26: Visit

2K 434 85
                                    

CHAPTER 26:
Visit

[Playlist: D.O – Rose]

***

"Aku sepertinya akan pulang ke apartemenku."

"Baiklah. Kalau begitu hati-hati."

Di ujung perkataannya pada Rose, Lisa melirik ke belakang, ke arah gerombolan laki-laki yang baru saja keluar dari pintu kediaman pribadi Jungkook, masing-masing pergi menuju tempat di mana kendaraan mereka diparkirkan.

"Kau pulang ke asramamu, Jae?"

"Tidak. Ke apartemen."

Mendengar itu, Lisa kembalikan tatapnya pada Rose, lalu berkata, "Kabari aku kalau ada sesuatu yang mengganggumu."

Tentu, Lisa bukan yang tidak tahu menahu pasal Jaehyun yang masih belum menyerah. Interaksi antara Jaehyun dan Rose kerap menjadi sesuatu yang Lisa curi-curi lihat. Lisa tidak tahu kapan kiranya Rose akan benar-benar goyah, yang jelas kegoyahan itu mulai menunjukkan eksistensinya. Perubahan-perubahan pada diri Rose menjadi hal yang Lisa amati selalu, telah banyak Lisa temukan, dan yang paling signifikan adalah sepulang dari Gyeonggi, waktu itu.

Sengaja, Lisa tidak langsung melesat pulang setelah berpamitan. Mobilnya ia hentikan di seberang jalan agar tidak melewatkan sebuah momen di mana:

mobil Rose dan Jaehyun mengambil jalan yang sama. Padahal, setahu Lisa, apartemen Jaehyun jalannya bukan ke sana. Kalau begini, Lisa jadi curiga.

***

Suasana ini, kalian pasti tidak asing lagi.

Suasana di mana hanya dengan memandang punggungnya dari kejauhan saja sudah membuat jantungmu berdebar-debar. Kamu senang, hanya karena kamu tahu sosok di depan sana sengaja memperlambat langkah untuk bisa berjalan sejajar denganmu. Kamu senang melihat langkahmu dan langkahnya berayun seirama.

Itu adalah dunia di mana hal-hal sederhana dapat membuatmu sangat bahagia.

Dunia manusia yang sedang jatuh cinta, Rose ada di sana.

Perempuan itu berusaha mengontrol gemuruh di dadanya sepanjang melangkah di samping Jaehyun, tetapi satu senyuman berhasil lolos ketika mereka memasuki lift dan Jaehyun menekan tombol angka 3 setelah 9.

Sudah dikata, Rose sedang ada di dunia di mana hal sesederhana itu bisa membuatnya sesenang ini.

Lantai 3 adalah lantainya, 9 adalah lantai Jaehyun. Rose senang, Jaehyun begitu pengertian.

Akan tetapi, kalau dipikir-pikir, bukankah itu artinya Jaehyun tidak berniat memperpanjang durasi pertemuan mereka, padahal ada harapan Rose untuk itu.

Untuk Jaehyun memperjelas status mereka setelah tadi di kediaman Jungkook, Rose berani mengambil satu langkah.

"Kalau begitu jadilah pacarku. Setelah itu, marahi aku!"

Cubitan di pinggang yang Rose berikan pada Jaehyun adalah bentuk kemarahan, tapi entah Jaehyun mengartikannya sebagai apa, Rose tidak tahu. Jika Jaehyun mengartikan itu sebagai sesuatu yang sama, bukankah artinya mereka sudah resmi berpacaran?

Bukankah orang berpacaran, biasa menghabiskan malam bersama? Tapi kenapa, Jaehyun menekan dua angka? Bukankah itu berarti, Jaehyun tidak ingin mereka menghabiskan malam bersama?

Lalu, mereka ini sekarang apa?

Pintu lift terbuka. Lantai tiga sudah di depan mata. Arti artinya, pertanyaan-pertanyaan rumit yang tiba-tiba berkutat di kepala harus Rose diamkan mengendap tanpa jawab. Sebab sudah tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk mereka, kecuali jika—

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang