Happy reading guys ❤️
50 || Agrensi cemburu
Kini semua orang telah berkumpul di meja makan yang cukup mewah. Malam ini Agrensi dan Naresh akan dinner di rumah orangtua Agrensi.
Detingan sendok dapat di dengar bersahutan memenuhi area meja makan yang tampak hening itu.
"Naresh mau nambah gak?" Tanya Gayatri pada menantunya itu.
"Iya Ma, nanti Naresh minta ke Agrensi aja!" Balas Naresh.
"Papa masih di kantor, Ma?" Tanya Agrensi.
"Iya sayang, padahal papa tadi udah janji mau ikut dinner bareng kita, tapi ada meeting mendadak katanya," balas Gayatri sambil menikmati makanan di piringnya. Mendengar itu Agrensi hanya manggut-manggut saja.
Di sela pembicaraan Agrensi dan Gayatri, Clay malah terlihat ingin menyendokan sesuatu pada piring Naresh. "Resh, Lo mau ini gak?"
Agrensi langsung menahan pergerakan gadis itu. "Gak usah kak, biar gue aja."
Mendengar itu Clay langsung memutar bola matanya malas. "Apaan sih Lo? Cuman sendokin lauk doang gak bisa, cemburu Lo?"
"Clay, udah! Biarin Agrensi aja," tegur Gayatri.
Clay pun berdecak. "Apaan sih, emang kenapa kalau Clay yang sendokin? Gak boleh?"
"Bukannya gak boleh sayang, tapi kan ada Agrensi," ucap Gayatri.
"Udah Ma, gapapa," ucap Naresh lalu menyodorkan piringnya untuk di isi lauk oleh Clay. Hal itupun berhasil membuat gadis itu senang luar biasa.
Sedangkan Agrensi? Gadis itu malah panas ditempatnya.
Selesai dinner, Agrensi ditarik oleh Arvin ke taman belakang, di sana mereka mengobrol banyak sambil menikmati udara malam yang terasa segar.
"Gimana sekolah kamu? Gak keganggu kan?" Tanya Arvin.
Agrensi menggeleng. "Enggak kok kak."
"Kamu bahagia sama pernikahan ini?" Tanya Arvin lagi.
Agrensi tersenyum. "Bahagia."
"Tapi yang kakak liat beda Gren, mata kamu gak bisa bohong."
Agrensi memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya ke objek lain, berusaha menahan bendungan air yang akan jatuh.
"Apaan sih kak, bahas yang lain aja ah!"
Arvin menahan pundak Agrensi, otomatis gadis itu menoleh ke arahnya. "Coba belajar jujur sama diri sendiri."
"Maksudnya kakak apa?" Tanya Agrensi.
"Kalau kamu gak bahagia sama pernikahan ini, kamu nyerah jangan diterusin," ujar Arvin.
Agrensi menggeleng. "Agren bahagia sama Naresh kak, awalnya memang Agren terpaksa terima pernikahan ini tapi makin kesini Naresh semakin berhasil bikin aku nyaman sama dia."
"Kamu yakin?"
"Iya kak, aku yakin. Walaupun sulit ngejalanin pernikahan di usia aku yang masih tujuh belas tahun, tapi aku mulai terbiasa," ucap Agrensi.
"Kalau kamu udah yakin sama pilihan kamu, kakak dukung seratus persen. Tapi kalau sampai Naresh selingkuh, langsung tinggalin. Gak ada kesempatan kedua untuk perselingkuhan," jelas Arvin berhasil membuat Agrensi mengangguk paham.
Berbeda dengan Agrensi, kini Naresh malah mengobrol dengan Gayatri di ruang tengah. Entah apa yang mereka bahas, intinya Gayatri tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Naresh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARESH: HARI BERSAMAMU
Ficção AdolescenteNaresh Waller biasa di panggil Aresh oleh temannya. Lelaki tampan yang satu ini memiliki arti nama yang sama dengan kepribadiannya. Naresh yang berarti, lelaki jantan. Sedangkan Waller, memiliki arti pemimpin yang berani. Sesuai dengan arti namanya...