---------------------------
EXTRA CHAPTER | 1
---------------------------"Jaehyun, bangunlah."
Merasakan hangat sentuhan di wajah, mendengar bisikan lembut di telinga, dan memandang indah rupa perempuan tercinta kala membuka mata, Jaehyun seketika memanjatkan semoga, agar hal-hal menyenangkan itu bisa sesering mungkin mengisi paginya, sebagaimana pagi ini.
"Ayo sarapan."
Bangun dari pembaringan, Jaehyun tukar semua yang ia dapatkan dengan hal-hal yang barangkali juga menyenangkan hati sang pemberi:
seulas senyum tipis yang manis, genggaman pada jemari yang tadi singgah di wajahnya, dekapan pada tubuh yang semalam mendekap tenang dirinya, serta satu kecupan di ceruk leher yang semalam menjadi tempatnya menumpahkan tangis dan sekarang menjadi tempatnya menyandarkan kepala juga menyembunyikan wajah yang tidak karuan bentuknya.
Lantas, Jaehyun berbisik, "Kukira semalam itu hanya mimpi, kamu datang padaku."
Tawa kecil yang merdu kemudian menyambut, disusul dengan sepasang lengan berangur-angur balas mendekap. Punggung Jaehyun pelan diusap-usap. "Aku membuatmu menunggu lama, ya?"
Tanpa ragu, Jaehyun mengangguk. "Aku hampir gila karena merindukanmu."
Ruangan diisi keheningan. Rose tidak memberi balasan. Dikata bahagia karena dirindukan, tapi sedih juga karena menyiksa Jaehyun yang merindukan. Alhasil kebingungan itu membuatnya hanya bisa terdiam, dan hanya bisa mengeratkan dekapan.
"Tapi tidak apa-apa. Meski lima bulan berpisah darimu rasanya seperti lima tahun, bahkan jika aku harus menunggu lebih lama dari itu, aku tidak apa-apa. Aku akan menunggu, tidak perduli berapa lama pun."
Namun kini, perempuan itu tidak lagi hanya diam. Dekapan terhadap Jaehyun dilepaskan. Dengan jarak yang tak seberapa banyak, Jaehyun ia tatap sedemikian dalam. "Tidak. Sedetikpun, aku tidak akan membuatmu menunggu lagi. Apa pun yang terjadi, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku akan selalu berada di sisimu."
Lagi, detik demi detik bergulir dengan senyap. Yang terdengar hanya suara jarum jam, berdetak tidak lebih cepat dari jantung dua manusia di dalam sana. Namun di antara keduanya, Jaehyun adalah yang paling pandai mengatur raut muka, menimpa gugup dengan raut tenang tiada kira. Santai saja ia memandang wajah berhias rona perempuan di dekatnya, lalu berbisik dengan suara paling rendah yang ia punya,
"Kamu yakin itu?"
Sedang Rose, hanya bisa mengangguk pelan.
Sebab meneguk ludah saja baginya terasa sulit manakala merasakan jemari Jaehyun bergerilya di atas jemari kanannya, sebagaimana napas hangat laki-laki itu yang juga bergerilya di sekujur lehernya sehabis menumpas jeda di antara mereka berdua.
Namun, ketika memejamkan mata, tidak ada genggaman, tidak ada kecupan, tidak ada apa pun yang Rose terima selain sebuah ucapan. "Aku mandi sebentar. Setelah itu, ayo sarapan."
Jaehyun beranjak menjauh setelah mengusap pelan kepala perempuan yang sibuk mengutuk isi pikiran. Detak jantungnya masih tak tenang, maka ia tak hendak membiarkan Jaehyun pergi dengan tenang.
"Jaehyun!"
"Hm?"
Laki-laki yang berdiri di depan pintu kamar mandi itu dihampiri, lalu diberi kecupan singkat di pipi tanpa permisi. Dan benar saja, sepanjang menjalankan ritual mandinya, dada Jaehyun bergemuruh tak tenang hanya karena terbayang senyuman tak berdosa yang Rose terbitkan beberapa menit silam, lalu senyuman sekonyong-konyong terbit pula di bibirnya manakala mengingat manis perempuan itu berucap,
"Jangan lama-lama! Kesabaranku tidak sebanyak kamu kalau harus menunggu."
***
tiba-tiba pengen buat extra chapter karena masih gagal move on tapi belum siap kalau untuk membuka musim kedua bittersweet :')
yah, semoga sedikit menghibur kalian di mana pun kalian berada ^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
Fanfictionkamu tahu, kamu tidak boleh menerima cinta kalau tidak sepaket dengan pahitnya. ©2022 LINASWORLD START: 24/08/22 END: 3/10/23