"Aaaa ... lo istri gue tapi asik banget sama mantan lo!" teriak Arkan wajahnya memerah.Mang Idoy, satpam keluarga Alexander yang kebetulan sedang bertugas menjaga gerbang mencari asal teriakan tadi.
Saat melihat sosok suara tersebut. Mang Idoy terkejut dan berlari ke arah laki-laki dengan tangan yang sudah mengeluarkan cairan merah.
"Den Arkan, kenapa?" Mang Idoy panik berusaha melihat luka ditangannya, tetapi secepat kilat tubuhnya di dorong oleh Arkan.
Bruk!!!
Badan tua rentan terduduk kasar mencium lantai. Rasa sakit sudah pasti dia dapatkan, apa lagi melihat usia tidak muda lagi.
"Pergi!" bentak Arkan menatapnya tajam tangan yang mengisyaratkan untuk enyah dari sana.
"Gue bilang pergi ya pergi!" teriaknya dan Mang Idoy berlalu dari sana dengan susah payah. Pantatnya terasa nyeri serta ngilu.
Arkan kembali memukul tembok, menendang kursi di sampingnya. Satu sifat jeleknya seperti ini, dia akan melukai dirinya sendiri jika amarahnya memuncak.
Tubuhnya telah dipenuhi emosi kepada istrinya. Alisnya sudah menyatu, rahangnya mengeras, dan urat-urat keluar di wajah dan leher. Puncak marahnya sudah di ubun-ubun.
Apa iya, lelaki jika susah mencintai akan seperti ini kala marah pada gadisnya? Ini kali pertama dia marah. Marah dengan alasan tak tentu. Dia hanya menyalurkan perasaannya saja. Perasaan sakit sedari melihat istirnya lagi dan lagi bertemu dengan Derent.
Keadaan Arkan sangat berantakan. Darah terus mengalir di jari-jarinya. Namun, lelaki itu tak menghiraukan sama sekali. Hingga suara seseorang berhasil membuatnya menghentikan aksi.
"Ar, lo kenapa?" tanya Anara pelan mendekat ke arah suaminya. Mimik wajah khawatir terpampang jelas di sana.
"Ck, datang juga lo!" Arkan menatap tajam dan tersenyum dingin.
"Ar, tangan lo luka." Anara bergetar melihat banyak darah di sana sampai berceceran di lantai. Rasa pusing menjalar seluruh kepalanya.
Arkan tidak menghiraukan ucapan Anara, dia hanya tersenyum kecut dan berjalan perlahan mendekat ke arahnya.
"Diem di tempat gue bakalan kasih hukuman buat istri yang nakal kaya lo!" seru Arkan menyeramkan menekan setiap katanya membuat seluruh tubuh Anara semakin lemas dan bergetar takut.
"Ar, lo mau ngapain," lirih Anara matanya berkaca-kaca. Semakin dekat Arkan dengan Anara, gadis itu semakin gelisah.
Hug
Anara membeku ditempat tak membalas pelukan itu. Hangat, mereka merasa itu. Arkan memeluk Anara begitu erat seakan takut kehilangan. Pasokan oksigen Anara menipis. Sosok Arkan lebih tinggi dari Anara memudahkan dirinya untik menenggelamkan wajah Anara di dada bidang. Namun, tak di sangka beberapa menit kemudian dia mendorong kencang tubuh mungil Anara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANARA {Sahabat Tapi Menikah}
RomanceFollow sebelum baca!! ° ° ° "Astaghfirullah, lo ngapain di sini, Ar!" teriak Anara menarik paksa selimut yang dipakai semalaman olah nya dan juga laki-laki itu. Kakinya perlahan mundur ketakutan dengan apa yang sudah diperbuat oleh laki-laki terse...