30|| Texass

11.7K 633 3
                                    

Follow akun ini karena beberapa part akan aku private!

Happy reading ❤️

30|| Texass

Ratusan anggota Trayton telah siap mengambil posisi dengan Naresh yang memimpin di posisi terdepan. Mereka membentuk formasi dengan rapi, tak lupa juga mereka memakai jaket kulit berwarna hitam dengan lambang kebanggaan mereka.

Keadaan di jalanan semakin padat saat anggota Trayton memenuhi jalanan di ibu kota. Deruman keras yang di timbulkan oleh kenalpot motor itu sangat menganggu pengendara lain. Bagaimana tidak? Selain menyalip pengendara lain, mereka juga melaju dengan kencang, oleh karena itu tak sedikit dari pengguna jalan yang mengumpat kesal pada mereka.

Kini mereka tengah berada di depan markas anak Texass. Mereka menggeber motornya masing-masing hingga menimbulkan suara bising. Hal itu berhasil memancing amarah sang pemilik markas.

Saat melihat para musuhnya keluar dari dalam kandangnya, Naresh langsung mengepal tangannya ke atas udara untuk memerintahkan para anggotanya untuk berhenti. Ketika mendapat instruksi itu, yang lainnya pun langsung mematikan mesin motor mereka masing-masing.

"Resh, selanjutnya gimana?" Tanya Naya dari atas motornya.

"Seranglah, nunggu apalagi coba?" Ucap Evander menggebu-gebu menjawab pertanyaan Naya.

"Gak bisa gitu Van, ada baiknya ditanya dulu!" Ujar Ken.

"Kalau ditanya gak bakal ngaku lah Ken. Dimana coba ada maling yang ngaku?" Jawab Evander dengan kesal.

"Woi, anjing!" Bentak seorang lelaki yang keluar dari markas itu, sembari menghampiri Naresh dan pasukannya. "Ngapain Lo pada ngeber-ngeber di depan markas orang? Emak Lo pada gak ngajarin sopan santun apa?"

Belum mendapat instruksi dari Naresh, Evander langsung turun dari atas motornya dan menghampiri laki-laki itu dan mendaratkan satu pukulan keras.

BUGH!

Laki-laki itu terhuyung dan terjatuh karena belum siap.

"Gak usah bawa-bawa orang tua! Emosi kan gue jadinya," ucap Evander, setelahnya ia merapikan rambutnya yang terlihat berantakan lalu mengibas jaketnya seolah tengah menepis debu.

"Woi, Mos Lo gapapa kan?" Tanya temannya mencoba membantu lelaki itu untuk bangun, namun lelaki bernama Ramos itu menepis tangan temannya kasar.

"Gak usah gue bisa sendiri!"

"Ceilah di tonjok pelan doang udah tepar, banci Lo banci!" Ejek Arrio dari tempatnya.

Apa? Ditonjok pelan katanya, gak salah itu? Arrio gak tau aja sih kalau tonjokan Evander tadi begitu keras!

Detik berikutnya Naresh turun dari atas motornya, melihat itu anggota yang lainnya pun mengikuti pergerakan yang Naresh lakukan dengan berjalan di belakang lelaki itu.

"Mana bos Lo?" Tanya Naresh to the point.

"Perlu apa Lo sama bos gua?" Tanya Ramos sambil menyeka darah yang ada di sudut bibirnya yang di timbulkan dari pukulan Evander tadi.

"Nggak usah banyak bacot! Jawab aja dimana bos Lo!" Ucap Evander menggebu-gebu sambil mengepal tangannya lalu melayangkan satu tinjuan lagi.

Bukannya gimana-gimana nih ya guys ya, tapi Evander itu memang orangnya emosian, dia juga seneng banget sama yang namanya tonjok menonjok.

Ramos kembali terjatuh di jalanan karena Evander tak henti-hentinya melemparkan serangan pada lelaki itu, tapi sialnya tak ada satupun dari temannya yang mau menolongnya karena takut. Melihat kondisi Ramos yang memperihatinkan, Naresh pun meminta Evander menghentikan tindakannya itu.

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang