Happy reading ❤️
53|| Proyek debay
Bulan berganti tahun, tak terasa sudah tiga tahun berlalu. Kini Agrensi sudah menduduki bangku kelas tiga SMA. Sedangkan Naresh? Laki-laki itu masih tetap melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi dan saat ini ia sudah berada di semester lima.
Semua orang melakukan aktivitasnya seperti biasa, Naya sudah berada di Amsterdam untuk melanjutkan pendidikannya. Evander ikut dengan kedua orang tuanya dan melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas di Australia. Sedangkan Naresh, Alger, Ken dan Arrio memilih universitas yang sama di Jakarta.
Meskipun Naya dan Evander tak melanjutkan pendidikan di universitas yang sama dengan Naresh dan yang lainnya, tapi mereka masih tetap saling berkomunikasi satu sama lain.
Setelah mengantar Agrensi ke sekolah, Naresh langsung melaju menuju kampus dengan mobilnya.
Setelah mengikuti kelas pagi, Naresh langsung menyusul Alger dan Arrio di kantin kampus. Saat ia memasuki area itu, seperti biasa ia menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya.
Hal semacam itu sudah menjadi hal yang lumrah baginya, bukan hanya menjadi pusat perhatian saja, bahkan banyak cewek-cewek yang meminta nomornya, namun ia tak mau merespon bahkan hanya untuk sekedar berkenalan saja ia tak berminat sama sekali.
"Udah selesai kelas Resh?" Tanya Alger saat Naresh baru saja datang.
Naresh berdehem lalu menarik kursi untuk ia duduki. "Lo berdua cabut kelas lagi?"
Alger menghela lesu. "Ngantuk gua dengerin dosen galak itu ngoceh."
"Jangan jadiin itu alasan Al. Ingat, masa depan itu penting jangan sampai Lo berdua nyesel nantinya. Lagian kita bukan anak SMA lagi, kita gak bisa bolos kuliah gitu aja, apalagi hanya karena alasan sepele," ujar Naresh memperingati.
Alger memang setuju dengan apa yang baru saja di ucapkan Naresh, namun ia masih tak menyangka saja, tapi apa benar yang menasehatinya tadi adalah Naresh?
Naresh, Alger dan Arrio memang satu fakultas tapi berbeda prodi. Mereka bertiga sama-sama fakultas ekonomi dan bisnis, Naresh dan Alger berada di prodi yang sama yaitu manajemen bisnis, sedangkan Arrio ilmu ekonomi.
Berbeda dengan ketiga temannya, Ken malah memilih fakultas yang berbeda, ia mengambil fakultas Teknik. Karena berbeda fakultas membuat Ken jarang bertemu dengan ketiga sahabatnya itu.
"Yang nasehati gue tadi, beneran Lo Resh?"
"Terus siapa lagi?" Tanya Naresh datar.
"Semenjak bareng Agrensi makin bijak aja Lo Resh," ledek Arrio sembari menyeruput es jeruk di gelasnya.
Naresh tak menghiraukan ucapan Arrio barusan. "Si Ken mana?"
"Ken gak ada kelas hari ini, makanya gak ngampus," jawab Alger, Naresh pun mengangguk paham.
"Siang ini jadi ke warkop kan?" Tanya Alger.
"Harus jadi lah anjir!" Pekik Arrio heboh. "Udah kangen gue sama kopi buatan Pakde, lagian semenjak kuliah udah gak pernah lagi kita nongkrong di sana."
"Gimana Resh, bisa kan Lo?" Tanya Alger.
"Bertiga aja? Si Ken gimana?"
"Gue udah ajak tadi, masalahnya tuh bocah kagak bisa, banyak tugas katanya," balas Alger.
"Yaudah bertiga aja. Tapi gue mau jemput Agren dulu, Lo pada duluan aja ntar gue nyusul," ujar Naresh.
<<<•>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
NARESH: HARI BERSAMAMU
Teen FictionNaresh Waller biasa di panggil Aresh oleh temannya. Lelaki tampan yang satu ini memiliki arti nama yang sama dengan kepribadiannya. Naresh yang berarti, lelaki jantan. Sedangkan Waller, memiliki arti pemimpin yang berani. Sesuai dengan arti namanya...