64|| Scrunchie kupu-kupu

9K 487 21
                                    

Follow sebelum baca, INI PEMAKSAAN!

Happy reading ❤️

64|| Scrunchie kupu-kupu

Agrensi bergerak ke kanan dan ke kiri, ingin mencoba tidur tapi tak bisa memejamkan matanya. Gadis itu meraih ponselnya dari atas nakas lalu melihat jam dari sana, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Gadis itu melirik ke arah Naresh yang terlihat tidur dengan nyenyak, ingin membangunkan namun ia tak tega.

Karena tak ada pilihan lain, mau tak mau Agrensi pun membangunkan laki-laki yang kini tengah tertidur pulas itu.

"Resh? Naresh?" Panggil Agrensi sembari mengguncang tubuh laki-laki itu.

Naresh hanya berdehem, ia belum sadar sepenuhnya bahkan matanya masih terpejam.

"Resh, aku pengen popcorn caramel," ujar Agrensi.

Naresh tak menyahut lagi, malah ia melanjutkan tidurnya.

"Ih, Naresh dengar gak sih? Aku mau popcorn caramel!"

"Besok ya sayang, sekarang udah malam mau beli dimana?" Ujar Naresh dengan suara setengah berbisik.

"Tapi maunya sekarang," balas gadis itu.

Naresh meraba nakas bertujuan mengambil ponselnya. "Emang sekarang jam berapa?"

"Setengah dua belas," jawab gadis itu.

"Ya ampun Gren udah tau jam segini tapi tetap maksa mau beli popcorn?"

"Jadi gimana dong, namanya juga Ngidam," gerutu Agrensi kesal.

Naresh menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan membenarkan posisinya tidurnya. "Kalau ngidam yang benar aja dong sayang, jangan aneh-aneh gini!"

"Udah lanjut tidur lagi aja, aku udah gak pingin lagi," ujar Agrensi lalu membaringkan tubuhnya membelakangi Naresh.

Naresh dapat mendengar kalau Agrensi tengah terisak. Apakah gadis itu sedang menangis?

Semenjak hamil Agrensi semakin sensitif, ia mudah sekali menangis beda sekali dengan Agrensi yang biasanya.

Naresh melirik ke arah Agrensi. "Yang? sayang? Kamu nangis?"

Agrensi hanya diam ia tak merespon pertanyaan Naresh sama sekali.

"Kamu kenapa nangis?"

"Pikir aja sendiri," jawab gadis itu ketus.

"Karena popcorn?" Tanya laki-laki itu. "Ya udah iya, aku cari popcorn nya sekarang."

"Kamu mau beliin popcorn nya karena mau atau terpaksa? Kalau terpaksa mending gak usah, biarin aja dedek bayinya ngences."

"Kok ngomong gitu sih Yang? Ya udah aku jalan sekarang, mau yang rasa caramel kan?"

Agrensi menoleh ke arah Naresh lalu mengangguk antusias. "Iya, mau yang rasa caramel."

Naresh meranjak dari atas ranjang itu lalu menghela pelan agar Agrensi tak menyadarinya.

Di mana coba penjual popcorn buka di jam segini? Hadeh, kalau gini terus lama-lama bisa mati muda gue! Batin Naresh mengeluh.

<<<•>>>

Besoknya, Naresh terlihat tak fokus saat kelas sedang berlangsung. Matanya begitu berat, bahkan mulutnya tak berhenti menguap.

"Woy, Resh? Kenapa Lo?" Tanya Alger sembari memukul pundak Naresh.

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang