Happy reading ❤️
61||Berjanji
Makanan sudah terhidang di atas meja makan. Agrensi melepaskan celemeknya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi dan Naresh belum juga keluar dari kamar mandi tamu. Biasanya ia mandi di kamar, tapi kali ini ia lebih memilih mandi di kamar mandi tamu.
Setelah keluar dari kamar mandi dengan pakai rapi, Naresh pun terlihat berjalan ke kamar untuk mengambil jaketnya dan meraih kunci motornya.
Pagi ini Naresh tak berbicara sama sekali dengan Agrensi, bahkan ia lebih memilih untuk tidur di sofa daripada di kamar dengan Agrensi.
"Resh, kamu mau ke kampus sekarang? Kita sarapan dulu ya," ujar Agrensi.
Naresh menatap datar ke arah gadis itu. "Aku sarapan di kampus aja."
Agrensi tak menyangka respon Naresh akan seperti itu. "Kenapa harus di kampus? Kan aku udah masak."
"Kamu sarapan sendiri aja, aku ada urusan." Balas Naresh.
Agrensi menghela. "Kamu masih marah sama aku?"
"Marah?" Beo Naresh. "Lebih tepatnya kecewa Gren!"
"Sorry Resh," ujar Agrensi.
"Aku udah telepon pak Harto buat nganterin kamu ke sekolah, aku jalan dulu," ujar Naresh dingin lalu melangkah menuju pintu keluar.
Agrensi diam seribu bahasa. Wajar jika Naresh bersikap seperti itu padanya, ia maklum dengan hal itu.
Kenapa gue harus ngehadapin hal ini sih? Di satu sisi gue harus ngejar impian gue dan di sisi lain ada janin di rahim gue, gue harus prioritasin yang mana? Batin Agrensi berkecambuk beriringan dengan punggung Naresh yang semakin menjauh dari pandangannya.
<<<•>>>
Sepulang dari kampus, Naresh langsung tancap gas menuju rumah mertuanya. Seorang pria paruh baya membukakan gerbang yang menjulang tinggi saat Naresh menekan klakson motornya, setelah ia berhasil masuk ke area rumah orangtua Agrensi, ia pun langsung memarkirkan motornya sembarangan di halaman rumah mewah itu.
"Loh, Naresh? Kamu apa kabar?" Tanya Gayatri saat melihat kedatangan menantunya itu.
Naresh meraih tangan Gayatri lalu menciumnya. "Naresh baik Ma."
"Kamu kesini sendiri? Agren nya mana, kok Mama gak liat?" Ujar Gayatri sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Naresh berantem sama Agren ma," jawab Naresh.
"Kok bisa?" Tanya Gayatri.
"Agren hamil terus dia mau gugurin kandungannya, tapi Naresh ngelarang Agren dan akhirnya kita berantem, Ma," jelas Naresh.
"Agren hamil?" Tanya Gayatri kaget. "Tapi kok bisa ya Agren kepikiran buat gugurin kandungannya gitu?"
"Menurut Mama tindakan Naresh salah gak Ma?"
Gayatri menggeleng. "Tindakan kamu itu udah benar, Mama malah bangga karena kamu bisa tegas sama Agren."
"Tapi Naresh gak salah kan Ma karena udah cuekin Agren?" Tanya Naresh pada Gayatri.
Gayatri tersenyum tulus seraya mengelus pundak Naresh. "Kamu cuekin Agren karena biar dia sadar kan?"
Naresh mengangguk kecil. "Iya Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
NARESH: HARI BERSAMAMU
Ficção AdolescenteNaresh Waller biasa di panggil Aresh oleh temannya. Lelaki tampan yang satu ini memiliki arti nama yang sama dengan kepribadiannya. Naresh yang berarti, lelaki jantan. Sedangkan Waller, memiliki arti pemimpin yang berani. Sesuai dengan arti namanya...