71. ONE NIGHT STAND

21.8K 759 1
                                    

Rian tertawa kecil saat mendengar Ayana mengomel melalui sambungan telepon. Perempuan itu selalu kesal saat tahu Rian lupa membawa bekal dari rumah. Rian sudah seperti anak kecil yang berangkat harus membawa bekal dulu. Ketika lupa, sang ibu pasti memarahi. Namun, bedanya ini bukan mami Rian, melainkan istrinya.

Sebelum menikah lagi, Rian tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini. Makan di luar atau telat makan, Rian sudah sering lakukan. Awalnya biasa saja, lama-lama terkena maag juga. Tetapi, sekarang sudah tidak lagi berkat Ayana.

Satu hal yang harus Rian syukuri, laki-laki itu memiliki perempuan hebat yang memperhatikannya dan Al. Bahkan menerima segala kekurangan Rian. Keputusan Rian untuk melupakan Tasya dan memulai semuanya dari awal dengan Ayana menjadi keputusan yang tidak pernah Rian sesali.

"Ya udah, kamu kirim aja pakai ojek online, Ay," ucap Rian.

"Tapi, dimakan kan?"

"Emang pernah aku enggak makan bekal dari kamu?"

"Enggak pernah," Ayana tertawa kecil. Tawa yang ingin Rian lihat langsung, bukan hanya mendengar saja.

"Kalau gitu, aku kirim sekarang aja ya. Nanti, titipin ke pak satpam. Jangan lupa dimakan, sayang. Semangat kerjanya."

"Iya, sayang. Kamu juga semangat bujuk Al masuk sekolah," Rian tertawa menyebalkan saat Ayana menghela napas.

"Iya, Yan."

Rian menutup telepon lebih dulu. Kedua sudut bibir Rian masih tertarik membentuk senyuman. Rian tidak sabar mendengar cerita Ayana soal Al di sekolah. Kali ini sudah bukan sekolahan yang lama. Rian dan Ayana sepakat memindahkan Al ke sekolahan yang dekat dengan rumah maminya.

"Pagi, pak," sapa seorang wanita saat Rian baru saja masuk ke dalam ruangannya.

Tampak Clara yang duduk di atas meja Rian dengan kaki menyilang. Melihat Clara tidak sopan, membuat ekspresi Rian langsung berubah. Raut kemarahan terlihat jelas dari paras tampan Rian. Suasana hati Rian juga yang tadinya sedang bagus-bagusnya, berubah menjadi kacau.

"Kamu apa-apaan? Turun sekarang!" perintah Rian dengan nada bentakan.

"Kenapa pagi-pagi udah marah-marah sih? Enggak suka lihat aku di sini, hm?" Clara tersenyum.

"Clara!" bentak Rian dengan nada tinggi.

Bukannya takut dengan kemarahan Rian, Clara justru semakin tersenyum. Seolah tidak terjadi apa-apa, Clara dengan beraninya mendekat ke arah Rian. Entah setan apa yang memasuki sekretaris Rian ini sampai sikapnya berubah drastis. Tiba-tiba saja Clara bertindak kurang ajar.

"Enggak usah pura-pura lagi, Rian Dewangga yang terhormat. Aku yakin kamu tahu siapa aku," Clara memegang lengan Rian.

Rian langsung menepis tangan kurang ajar sekretarisnya. Akal sehat Rian masih berjalan dengan baik. Rian tidak mungkin menanggapi Clara. Bahkan apa yang Clara bicarakan, Rian saja masih tidak mengerti. Rian benar-benar tidak mengenal wanita itu. Yang Rian tahu hanya Clara melamar kerja di sini. Saat Rian lihat Clara memang sesuai dengan yang dibutuhkan, Rian terima wanita itu menjadi sekretarisnya.

Tidak disangka, Clara malah membuat masalah pagi ini. Wanita itu sengaja merayu Rian dengan senyum nakal dan sentuhan tangan yang langsung Rian tepis. Awalnya, Ayana sudah pernah bilang, sekretaris Rian yang satu ini memang genit. Tetapi, karena kinerjanya masih bagus sejauh ini, Rian tidak ada kepikiran untuk memecat. Hanya beberapa kali saja Clara membuat kesalahan. Mungkin kali ini yang sudah melebihi batas kesabaran Rian.

"Saya hanya mengenal kamu dalam urusan pekerjaan. Kali ini saya rasa sudah seharusnya kamu meninggalkan perusahaan saya. Pemecatan secara tidak hormat untuk perempuan kurang ajar sepertimu memang harus dilakukan. Silahkan meninggalkan ruangan ini, sebelum satpam yang akan menyeretmu dari sini," jelas Rian dengan tegas.

Selama masih berada di kantor, Rian tetap harus profesional. Rian dengan kekuasannya berhak memecat Clara detik itu juga. Tetapi, Clara sepertinya memang menantang Rian. Wanita itu bersikap biasa saja saat mendengar ucapan Rian barusan.

"Kamu pecat aku?" Clara tertawa kencang, seolah ucapan Rian hanya lelucon saja.

"Keluar dari ruangan saya sekarang!" bentak Rian untuk kesekian kalinya.

"Ya ampun... kamu kenapa munafik banget? Enggak ingat waktu kita ONS, kamu ambil keperawanan aku?" Clara giliran memberikan tatapan tajam pada Rian.

Seketika Rian terdiam. Rian tidak ingat Clara pernah menjadi salah satu wanita yang pernah one night stand dengan Rian dulu. Terakhir kali Rian melakukan kenakalan setiap malam di kelab bersama sahabat-sahabatnya, sebelum menikah dengan Tasya. Itu sudah lama sekali terjadi. Tapi, kenapa wanita yang pernah menjadi teman kencannya dulu tiba-tiba datang, mengusik kehidupan Rian yang sudah bahagia dengan Ayana?

Seharusnya Clara tahu sejak awal konsekuensinya melakukan one night stand. Semua dilakukan karena sama-sama suka dan satu kali saja. Tidak melibatkan perasaan atau kehidupan pribadi masing-masing.

"Kenapa kamu diam aja, enggak bisa ngomong lagi? Kamu lupa siapa aku, setelah dapetin semuanya?"

"Atau kamu kaget tiba-tiba aku muncul di kehidupan kamu yang begitu sempurna dengan istri kamu itu. Kalau saja dia tahu suaminya sebrengsek apa dulu, aku yakin dia enggak akan lama bertahan sama kamu," Clara menyeringai kecil.

"Mau kamu apa sebenarnya? Saya enggak ingat siapa kamu. Tapi, kalau memang benar kita pernah melakukan itu dulu, harusnya kamu tahu konsep ONS seperti apa. Waktu saya tidak banyak untuk meladeni perempuan seperti kamu," ucap Rian dengan gaya angkuhnya.

Seingat Rian dulu, laki-laki itu tidak pernah mengambil keperawanan seorang wanita saat melakukan kencan satu malam. Rian tidak berpikir untuk merusak masa depan anak orang. Tapi, apabila itu memang benar terjadi, Rian juga tidak tahu harus bagaimana. Kejadian itu sudah lama sekali dan bukan hanya Clara saja wanita yang pernah tidur bersama Rian.

"Oh, jadi karena kamu pikir itu ONS, enggak masalah ngambil keperawanan aku? Kamu memang benar-benar brengsek, Yan. Enggak ada bedanya sama temen kamu yang satu lagi. Kalian berdua bikin hidup aku hancur berantakan," ucap Clara yang membuat Rian mengernyitkan dahi.

"Apa maksud kamu? Jangan mengada-ngada, Clara. Bahkan saya saja tidak ingat siapa kamu," ucap Rian yang tidak habis pikir dengan Clara.

"Gimana bisa kamu ingat? Setelah kamu puas malam itu, kamu tinggalin aku gitu aja. Malam-malam berikutnya, aku tungguin kamu di kelab, tapi kamu enggak pernah muncul lagi. Davin sialan itu yang malah datang, terus...." Clara menggantung ucapannya.

Tiba-tiba mata wanita itu menjadi berkaca-kaca. Rian dibuat heran dengan Clara. Meski, Rian kaget saat Clara menyebut nama Davin. Itu artinya memang Clara mengenal Davin dan juga Rian. Namun, Rian merasa tidak pernah melakukan perbuatan itu dengan Clara. Apalagi sampai mengambil keperawanan Clara. Ini benar-benar pernyataan yang mengejutkan sekali. Dan, bisa gawat jika Ayana sampai tahu semua ini. Rian harus menemui Davin. Bisa saja Clara hanya mengarang cerita.

"Saya enggak percaya dengan cerita kamu. Lebih baik, kamu keluar sekarang!"

"Oke, aku keluar sekarang. Tapi, ingat urusan kita belum selesai, Rian!" Clara yang hendak menangis, langsung pergi begitu saja dari ruangan Rian. Wanita itu tidak mau terlihat lemah.

CRAZY SEXY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang