47|| Kalung berlian

12.1K 619 8
                                    

Follow akun wattpad aku ya guys, bantu genapin 🤭

Udah siap buat baca part ini?

Follow Ig @estikaa97 dan @wattpadkaaa

Btw follow tiktok @wattpadkaaa juga ya kita seru-seruan di sana 🤗

Udah pada Vote Comment belum? Kalau belum buruan yuk entar kelupaan!

Happy reading guys ❤️

47|| Kalung berlian

Deruman motor dengan kenalpot racing terdengar memasuki area parkir warkop Pakde. Hal itu berhasil mencuri perhatian seisi warkop, terutama Pakde yang kini tengah bersih-bersih.

Setelah motor itu terparkir, pemiliknya pun langsung berjalan memasuki area warkop.

"Sorry guys, gue telat!" Ujar Naya saat baru saja memasuki area warkop. "Pakde, biasa satu ya."

Pakde yang tadinya tengah mengelap meja langsung mengacungkan jempolnya ke arah Naya. "Oke neng!"

"Dari mana aja Lo?" Omel Alger saat gadis itu baru saja duduk.

"Biasa ada urusan," balas gadis itu.

"Udah kaya pengusaha aja Lo banyak urusan!" Celetuk Arrio.

"Urusan apa Nay?" Tanya Ken sembari meletakkan ponsel yang sedari tadi ia mainkan.

Naya meraih gorengan yang ada di atas meja itu. "Abis packing barang."

"Packing?" Beo Naresh sambil menunggu kelanjutan gadis itu.

"Udah kaya mau liburan aja Lo sampe packing-packing segala!" Ucap Evander.

"Lebih tepatnya kabur sih," jawab Naya santai sambil mengunyah gorengan di tangannya.

Perhatian kelima sahabatnya itu pun langsung terpaku padanya. "Packing? Kabur? Maksudnya gimana sih Nay?"

"Lo pada ingat kan waktu itu gue pernah bilang mau bawa nyokap gue pergi jauh dari bokap gue?" Tanya Naya pada ada para sahabatnya itu.

"Ingat."

"Ya udah, sekarang udah waktunya. Gue mau bawa nyokap gue ke Amsterdam buat bantu pemulihan mentalnya," jawab Naya.

"Kuliah Lo gimana?" Tanya Ken.

"Gue ngelanjut di sana." Balas Naya.

"Lo yakin Nay?" Tanya Naresh sambil menatap gadis itu.

Naya mengangguk mengiyakan. "Gue udah yakin Resh, gue juga udah pikirin semuanya."

"Terus rencananya kapan Lo berangkat ke sananya?" Tanya Evander.

"Rencananya Minggu depan," balas gadis itu.

Tak lama pesanan Naya pun sampai, Pakde datang membawakan coklat panas yang ia pesan.

"Lagi bahas naon? Serius amat perasaan," Tanya Pakde sembari menyodorkan coklat panas yang baru saja ia bawakan ke arah Naya.

"Si Naya, mau ke Amsterdam katanya Pakde," jawab Arrio.

"Amsterdam itu teh dimana?" Tanya Pakde bingung sendiri.

"Di Belanda Pakde." Jawab Alger.

Tak lama pria paruh baya itupun kembali melontarkan pertanyaan lagi. "Ngapain ke belanda segala?"

"Mau kuliah Pakde," jawab Naya.

"Kalau gitu mah coklat panasnya gratislah, hitung-hitung sebagai hadiah perpisahan dari Pakde." Ujar Pakde pada Naya.

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang