67|| Taman

9K 481 135
                                    

Follow sebelum baca, INI PEMAKSAAN!

Wkwk, padahal janjinya update sore, eh malah jadi update malam mianhae🙏

Happy reading ❤️

67|| Taman

Sepulang dari rumah sakit, Agrensi langsung masuk kedalam kamar dan meraih buku diary nya dari atas nakas samping ranjang dan mulai membuka buku itu lalu duduk di atas kasur.

Sudah ada sekitar enam halaman yang iya tulis, setiap lembarnya ada kata-kata yang menyentuh hati yang ia tuliskan untuk anak di dalam kandungannya. Bahkan Agrensi berjanji setiap foto hasil USG nya akan ia tempelkan di buku diary itu.

Gadis itu mulai mengolesi lem pada belakang foto hasil USG itu, lalu menempelkan foto itu pada lembaran buku diary itu.

Naresh yang baru saja masuk kamar mulai memperhatikan pergerakan istrinya itu, ia langsung berjalan menghampiri gadis itu dan mulai memperhatikan kegiatannya.

"Lagi apa, Yang?"

Mendengar itu, Agrensi pun menoleh sebentar ke arah Naresh. "Oh, ini aku lagi nempelin foto hasil USG bayi kita di buku diary aku."

"Buat?" Tanya Naresh.

"Buat aku tunjukin ke dia kalau dia udah besar nanti," balas Agrensi, Naresh pun mengangguk paham.

"Gren?" Panggil Naresh pelan.

Agrensi masih berfokus pada foto dan buku diary nya, bahkan ia menjawab pertanyaan Naresh hanya dengan berdehem saja. "Mm, kenapa?"

"Boleh gak aku pegang perut kamu?" Tanya Naresh to the point.

Mendengar itu Agrensi pun terkekeh dan mengubah posisinya menjadi duduk tegap. "Ya boleh lah," setelah mengatakan itu, Agrensi pun menuntun tangan Naresh untuk memegang perutnya.

"Bayinya udah nendang belum sih?" Tanya Naresh.

Gadis itu menggeleng kecil. "Aku belum ngerasain tendangan sih, mungkin karena bayinya masih kecil kali ya? Tapi aku bisa rasain bayinya kaya bergerak bebas ke kanan dan ke kiri gitu."

Naresh terlihat mengangguk paham seraya mulai menundukkan kepalanya dan mendekatkannya pada perut Agrensi.

"Hai sayangnya Papa! Kamu tau gak? Kalau semua orang nungguin kelahiran kamu, termasuk Papa sama Mama. Waktu Papa tau ada kamu di perut Mama, Papa seneng banget! Akhirnya Papa bakal jadi seorang ayah. Kamu jangan nakal ya di dalam sana, jangan bikin Mama kesakitan. Nanti kalau kamu udah lahir, Papa janji bakal ngejaga dan membimbing langkah mu dengan cinta, supaya kamu tumbuh jadi anak yang baik dan bisa bikin bangga Mama sama Papa," Naresh mulai mengajak bicara bayi di kandungan Agrensi dan mengusap-usap perut gadis itu lembut.

"We love you baby, mmmuach!"  Setelah mengatakan itu Naresh pun mencium perut Agrensi.

Agrensi terlihat tersenyum penuh haru saat melihat kedekatan Naresh dengan bayi di perutnya, bahkan gadis itu terlihat seperti menahan air matanya. Hal itu terlihat akibat matanya tampak berkaca-kaca.

<<<•>>>

Agrensi tersenyum saat menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin, ia mengusap perutnya yang mulai membesar, bahkan baju yang ia kenakan itu sudah mulai sempit untuk di kenakan.

"Hai sayangnya Mama, sehat-sehat ya nak. Nanti kalau kamu udah lahir Mama sama Papa pasti bakal senang banget," ucap Agrensi sembari mengusap-usap perut nya dan tersenyum.

Tak lama Naresh masuk kedalam kamar dan menghampiri gadis itu. Laki-laki itu mencium kening Agrensi dan membungkuk lalu mengusap perutnya. "Hai anak Papa, gimana hari ini? Ngapain aja sama Mama?"

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang