42|| Kantin

16.3K 654 12
                                    

Follow akun ini karena beberapa part akan aku private

Udah siap buat ramaikan kolom komentar?

Udah pada Vote belum? Kalau belum Vote dulu ya😂

Btw aku bakal selesaiin cerita ini secepatnya guys, mungkin bakal lebih sering update jadi kalian tolong bantu share cerita ini ya😊

Happy reading guys ❤️

42|| Kantin

Di kantin, Naresh dan para sahabatnya tengah menikmati bakso  buatan Bu Sri. Kalau kata Arrio sih, selain baksonya yang maknyus, penjualannya lebih maknyus lagi.

"Tadi pak Harto ngasih arahan panjang amat perasaan, udah kaya jalan tol aja," keluh Alger.

"Harusnya tadi kita cabut aja pas upacara," timpal Evander.

"Kalau gak karena Ken mah, kita gak harus kepanasan kaya tadi!" Ujar Arrio.

"Kenapa karena gua?" Tanya Ken.

"Ya iya lah gara-gara Lo, coba aja Lo gak maksa buat ikut upacara, gak bakal kita kepanasan dengerin pak Harto ngoceh," ucap Alger pada Ken.

"Kalau Lo pada gak mau baris ya gak usah baris, jangan jadiin gue alasan," balas Ken.

"Yang dibilang Ken memang benar, kita udah kelas dua belas dan sebentar lagi mau lulus, harusnya kita kasih kesan yang baik lah sebelum kita keluar dari sekolah ini, jangan cari masalah mulu," ujar Naresh pada para sahabatnya itu.

"Kesambet apa Lo Resh? Biasanya Lo yang paling heboh suruh kita cabut dari barisan," ucap Evander.

"Gue gak kesambet," jawab Naresh.

"Eh, gue jadi kepikiran deh sama arahan pak Harto tadi," ujar Arrio, hal itu mendapatkan perhatian dari para sahabatnya.

"Kepikiran kenapa Lo?"

"Ujian Nasional udah di depan mata, Lo pada punya cita-cita gak?" Tanya Arrio.

"Ya punya lah," jawab Evander. "Gak iya banget gue sekolah mahal-mahal tapi gak punya cita-cita, mending gak usah sekolah kalau gitu," lanjut laki-laki itu lagi.

"Lo sendiri punya cita-cita gak?" Tanya Naresh balik pada Arrio.

"Punya lah, malah nih ya cita-cita gue tuh mulia!" Ujar Arrio sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan bangga.

"Jadi tukang parkir?" Tanya Alger sambil tertawa kecil.

"Ya enggak lah bangsat, gak iya banget gue jadi tukang parkir, malu-maluin keluarga!"

"Ingat gak ada kerjaan yang malu-maluin selagi kerjaan itu halal," ujar Ken mengingatkan.

"Bener tuh si Ken, gak baik ngomong gitu!"

Arrio menepuk mulutnya dengan telapak tangannya. "Sorry gue gak maksud gitu tadi."

"Udah-udah, lanjut bahas yang tadi aja. Lo belum jawab Ri, cita-cita Lo apa?"

"Hm, kalau gue sih pengen nikah sama Mikha, punya anak dua belas biar bisa buat club bola!" Jawab Lelaki itu ngaco.

"Nanggung, club bola aja punya cadangan, masa Lo enggak,"

Arrio berpikir sejenak. "Lah iya juga ya, yaudah deh gue genapin 20 aja kali ya?"

"Halu Mulu Lo, emang Mikha mau sama Lo?" Tanya Alger pada Arrio.

"Ya, ini juga lagi banyak berdoa dan usaha kali Al, biar dianya mau!" Balas Arrio sambil terkekeh.

"Lo sendiri punya cita-cita gak Al?"

NARESH: HARI BERSAMAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang