46|| Kissmark

17K 639 18
                                    

Follow akun wattpad aku ya guys, bantu genapin🤭

Udah siap buat Comment di setiap paragraf?

Udah siap buat Vote and share cerita ini?

Btw jangan lupa follow Ig @estikaa97 dan @wattpadkaaa ya!

Follow tiktok @wattpadkaaa juga ya guys, kita seru-seruan di sana 🙃

Oke langsung cuss baca aja ya!

Happy reading guys ❤️

46|| Kissmark

Hari berganti bulan, tak terasa ujian nasional sudah berakhir. Kini Naresh masih tetap melakukan aktifitasnya seperti biasa tanpa harus berangkat sekolah lagi. Sedangkan Agrensi? Sekarang gadis itu tengah mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester.

"Udah belum sih, Yang?" Tanya Naresh pada Agrensi yang kini tengah duduk di kursi meja riasnya.

Seiring berjalannya waktu, Naresh terlihat sudah terbiasa dan nyaman memanggil gadis itu dengan embel-embel sayang.

Agrensi yang baru saja selesai menguncir rambutnya langsung bangkit dari duduknya. "Udah kok."

Naresh menatap datar ke arah Agrensi dan mulai memperhatikan leher jenjang Agrensi yang terekspos bebas akibat gadis itu menguncir rambutnya.

"Kenapa rambutnya di ikat?"

"Ya, gapapa. Biar gak gerah aja," jawab Agrensi santai.

"Buka ih, jelek banget," ujar Naresh. Lelaki itu tak ingin leher mulus gadis itu di lihat oleh orang lain, cukup dirinya saja yang boleh melihat itu.

"Biarin, yang penting gak gerah," jawab Agrensi.

"Gak bagus Yang, leher kamu kelihatan," ujar Naresh, mendengar itu Agrensi pun menghela.

"Tapi aku nyamannya gini, Naresh."

Naresh pun berdecak. "Terserah deh."

"Kamu kenapa sih, marah? Masa cuman ikat rambut doang gak bisa?!" ujar Agrensi mulai kesal akibat sikap Naresh itu.

"Yaudah sekarang pilih, rambutnya di gerai atau aku tinggalin kissmark di leher kamu?"

<<<•>>>

Pagi ini Agrensi berangkat ke sekolah di antar oleh Naresh. Awalnya Agrensi sempat menolak karena ia masih kesal pada lelaki itu. Apalagi jika mengingat kejadian mengenai Naresh yang melarangnya menguncir rambut di kamar tadi, semakin membuat Agrensi sebal dengan lelaki itu.

Di sepanjang jalan menuju SMA victory, Agrensi sama sekali tidak berbicara. Bahkan ia juga tak mau merespon ucapan Naresh.

"Yang, entar siang aku main ke warkop Pakde boleh?" Tanya Naresh sembari melirik kaca spion motornya.

"Hm," Agrensi hanya berdehem sambil memperhatikan jalanan.

"Cuek amat Yang, masih marah?" Tanya Naresh.

"Pikir sendiri," jawab Agrensi semakin kesal.

Naresh terkekeh sembari melirik gadis itu dari spion motornya. "Galak bangat sih istriku."

Agrensi memukul pundak lelaki yang kini membonceng nya. "Fokus bawa motor, gak usah lirik-lirik spion!"

"Salah sendiri kenapa cantik banget," jawab Naresh santai.

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang