09: First Class

3.3K 543 66
                                    

CHAPTER 9:
First Class

[playlist: Lee So Ra – Sharry]

***

Terbangun di sabtu pagi tepat pukul enam—masih di Tokyo, Rose menemukan Jennie sudah berada kamar hotelnya, sedang menyeduh dua mangkuk sereal dan dua gelas susu yang kemudian mereka santap bersama. Pertanyaan Rose tentang sejak bila dan bagaimana Jennie bisa ada di sini tidak terjawab. Jennie bilang itu tidaklah penting untuk ia jelaskan.

"Ada persoalan yang lebih penting sekaligus genting, yang harus kau jelaskan, Chaeng."

Di dekat jendela, berdua duduk saling berhadapan, dipisahkan oleh sebuah meja bundar kecil di tengah-tengah. Maka, tatap penuh selidik yang tersemat pada sorot Jennie bisa ditangkap Rose sedemikian jelas.

"Soal apa, Eonnie?"

Rose berusaha mengatasi kegugupan yang mendadak menjalari benak. Setenang mungkin ia menghadapi Jennie yang seperti hendak memulai sesi interogasi. Entah tentang apa, Rose sungguh tidak bisa menerka ke mana muaranya. Yang jelas, Rose sangat berharap bahwa itu bukan tentang ....

"Jung Jaehyun."

Uhuk!

Rose terbatuk segegas Jennie menyebut satu nama. Segelas susu disambarnya segera untuk menetralkan tenggorokan yang serasa perih. Dengan kemampuan sandiwara yang di bawah rata-rata, Rose menaikkan dua sudut bibir, tersenyum agak kaku lalu bertanya,

"Mengapa Jung Jaehyun? Tidak banyak yang kutahu tentangnya."

Perempuan itu berpura-pura bodoh.

"Itu bukan hanya tentangnya. Tapi juga tentang kalian."

Gerakan menyuap sereal yang Rose lakukan kemudian tersendat. Jennie bicara dengan nada agak dingin.

"Kalian?"

Lirih sekali, Rose mengulang sepenggal kata dari kalimat Jennie yang terdengar aneh di telinga. Sudut matanya menangkap betapa wajah perempuan dua tahun lebih tua darinya itu sekarang ini diliputi keseriusan. Entah kesalahan apa sesungguhnya yang telah Rose perbuat, jujur, Rose sama sekali tidak tahu, atau lebih tepatnya tidak ingat.

"Kau dan Jaehyun sebenarnya ada hubungan apa?"

Tiba-tiba menelan makanan menjadi hal yang sukar dilakukan kedua setelah menata gemuruh di dada. Padahal tiada kebohongan terkandung dalam jawaban yang Rose lisankan. Seharusnya ia tidak segugup itu kala menjawab,

"Kami hanya ... teman."

Jennie mengangguk seolah percaya. Rose pikir, sesi interogasi dadakan ini telah berakhir ketika melihat Jennie fokus bergumul dengan sereal. Rose pikir, sudah tidak ada pertanyaan lain lagi, tetapi ternyata ...

"Kau menyukainya?"

Rose salah besar. Ada satu lontaran tanya seusai Jennie menghabiskan santapan paginya, dan Rose butuh jeda agak lama untuk bisa berkata, "Tentu saja, tidak."

Rose ingin membuat Jennie dan seisi dunia ini percaya bahwa kepada Jaehyun, Rose tidak menyimpan perasaan apa-apa, termasuk suka. Namun, ada gerakan bola mata gelisah dan gelagat aneh khas orang berdusta serupa menunduk, menggaruk tengkuk, dan menyelipkan anakan rambut yang Rose lakukan setelahnya.

"Kalau tidak menyukai Jaehyun kenapa kau sampai bergegas menemuinya di jam satu dini hari, padahal itu waktu yang harusnya kau gunakan untuk istirahat?"

Genggaman jemari Rose terhadap gagang sendok mengerat. Ada keterkejutan mencecap benaknya sehingga alih-alih menjawab ia justru melempar balik Jennie dengan soalan, "Eonnie melihatnya?"

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang