43: Concern

1.5K 274 60
                                    

CHAPTER 43:
Concern

[Playlist: Choi In Hee, Oh Hye Joo – Serenade in E Minor]

***

16 Juli 2021

Sebuah panggilan suara berakhir tak terjawab, begitu pula dengan dua lainnya. Ponsel kemudian diletakkan sembarangan di atas ranjang. Koper berukuran sedang diambil, lalu sejumlah barang dijejalkan ke dalam sana. Malam itu juga, ia batalkan kehadiran ke pesta makan malam dengan kru produksi, ia tinggalkan Los Angeles lebih awal dari jadwal seharusnya.

Perempuan itu harap, ini tidak akan jadi masalah besar sebab proyek musiknya sudah sembilan puluh sembilan koma sembilan persen selesai digarap. Sekarang, lobi bandara menjadi tempatnya duduk bersama perasaan menyebalkan bertajuk cemas yang kian berlebihan saja tiap detiknya setelah beberapa waktu lalu, ia bicara dengan Mark melalui telepon.

"Nunna tidak tahu?"

Panggilan itu terjalin kurang lebih sepuluh hari yang lalu. Setelah beberapa panggilan nihil tanggapan, akhirnya yang satu itu bersambut. Akan tetapi, yang terpampang di layar bukan wajah sang kekasih, melainkan wajah Mark yang kebetulan tengah berada di kamar Jaehyun, sedangkan si pemilik ponsel terlelap dalam posisi tengkurap.

"Jaehyun Hyung kena tampar ketua karena bolos latihan dua hari."

Sejak satu pernyataan keluar dari lisan Mark, tumbuh keinginan untuk segera pulang; untuk segera memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja di sana, atau kalau pun tidak baik-baik saja, setidaknya Rose ingin membawakan Jaehyun obat, memeluk lalu membisikkan kata-kata penenang seperti segalanya akan baik-baik saja.

Namun, keinginan itu harus ditekan untuk waktu yang cukup panjang, yang dalam penantiannya, Rose kerap menemukan kegelisahan atas berbagai alasan. Atas Jaehyun yang berkilat ketika Rose coba menanyakan sedikit luka di sudut bibirnya, atas Jaehyun yang selalu berucap dirinya baik-baik saja saat wajah laki-laki itu tertampil letih, dan atas Jaehyun yang mulai tak intens memberikan kabar dengan alibi padatnya jadwal latihan menjelang comeback.

Pemberitahuan keberangkatan pesawat menguar dari pengeras suara. Rose menderek koper dengan tenang, membelah lautan manusia yang sibuk meneriaki namanya. Merambah kabin pesawat, sekali lagi Rose mengecek ponsel untuk yang terakhir kali sebelum mengaktifkan mode terbang. Ada satu pesan masuk.

Hubungi aku kalau sudah sampai.

***

17 Juli 2021

Ponsel diaktifkan ketika jeda latihan. Menu makan siang dianggurkan Jaehyun cukup lama di meja. Laki-laki itu sedang menengok pesan singkatnya kepada sang kekasih yang tak berbalas, padahal televisi sebuah kedai yang ia dan kawanannya kunjungi siang itu menyiarkan kepulangan Rose dari LA, sudah sejak beberapa jam silam.

Jaehyun letakkan kembali ponselnya, berikut mulai menyentuh porsinya ketika Doyoung dan Johnny nyaris tak menyisakan apa-apa di piring mereka.

"Sepertinya latihan hari ini akan selesai lebih cepat dari jadwal."

Johnny bersuara. Matanya menyorot layar lebar televisi di sudut kedai. "Temuilah dia!" lalu bola mata Johnny bergulir pada Jaehyun. "Kau merindukannya, bukan?"

Jaehyun ikuti arah pandang Johnny berikut menunduk tanpa memberi jawaban. Jaehyun hanya kembali menekuni aktivitas menyantap makanan sebab ia berpikir Johnny pun tahu kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk seenak hati menyambangi sang kekasih, meski ia sangat ingin. Namun, ternyata, yang paham di sini justru Doyoung. Pemuda itu menyenggol lengan Johnny cukup keras.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang