Hi! Guys🥰
Follow akun ini karena beberapa part akan aku private.
Udah siap buat Comment di setiap paragraf?
Udah siap buat baper?
Udah siap di buat melting oleh tingkah Naresh?
Btw dalam kurun waktu dua bulan ke depan aku bakal selesaiin cerita ini, jadi aku mau ngebut gess aku bakal lebih sering update, tpi kalian jangan lupa bantu share cerita ini juga ya😭🙏
Oke langsung cuss baca aja deh😅
Happy reading guys ❤️
41|| Milik Naresh Sepenuhnya
"Kalau aku hamil gimana?"
Naresh mencoba bangkit, lelaki itu merubah posisinya menjadi duduk. Agrensi pun juga sama, ia membenarkan posisinya lalu merapikan pakaiannya dan menutup kancing teratas yang sempat Naresh buka tadi.
"Kalau gitu aku pake pengaman aja, gimana?"
Agrensi meneguk air liurnya. "Tapi aku belum siap, Resh."
Mendengar itu Naresh pun berdecak. "Terus kapan kamu siapnya?"
Tak ada jawaban sama sekali dari gadis itu. Tanpa mengulur banyak waktu lagi, Naresh pun meranjak dari ranjang itu lalu berjalan menuju nakas yang terletak di samping ranjang mereka. Ia membuka laci teratas dari nakas itu lalu mengambil alat kontrasepsi dari dalam sana.
Alat kontrasepsi itu Naresh dapat dari Alger. Lelaki itu memberikan alat kontrasepsi itu sebagai hadiah pernikahan Naresh dan Agrensi, namun Naresh baru akan memakainya sekarang. Betapa beruntungnya Naresh memiliki teman seperti Alger, lelaki itu cukup pengertian.
"Aku ke kamar mandi bentar, mau masang ini. Kamu rileks aja aku gak bakal main kasar kok."
Agrensi mengerjakan matanya, bahkan ia meneguk air liurnya untuk yang kedua kalinya. Apakah ia sudah siap akan hal itu? Bagaimana kalau ia sampai hamil? Pertanyaan itu terputar begitu saja di pikirannya. Rasa gugup dan khawatir tercampur aduk di waktu yang bersamaan.
Gadis itu meranjak dari kasur berniat untuk keluar dari kamar itu, namun tak lama Naresh keluar dari kamar mandi dan menghampiri Agrensi dengan senyum penuh arti yang ia tampilkan di wajahnya.
"Mau kemana, HM?" Tanya Naresh sambil mendekatkan dirinya pada Agrensi hingga gadis itu terpojok ke dinding.
"Resh, ka..kamu mau ngapain?" Tanya Agrensi gugup.
Naresh tak menjawab sama sekali. Tanpa mau menunda banyak waktu lagi, ia langsung menyosor bibir ramun Agrensi tanpa memberi cela untuk gadis itu memberontak.
Kini Naresh semakin memperdalam lumatannya, ia menahan tengkuk istrinya bahkan sesekali ia meremas rambut panjang milik istrinya itu. Tak dapat di pungkiri, Agrensi terlena akan hal itu bahkan gadis itu sampai meremas baju Naresh dan melingkarkan tangannya di leher lelaki itu.
Tanpa mau menunda-nunda lagi Naresh langsung menggendong gadis itu untuk menaiki ranjang tanpa melepas lumatan mereka.
Saat ini Agrensi benar-benar terlena akan sentuhan lembut yang Naresh berikan padanya. Selanjutnya Naresh membuka satu persatu kancing piyama Agrensi tepat di atas pangkuannya dan menyisakan tanktop dan bra gadis itu.
Setelah piyama itu berhasil terbuka, Naresh langsung mencampakkannya ke sembarang tempat. Lalu ia mengecup leher gadis itu dan melumat bibir gadis itu kembali, dapat terdengar desahan kecil di dalam ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARESH: HARI BERSAMAMU
Fiksi RemajaNaresh Waller biasa di panggil Aresh oleh temannya. Lelaki tampan yang satu ini memiliki arti nama yang sama dengan kepribadiannya. Naresh yang berarti, lelaki jantan. Sedangkan Waller, memiliki arti pemimpin yang berani. Sesuai dengan arti namanya...