15: Worries

2.8K 489 138
                                    

CHAPTER 15:
Worries

[playlist: Kwon Jin Ah – Something Wrong]

***

Sepakat, perjumpaan di pekan ketiga bulan Desember diisi dengan kegiatan pariwisata ke sebuah pantai di Kota Busan. Ketujuh belas anggota yang hadir dibagi ke dalam tiga kelompok yang akan diberangkatkan menggunakan tiga mobil berbeda. Masing-masing ialah milik Jungkook, Eunwoo, serta Jaehyun.

Seluruh barang bawaan telah selesai dimasukkan ke dalam bagasi kendaraan, pun tiap-tiap anggota beranjak memasuki mobil sesuai pembagian. Mobil Jungkook diisi oleh Bambam, Lisa, Mingyu, dan Saerom. Mobil Eunwoo diisi oleh Dokyeom, Yugyeom, Yuju, Mina, dan Jiho. Sementara itu, mobil Jaehyun diisi oleh Donghyuk, Eunha, Jihyo, Yebin, dan—sesuai permintaan Jaehyun pada Eunha, sang ketua pelaksana acara sekaligus yang mengkoordinir pembagian kelompok—Rosé.

Utuhnya, sirkel mereka terdiri dari dua puluh anggota. Yang tidak turut serta ada tiga: Winwin yang sedang merantau ke tanah kelahirannya, June yang hanya datang satu dua kali ketika senggang tapi lebih sering nihilnya, dan Chaeyeon yang ketika diajak selalu ada saja alasannya.

Jarak menuju lokasi tujuan harus ditempuh selama kurang lebih empat jam. Jaehyun sudah sepakat dengan Donghyuk untuk bergantian menyetir. Berangkat, Jaehyun yang menyetir, sementara Donghyuk kebagian saat nanti pulang.

Satu jam pertama, suasana mobil Jaehyun begitu riuh oleh perbincangan, canda, dan tawa yang lahir dari setiap penghuninya. Donghyuk dan Yebin banyak bercerita soal pengalaman konyol masa mereka menjadi traini. Eunha menimpali. Kebanyakan cerita Eunha agak horor lagi kripi. Jihyo dengan pengalaman romansanya yang membuat iri. Dan, banyak cerita merenyuhkan hati datang dari Rosé yang awal mula merasa berat jauh dari keluarga.

Selalu, Jaehyun akan melirik kaca spion kecil yang terpasang di bagian atas mobil, dan melihat pantulan wajah perempuan pujaan yang tengah tertawa sedemikian lepasnya, Jaehyun hanya selalu menoreh senyuman samar. Pun, tatkala Rosé mendongeng perihal pengalamannya, Jaehyun dengarkan itu dengan seksama. Sedikit tawa kecil Rosé yang palsu tidak lagi memantik senyum di bibir Jaehyun.

Beberapa menit berikutnya Donghyuk—di samping Jaehyun—terlelap sebagaimana Eunha dan Yebin di kursi paling belakang. Barangkali lelah mengoceh ria. Yang masih terdengar hanya suara Jihyo, masih belum mengusaikan sesi curhat soal kisah asmara dengan Kang Daniel yang kandas beberapa bulan silam karena terpaksa. Rosé dengarkan setia.

"Manusia-manusia seperti kita ini tidak ditakdirkan untuk bercinta. Akan sangat rumit, saat kita memaksa menjalin cinta."

Dengan pesan demikian, Jihyo menutup sesinya untuk kemudian menyusul Eunha bepergian ke alam mimpi. Jihyo gulirkan kepala di bahu Rosé sama seperti Eunha yang menjadikan bahu Yebin sebagai sandaran.

Tersisa Jaehyun dan Rosé yang masih terjaga.

Terjaga adalah keharusan bagi Jaehyun, tetapi pilihan bagi Rosé.

Lirikan mata Jaehyun kembali menyapa spion kecil di bagian atas mobil, kali ini bersambut dengan sepasang netra Rosé yang entah sejak bila tertuang pula ke sana—mengamatinya. Seketika itu, satu sama lain saling melempar senyuman tipis. Tanpa suara, Jaehyun memberi isyarat dengan tangan kiri diletakkan di samping kepala juga menggerakkan bibirnya berkata,

"Tidurlah! Perjalanan masih jauh."

Rosé mengangguk patuh. Sebelum sungguhan memejamkan mata, ia sempatkan berpesan pada Jaehyun, sama tanpa suara, "Hati-hati mengemudinya!"

Tersenyum, Jaehyun mengangguk. Atensi kembali tertuang utuh ke jalanan setelah sekali memastikan Rosé mengikuti jejak ke empat penumpang lainnya.

"Sebenarnya hubungan kalian itu apa?"

BITTERSWEET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang