempat jadi tukang urut ya?" tanya Ayana.
Sontak usai Ayana bertanya, Rian langsung tertawa kecil. Tangan Rian mengusap air mata Ayana yang sempat berjatuhan. Ayana juga merasakan Rian yang menyelipkan anak rambut Ayana ke belakang telinga.
"Saya enggak pernah jadi tukang urut. Dulu mami tangannya sering keseleo, jadi saya mencoba belajar memijat supaya bisa mengobati sendiri. Mami tuh sama kayak kamu, paling takut kalau dengar omongan dokter."
"Karena dalam pikiran kita udah berekspektasi lain, jadi ketakutan itu wajar."
Ayana yang menjawab seperti itu membuat Rian hanya bisa geleng-geleng kepala. Laki-laki itu mengacak-ngacak rambut Ayana. Lalu, mengecup kening Ayana, membuat gadis itu terdiam beberapa saat. Mata Ayana hanya memperhatikan Rian yang beranjak dari ranjang.
"Udah, saya mau ambilin kamu baju dulu. Enggak mungkin kamu nyaman tidur pakai dress seperti itu."
Usai kalimat itu keluar dari mulut Rian, Ayana merasakan ada yang salah dengan jantungnya. Ayana sadar jika jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Hari ini Rian sukses membuat Ayana salah tingkah. Setelah tatapan khawatir tadi, Rian memberikan perhatian yang membuat Ayana tidak bisa lagi berkata apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY SEXY DUDA
RomanceAyana dan Rian terpaksa menikah. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ayana butuh bantuan Rian untuk mengembalikan eksistensinya sebagai model. Sedangkan, Rian butuh peran Ayana sebagai ibu sambung putranya. Segala tangis, tawa, kebahagiaan, ke...