Ayana duduk manis di sebuah restoran, sambil mengecek notifikasi ponselnya berulang kali. Sudah lebih dari satu jam, Ayana berada di restoran ini. Tetapi, Rian masih juga belum terlihat. Ayana jadi semakin kesal.
Setelah lelah pemotretan, Ayana ingin segera pulang. Ayana juga belum menjemput Al di rumah bundanya, padahal ini sudah malam. Tadinya, Ayana pikir pemotretan tidak akan selesai selama ini. Cuma karena baju yang digunakan tiba-tiba rusak, terpaksa Ayana harus menunggu gantinya dulu. Karena pemotretan yang sudah terjadwal, tidak bisa dibatakkan begitu saja.
"Rian, kemana sih?" gumam Ayana dengan sendirinya.
Ayana masih menunggu Rian yang janji mau menjemput perempuan itu di restoran ini. Jarak dari studio dengan restoran tempat Ayana menunggu memang dekat. Dari pada Ayana sendirian di studio, lebih baik Ayana ke restoran ini.
Namun, Ayana justru seperti orang gila, karena berada di situ sendirian. Makanan yang Ayana pesan sudah habis, Ayana sampai memesan lagi. Lama-lama Ayana bisa kekenyangan, jika menunggu Rian.
Ayana memutuskan untuk beranjak dari posisinya. Berlama-lama di dalam dan dilihat terus menerus oleh pegawai restoran itu, membuat Ayana merasa tidak nyaman. Ayana memilih melangkahkan kakinya menuju kursi taman yang jaraknya lumayan dekat dari situ.
Kalau mobil Rian terparkir di restoran itu, setidaknya Ayana bisa tahu. Ayana yang sudah duduk di kursi itu mulai kembali mengecek ponselnya. Berulang kali Ayana mencoba menghubungi Rian. Tetapi, masih tidak ada jawaban juga dari suaminya.
Ayana malah melihat ada pesan masuk dari seseorang yang sudah lama tidak berkomunikasi dengan Ayana. Tiba-tiba Rey mengirimkan pesan, membuat Ayana mengernyitkan dahinya. Ayana tidak tahu harus menanggapi apa.
Rey : Ay, gimana kabar lo?
Me : Kabar aku baik-baik aja.
Rey : Syukurlah, Ay. Gue baru denger kita ada satu kerjaan bareng lagi, enggak sabar...
Ayana memandang tidak suka jawaban Rey, setelah Ayana menjawab pesan basa-basi itu. Tangan Ayana memilih menggeser pesan notifikasi dari Rey. Ayana mengabaikannya begitu saja.
Sampai Ayana kembali merasakan ponsel di dalam tasnya bergetar. Ayana kembali mengecek ponselnya. Kali ini yang Ayana tunggu-tunggu akhirnya memberikan kabar. Rian mengirimkan sebuah pesan, membuat Ayana semakin tidak peduli pada pesan dari Rey.
Suami mesum : Ay, kamu dimana? Aku udah satu jam di Resto Jepang. Dari tadi aku nungguin kamu. Di sini enggak ada sinyal, Ay. Aku baru jalan keluar sebentar, baru nemu sinyal lagi. Aneh banget restonya.
Ketika sedang serius membaca pesan Rian, Ayana seketika menyadari jika suaminya benar-benar gila. Ayana sampai menepuk jidatnya sendiri. Perempuan itu saat ini berada di Resto India. Sementara, suaminya malah menunggu di Resto Jepang. Pantas saja sejak tadi Ayana menunggu, Rian tidak datang-datang. Ayana benar-benar tidak habis pikir.
Ayana tidak menjawab pesan Rian. Langsung saja Ayana menelpon suaminya. Satu kali panggilan dari Ayana tidak terjawab. Ayana mencoba untuk kedua kalinya, hingga panggilan tersambung.
"Aku di Resto India, Rian! Kamu ngapain ke Resto Jepang?" ucap Ayana dengan nada kesal.
"Sorry, aku salah tempat. Kamu udah nunggu lama di situ?"
"Udah, satu jam. Kamu buruan ke sini atau aku pulang naik taksi aja?" ancam Ayana.
"Wait, Ay! Aku ke sana sekarang, kamu kirim lokasinya sekarang juga, biar enggak salah lagi."
"Oke. Aku tunggu di sini. Enggak usah ngebut-ngebut nyetir mobilnya."
Setelah Ayana mengucapkan itu, Rian lebih dulu memutuskan sambungan telepon. Ayana hanya bisa menghembuskan napas dalam. Kembali Ayana duduk terdiam di kursi itu.
Sesekali Ayana berdiri dan berjalan-jalan mengelilingi kursi itu karena bosan. Ayana tidak peduli dengan orang lain yang memandang aneh ke arah Ayana. Beruntungnya Ayana memakai masker saat ini. Jadi, tidak semua orang bisa mengenali Ayana.
Ayana menyibukkan dirinya kembali dengan benda persegi panjang itu. Beberapa postingan foto di akun Ayana mendapat banyak komentar. Terutama foto Ayana bersama Rian. Banyak orang yang memuji Rian tampan. Ayana bahkan sempat membaca salah satu komentar yang menyebutkan Ayana beruntung, karena mendapatkan suami tampan dan mapan.
Tetapi, mereka tidak tahu saja, apa yang sebenarnya terjadi. Di balik wajah tampan Rian, ada sikap menyebalkan yang sulit untuk dihilangkan. Belum lagi kegilaan Rian, seperti saat ini.
Ayana yang mulai malas membaca komentar-komentar di akunnya, memilih menutup ponselnya. Perempuan itu kembali diam, menunggu Rian. Hingga, kurang lebih lima belas menit menunggu, mobil Rian akhirnya terlihat. Mobil itu tepat parkir di tempat Ayana menunggu. Ayana langsung masuk ke dalam mobil, setelah menghentakkan kakinya kesal.
"Kamu benar-benar gila!" Ayana menatap kesal ke arah Rian.
Laki-laki itu malah tertawa kecil mendapati istrinya yang marah. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun dari wajah Rian. Padahal Ayana langsung masuk dan mengomel. Ayana kesal sekali, karena Rian salah tempat.
"Aku beneran enggak sengaja, Ay. Kirain Resto Jepang yang biasa kita makan bento di situ."
"Makanya, kamu lihat dulu chat dari aku. Jangan main langsung ke sana aja! Sia-sia aku nungguin kamu satu jam di situ."
"Aku juga nungguin kamu satu jam di sana, Ay. Anggap aja kita lagi dinner bareng."
"Mana ada dinner bareng, tapi beda tempat? Jangan ngarang, deh!"
Ayana memandang lurus ke arah jalanan, saat mobil Rian sudah mulai melaju. Perempuan itu cuma melirik Rian sekilas dengan tatapan kesalnya. Bisa dilihatnya, Rian yang tertawa kecil. Memang Rian selalu saja begitu. Terkadang Ayana bingung, karena Rian sulit untuk diajak berbicara serius. Selalu ada saja tingkahnya yang membuat Ayana ingin berteriak, saking kesalnya.
"Aku bercanda, Ay. Kamu serius banget, sih! Udah, jangan marah lagi, Ay."
Suara Rian terdengar, bersamaan dengan satu tangan laki-laki itu yang mengelus lembut rambut Ayana. Tindakan Rian cukup menyita perhatian Ayana. Tetapi, Ayana tidak langsung begitu saja memaafkan suaminya.
"Gimana bisa enggak marah, kalau kelakuan kamu kayak gitu? Setidaknya, kamu ngabarin aku," Ayana kembali mengomel.
"Di sana enggak ada sinyal, Ay. Telpon kamu aja baru masuk tadi," Rian membela diri.
"Mana mungkin enggak ada sinyal? Orang biasanya kita juga makan di situ. Kamu cuma alasan aja. Atau jangan-jangan, kamu habis mampir ke tempat lain, terus lupa kalau ada janji jemput aku?" tuduh Ayana dengan tatapan curiga.
Alis Rian langsung bertaut. Ini kebiasaan dari seorang wanita yang membuat Rian geleng-geleng kepala. Ada saja tuduhan yang dilontarkan. Padahal Rian sudah jujur pada Ayana.
"Sumpah! Aku enggak mampir kemana-mana, Ay. Emang enggak ada sinyal, aku juga bingung kenapa bisa gitu."
"Awas aja ya, kalau aku tahu kamu bohong!" ancam Ayana dengan tatapan galak.
Setelah Ayana mengeluarkan kalimat andalannya itu, Rian bergidik ngeri melihatnya. Laki-laki itu seperti suami-suami yang takut pada istrinya. Padahal, Ayana tidak akan berbuat apa-apa juga. Paling cuma menendang Rian, supaya tidur di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY SEXY DUDA
RomanceAyana dan Rian terpaksa menikah. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ayana butuh bantuan Rian untuk mengembalikan eksistensinya sebagai model. Sedangkan, Rian butuh peran Ayana sebagai ibu sambung putranya. Segala tangis, tawa, kebahagiaan, ke...