45: Decision

1.6K 287 80
                                    

CHAPTER 45:
Decision

[Playlist: Choi In Hee, Oh Hye Joo – Auto Reverse]

***

18 Juli 2021 – 03.27 AM

Salah, apabila Rose mengira bahwa Jaehyun terlelap lebih dulu ketimbang dirinya kala itu. Mata Jaehyun memang terpejam tak lama kemudian usai berbaring di atas ranjang, tenggelam nyaman dalam hangat dekap perempuan tersayang. Namun ketahuilah, tak satu detikpun laki-laki itu lengah dari keterjagaan.

Lebih tepatnya, memaksakan diri agar tetap terjaga, meski seluruh anggota badan merintih letih meminta diistirahatkan. Bahaya, jika ia betulan terlelap, sebab hari ini, ada serentetan kegiatan yang haram hukumnya untuk dilewatkan.

Pagi-pagi sekali, setidaknya sebelum pukul lima nanti, Jaehyun harus sudah ada di asrama demi mempersiapkan sejumlah keperluan untuk dibawa ke tempat syuting konten album dan demi bisa berangkat ke lokasi bersama-sama dengan rekan grupnya yang lain.

Dengan demikian, Jaehyun tidak boleh bertahan terlalu lama berbaring di tempatnya sekarang, tidak boleh berlama-lama memandangi wajah cantik kekasihnya kala terlelap, meski keinginan itu tentu ada. Jaehyun mesti segera menunaikan janji yang terucap semalam: menanak nasi, merebus sayuran, menggoreng lauk, juga mencuci dan memotong buah-buahan. Menu sarapan dihidangkan di atas meja makan bersama secuil memo.

Jaehyun menyetel alarm dengan tujuan agar kekasihnya bisa bangun dua jam lebih awal dari jam kerja, agar kekasihnya bisa menikmati sarapan yang telah ia siapkan dengan lebih leluasa. Terakhir, Jaehyun sempatkan untuk mengecup kening kekasihnya yang masih tertidur nyenyak sebelum benar-benar meninggalkan apartemen.

Pagi masih terhitung buta, gulita masih menebarkan eksistensi di atas cakrawala, pun udara masih terasa dingin-dinginnya. Namun, Jaehyun sudah harus memacu kendaraan di tengah jalanan kota. Dan, demi menghilangkan kantuk di mata, ketika tiba di asrama, Jaehyun mandi lebih awal ketimbang yang lain.

Anak-anak lain mungkin hanya tinggal berangkat menuju lokasi syuting karena sudah mempersiapkan keperluan sejak semalam, tapi Jaehyun tidak. Ia masih harus mengepak sejumlah barang ke dalam ransel. Bukan tugas manajer dan staf untuk mempersiapkan barang-barang 'pribadi' artisnya. Manajer dan staf hanya mempersiapkan keperluan kelompok secara umum saja.

"Jae."

"Hm?"

"Ada Yoojin Hyung di depan."

Sebuah informasi diberikan Taeyong dari ambang pintu kamar Jaehyun.

"Sudah selesai berkemas, bukan?"

Jaehyun mengangguk.

"Ke depan, ya. Yang lain masih sibuk mandi."

Tiada protes terdengar, meski tadinya Jaehyun sudah punya niat lain, antara menghubungi Rose atau memejamkan mata sebentar. Langkah kini Jaehyun berayun pelan menuju ruang di mana seorang laki-laki muda duduk santai bersama

"Tidurmu nyenyak, Jae?"

Basa-basi pertama terdengar usai sesi saling menyapa. Jaehyun lebarkan senyuman. Mana mungkin ia kabarkan soal dirinya yang belum tidur semalaman. Namun, agaknya, tanpa diberitahu pun, Yoojin sudah tahu, sebab ada sepasang kantung mata yang belum sempat Jaehyun samarkan.

"Padahal harusnya kamu tidur lebih nyenyak dari yang lain."

Ada pula senyum dan perkataan Yoojin yang gagal Jaehyun artikan. Kopi dituangkan dari termos kecil ke dalam cangkir kosong, lalu didorong Yoojin ke dekat Jaehyun.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang