33|| Penghianat

12.1K 756 29
                                    

Vote! Comment!

Cuman di mintai tolong buat vote sama Comment aja pada pelit, jangan jahat-jahat Napa 😭

Btw bantu follow akun wattpad aku ya 😘

Happy reading guys ❤️

33|| Penghianat

Setelah mengantar Agrensi ke apartemen, Naresh langsung lanjut ke warkop Pak De menyusul gang Trayton. Malam ini, Naresh sudah berjanji ingin mengajak Agrensi makan kue putu. Namun, sambil menunggu jam delapan malam, Naresh nongkrong dulu dengan para sahabatnya.

"Halo ayang! Ayang udah makan?!"

Sejak sampai di warkop Pak De, Alger hanya asik sendiri bertelfonan mesra dengan para kekasihnya.

"..."

"Yaudah kalau gitu gue gofood in aja ya?!"

"..."

"Iya ayang, gue matiin dulu ya teleponnya, lagi nongkrong soalnya gak enak sama yang lain. Entar gue telepon lagi ya Ayang!"

Setelah sambungan telepon itu terputus, Alger tampak tetap sibuk dengan ponsel di tangannya. Tampaknya ia tengah mencari nomor untuk ia hubungi tapi entah siapa orangnya itu.

Tak lama setelah itu, sambungan telepon kembali terhubung. Alger kembali angkat suara saat orang dari seberang telepon sudah menekan tombol hijau.

"Halo Fiola sayang, gue ganggu gak?"

"..."

"Gue kangen nih, besok ketemuan yuk?!"

"..."

"Oke, gue tunggu di cafe biasa ya."

Mendengar itu, baik Naya, Arrio maupun Evander hanya menggelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan tanda mereka takjub dengan cara main sahabat mereka itu.

Sejak mereka sampai di warkop pak De, Alger asik sendiri bertelfonan dengan para pacarnya. Gadis yang ia panggil Fiola di telfon tadi merupakan gadis yang entah ke berapa kalinya di panggil sayang oleh Alger. Apa masih banyak lagi?

"Gila si Al, itu cewek yang ke berapa di panggil sayang sama dia?" Tanya Evander.

"Kalau di hitung dari awal tadi, kayanya itu cewek yang ke dua belas atau ke tiga belas. Tapi gak tau deh, pusing sendiri gue!" Ucap Naya menanggapi.

"Kalau di pikir-pikir kita kaya orang gabut, dengerin orang teleponan bucin kaya tadi!" Ujar Arrio.

"Kaya punya pikiran aja Lo Ri!" Balas Naya sadis.

Di sela-sela pembahasan itu, tak lama Naresh datang dan meletakkan sembarangan jaket kulitnya di atas meja.

"Udah datang Lo Resh?" Tanya Evander basa-basi.

Naresh yang baru saja sampai langsung duduk di samping Alger. "Yoi. Btw si Ken mana?"

"Lagi di toilet. Boker kayanya, udah lama juga soalnya!" Jawab Arrio.

"Kenapa nanyain? Kangen Lo?!" Tanya Evander.

"Gue cuma nanya, gak usah ngaco," decak Naresh. Siapa yang kangen coba?

"Udah selesai Lo bokernya?" Arrio melirik ke arah Ken yang baru saja keluar dari toilet. "Lama bener!"

Ken tampak terlihat datar-datar saja. Menurutnya tak ada gunanya meladeni orang seperti Arrio, yang ada ia bakal emosi sendiri nantinya.

"Lo pada ada yang bawa Powerbank atau charger gak? Handphone gue mati!" Kata Naresh.

"Gue sih enggak, tanya Pak De lah pasti Pak De punya!" Ujar Evander.

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang