CHAPTER 39:
Waiting[Playlist: Seohyun – I'll be Waiting]
***
17 April 2021
Sebuah mobil ditinggalkan pengemudinya sehabis diparkirkan di depan bangunan sebuah restoran. Jaket hitam di badan sedikit dirapikan, begitu pula dengan poni yang menutupi setengah dahi bagian kanan.
"Ayo cepat masuk, kita sudah terlambat!"
Seseorang menepuk bahunya sebanyak dua kali. Buket bunga digenggam hati-hati, wanginya sesekali dihirup saat langkah kaki beranjak masuk ke tempat yang konon direservasi khusus sebagai venue sebuah pesta.
Ke sana, Jaehyun tidak datang seorang diri melainkan bersama Mingyu, Eunwoo, Jungkook, Bambam, Yugyeom, dan Donghyuk serta anggota perkumpulan lainnya. Sebagai informasi, rombongan para wanita sudah lebih dulu sampai, telah bergabung di antara taburan manusia.
Alunan musik juga sapa beberapa kenalan menyambut begitu Jaehyun menginjakkan kaki di dalam.
Konsep pesta sederhana adalah kesan pertama. Benar-benar tanpa hiasan apa-apa, hanya panggung kecil di bagian depan, bebas digunakan siapa saja yang hendak unjuk kebolehan. Selebihnya, adalah meja bundar yang dikelilingi kursi-kursi. Para tamu sebagian besar adalah para idol, aktor, aktris, dan entertain lain, sebagian lagi adalah jajaran para staf dan tetinggi agensi.
Ah, kalau begini, pesta ini tidak bisa dikatakan sederhana lagi.
Tempat ini luas, tetapi sebentar-sebentar Jaehyun sudab menemukan perempuan jelita, pemilik senyum manis yang terumbar di mana-mana, pelantun lagu yang baru-baru ini memuncaki tangga musik seantero negeri.
Ia, perempuan yang mengganggu malam-malam Jaehyun dengan bayang-bayang kebersamaan mereka pada hari-hari lampau, perempuan maha sibuk yang mulai tak bisa Jaehyun temui semaunya.
Malam ini, ia begitu cantik meski hanya mengenakan knit hitam lengan pendek dan loose pants abu-abu. Rambutnya diurai tanpa hiasan apa-apa. Hanya sebuah topi. Konsep sederhana, tetapi tidak mematikan kesan perempuan mahal pada dirinya.
Dan, untuk ke-banyak-kali, Jaehyun dibuai pesona, dibuat jatuh cinta.
"Selamat atas debutmu! Kamu hebat sekali."
Semua yang hadir melakukan hal yang sama dengan Jaehyun sekarang. Memberi hadiah, mengucapkan selamat. Hanya itu.
Di tempat ini, di situasi ini, Jaehyun sadar tidak punya hak istimewa, seperti memeluk dan mencium, misalnya. Sekalipun Jaehyun sangat ingin, sekalipun tak segelintir tamu tahu bahwa ada yang yang istimewa di antara mereka berdua, interaksi yang wajar sebagai dua manusia saling mengenal perlu untuk tetap digencarkan sebab banyak pula manusia yang lebih baik tetap tidak tahu apa-apa soal mereka.
"Terima kasih, Jae."
Senyuman manis diterima Jaehyun sebagai balasan. Tidak begitu istimewa sebab, yakin saja, orang lain juga menerima hal serupa. Maka, semestinya, tangan kanan Jaehyun tetap diam di dalam kantung celana.
"Rojeh!!!"
Karena meraih dan mengusap puncak kepala perempuannya adalah hal yang mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman sekian mata yang memandang.
Bagus, Rose terburu menoleh, menjauh, sehingga tangan Jaehyun yang terlanjur terulur hanya sempat meraih kekosongan di udara.
"Eonnie!"
Rose tak lagi berdiri di depan Jaehyun, melainkan menyambangi Hyeri dan Go Eun yang baru saja tiba, meninggalkan Jaehyun yang kontan dirundung sedikit kecewa. Ah benar, Jaehyun bukan satu-satunya tamu di sini. Sebagai pemilik acara, sudah sepatutnya Rose menyapa keseluruhan mereka yang sudah menyempatkan hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
Fanfictionkamu tahu, kamu tidak boleh menerima cinta kalau tidak sepaket dengan pahitnya. ©2022 LINASWORLD START: 24/08/22 END: 3/10/23