Perasaan Ayana jadi tidak enak saat melihat Clara datang ke rumahnya. Ayana tidak mengerti kenapa tiba-tiba sekretaris suaminya datang malam-malam begini. Padahal Rian saja belum pulang kerja. Lalu, Clara mau mencari siapa ke sini. Ayana pikir pasti ingin menemui Rian.
Namun, aneh sekali jika perempuan itu mencari di luar jam kantor. Sepertinya Clara ada maksud lain yang membuat Ayana jadi penasaran. Ayana yang tadinya sempat malas, akhirnya mau juga menemui Clara.
Setibanya di ruang tamu, Ayana melihat Clara yang sudah duduk di sana sambil tersenyum manis. Perempuan itu membuat Ayana merasa mual. Bukan hanya genit saja, tetapi Clara juga terlalu percaya diri sekali. Sudah jelas-jelas Ayana tidak suka pada Clara, masih saja mencoba manis di depan Ayana.
"Ada perlu apa kamu ke sini? Suami saya belum pulang kantor," ucap Ayana dengan nada ketus.
"Saya ke sini bukan mencari Rian. Justru saya mencarimu, Ayana," Clara berbicara dengan langsung menyebut nama.
Ayana lumayan terkejut mendengarnya. Jujur saja, Ayana tidak gila hormat. Meski, Ayana istri dari atasan Clara di kantor. Tetapi, Ayana tetap merasa Clara tidak sopan. Apalagi Ayana tidak menganggap perempuan itu sebagai teman. Melihat saja rasanya Ayana malas sekali.
Semenjak Ayana memergoki Clara yang genit dengan suaminya, Ayana memasukkan Clara ke dalam daftar perempuan penggoda. Sudah pasti perempuan seperti Clara harus Ayana curigai selalu. Ayana tidak bisa biarkan begitu saja.
"Langsung pada intinya saja, waktu saya tidak banyak. Saya harus menyiapkan makan malam untuk suami dan anak saya. Jadi, kalau tidak ada yang penting, lebih baik kamu pulang," Ayana menatap tidak suka Clara.
Awalnya penasaran dengan apa yang ingin Clara bicarakan, namun lama-lama Ayana malas sendiri menghadapi Clara. Terlebih saat Ayana menjawab ucapan Clara, perempuan itu bisa-bisanya malah tertawa kecil. Padahal Ayana merasa ucapannya bukan lelucon, melainkan sebuah usiran.
"Ternyata kamu ibu rumah tangga yang baik. Aku pikir kamu perempuan yang Rian dapat dari kelab malam," Clara menyeringai.
"Apa maksud kamu berbicara seperti itu?" nada bicara Ayana mulai meninggi. Ayana benar-benar tidak mengerti dengan perempuan yang duduk di seberangnya itu.
"Oh, jadi kamu enggak tahu maksud aku apa? Mau aku jelasin seberapa brengseknya suami kamu yang udah ambil keperawanan aku?" Clara membalas Ayana dengan nada yang tak kalah tingginya.
"Jaga bicara kamu, Clara! Kamu pikir aku percaya sama omong kosong kamu barusan?" Ayana tersulut emosi, meski Ayana kaget mendengar ucapan Clara soal Rian.
Perempuan itu kembali menertawai Ayana. Saat ini Clara benar-benar mencari masalah dengan Ayana. Sama sekali Ayana tidak percaya dengan apa yang barusan didengar. Ayana yakin Rian tidak seperti itu.
Untuk membuat Rian melupakan Tasya saja, Ayana butuh usaha keras. Mana mungkin Rian berselingkuh, apalagi dengan perempuan yang bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Ayana.
"Kenapa aku harus jaga bicara aku? Justru aku ngomong fakta yang sebenarnya. Suami kamu itu brengsek. Dia udah rusak masa depan aku. Gara-gara dia aku jadi batal nikah," jelas Clara.
"Kamu perempuan gila!" Ayana geleng-geleng kepala.
Rasanya Ayana benar-benar dibuat mendidih oleh Clara. Ayana masih tidak mengerti dengan apa yang Clara bilang barusan. Kalau memang itu benar terjadi, harusnya Clara malu membongkar aibnya sendiri di depan Ayana.
Lagi pula, kenapa Clara tiba-tiba datang dan menjelaskan semuanya? Perempuan itu meminta pertanggung jawaban apa dari Rian? Bahkan bukti Rian memang pernah tidur dengan Clara saja tidak ada. Lalu, bagaimana caranya Ayana biasa percaya dengan mulut perempuan genit itu. Yang ada Ayana malah kesal karena Clara seperti sengaja mencari keributan di sini.
"Suami kamu yang gila! Asal kamu tahu ya, aku salah satu perempuan yang pernah ditidurin sama Rian. Dia cari kesempatan di saat aku mabuk, benar-benar cowok brengsek," umpat Clara.
"Mana buktinya kalau kamu pernah tidur sama Rian? Kalau kamu cuma mau mengada-ngada untuk bikin rumah tangga aku retak, kamu kayaknya salah tempat. Aku enggak sebodoh itu bisa percaya sama cerita karangan kamu. Mending kamu pergi dari rumah aku," Ayana melotot kesal.
Lelah rasanya seharian mengurus rumah dan juga Al. Belum lagi Ayana harus memasak untuk makan malam. Ditambah Ayana yang terkadang masih mual-mual di pagi hari. Lengkap sudah semua kesibukan Ayana. Tidak ada waktu bagi Ayana menghadapi perempuan tidak waras seperti Clara.
"Kamu ngusir aku? Harusnya kamu berterima kasih, karena aku kasih tahu sifat asli suami kamu. Memang aku enggak ada bukti, tapi-"
Ucapan Clara terhenti ketika tiba-tiba Rian masuk ke dalam rumah. Bukan hanya Rian saja, bahkan Davin juga datang ke rumah Ayana. Melihat Rian dan Davin, Ayana langsung memberikan tatapan bingung. Apalagi Davin menarik tangan Clara, membuat Ayana semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Tampak Clara yang langsung melotot marah, berusaha melepaskan cekalan tangan Davin.
"Ngapain lo tarik-tarik tangan gue? Lo enggak ada bedanya sama Rian. Sama-sama brengsek lo berdua!" teriak kesal Clara.
"Enggak usah malu-maluin diri lo di sini, Ra. Ikut gue sekarang!" perintah Davin yang Clara tolak.
"Yan, sebenarnya ini ada apa?" tanya Ayana yang berganti menatap Rian.
"Enggak ada apa-apa, Ay. Clara ini cewek gue," ucap Davin yang sekarang ini malah menggendong paksa Clara.
"Gue bukan cewek lo, brengsek!" umpat Clara, sambil memukul-mukul punggung Davin.
Sekarang ini Davin dengan santainya menggendong Clara. Meski, Clara terus memberontak. Laki-laki itu tersenyum sebentar ke arah Ayana, lalu keluar dari dalam rumah ini. Ayana cuma memberikan tatapan bingung, tanpa bertanya-tanya lagi.
Sedangkan, Rian seolah-olah menganggap kejadian barusan bukan masalah. Padahal Ayana sedang penasaran sekali. Kalau memang Clara itu pacar Davin, kenapa perempuan itu harus mengada-ngada dengan bilang pernah tidur dengan Rian.
Kepala Ayana jadi pusing memikirkan itu. Ayana cuma memandang ke arah luar saja, saat mobil Davin sudah meninggalkan halaman rumah. Setelah Davin dan Clara pergi, fokus Ayana kembali beralih pada Rian.
"Yan," panggil Ayana.
"Nanti aja jelasinnya, Ay," Rian mengerti tatapan Ayana yang penuh tanda tanya.
"Kenapa harus nanti? Tinggal jelasin sekarang aja, apa susahnya? Kamu bikin aku makin penasaran," desak Ayana.
"Intinya yang Clara omongin tadi cuma omong kosong. Aku enggak pernah tidur sama dia. Nanti, aku jelasin lengkapnya lagi, Ay. Lengket banget badan aku, mau mandi dulu ya," Rian mengecup kening Ayana.
Laki-laki itu tidak peduli Davin mau membawa Clara kemana. Yang paling terpenting Rian sudah tahu bahwa bukan Rian yang melakukan itu semua.
"Rian! Kamu kebiasaan bikin aku penasaran," Ayana mendengus kesal.
"Penasarannya disimpan dulu, sampai aku selesai mandi," Rian tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY SEXY DUDA
RomanceAyana dan Rian terpaksa menikah. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ayana butuh bantuan Rian untuk mengembalikan eksistensinya sebagai model. Sedangkan, Rian butuh peran Ayana sebagai ibu sambung putranya. Segala tangis, tawa, kebahagiaan, ke...