42: Obvious

1.8K 295 61
                                    

CHAPTER 42:
Obvious

[Playlist: G-Eazy & Halsey – Him & I]

***

18 Juni 2021 – Pohang, Gyeongsang

"Tidak apa-apa, Oppa pulanglah lebih dulu. Aku mungkin akan kembali ke Seoul bersama teman-teman yang lain. Kami mau makan-makan dulu."

Pada Kim Danhee, manajernya, Rose bicara di penghujung kegiatan syuting untuk sebuah acara televisi. Tidak ada sangkal. Laki-laki lima tahun lebih tua dari Rose itu mengangguk setuju untuk meninggalkan Pohang lebih dulu. Setelah perbincangan tersebut, Rose kembali ke dalam sebuah ruangan di mana kawanannya menunggu.

Agenda makan malam dengan teman-teman bukan cuma wacana belaka. Sebuah restoran olahan laut kini akan menjadi persinggahan mereka. Namun, pulang bersama agaknya akan sungguhan jadi wacana.

Sebab setelah Rose mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang beberapa waktu lalu: kamu tidak perlu cemas, Jinki Oppa bersedia mengantarku pulang nanti, balasan yang diterima adalah satu pesan suara:

"Aku akan menyelesaikan latihanku dengan cepat. Jangan pulang dengan siapapun, kecuali aku!"

Seoul-Pohang punya jarak yang tak singkat. Butuh ditempuh selama lima jam perjalanan dengan kendaraan pribadi. Oleh karena itu, melihat Jaehyun muncul di balik mobilnya, Rose tidak menemukan satupun alasan untuk marah meski peringatannya sempat diabaikan—peringatan agar Jaehyun pergi istirahat alih-alih memaksa datang menjemputnya.

"Oh, kita kedatangan tamu baru rupanya." Lee Jinki atau yang kerap disapa Onew berseru saat mulutnya masih penuh oleh makanan.

"Wah, siapa ini? Seperti tidak asing." Go Eun menimpali sambil mengumbar senyum penuh goda.

Dua manusia yang berdiri di ambang pintu sana saling melirik.

"Halo, selamat malam, aku Jung Jaehyun."

Rose yakin, baik Jinki, Goeun, ataupun lainnya sudah tahu siapa laki-laki di sebelahnya itu, tetapi mungkin tidak semua tahu tentang hubungan mereka. Dan, mulai malam ini, sejak Rose memutuskan untuk menggandeng tangan Jaehyun tanpa ragu di hadapan setiap mata manusia di sana, maka itu juga berarti Rose memberitahu mereka semua, bahwa baginya, laki-laki ini lebih dari sekedar seorang Jung Jaehyun.

"Kukira hubungan kalian cuma rumor yang berhembus di kalangan para idol. Tapi, ternyata itu memang benar."

Kata-kata Suhyun mendapat anggukan setuju dari tiap-tiap kepala. Jaehyun dan Rose hanya saling melepas senyuman. Berikutnya, muncul banyak pertanyaan dari mereka yang penasaran atau sekedar ingin tahu.

Bagaimana keduanya bertemu, kapan mulai menjalin hubungan, dan siapa yang lebih dulu menyatakan ketertarikan. Kisah asmara Rose dan Jaehyun mengalir, menjadi pelengkap santapan malam, ditutup dengan sematan harapan-harapan untuk kebaikan di masa mendatang.

"Kuharap kalian bisa selalu bersama-sama. Aku ingin sekali melihat kalian menikah." Ji Ah menjadi salah satu penyemat.

"Kalian masih terlalu muda untuk melangkah ke sana. Aku hanya berharap kalian akan baik-baik saja." Kemudian, Lee Dong Wook adalah penyemat lain, disusul senyuman, dan tepukan pelan di lengan Jaehyun.

Sebagai manusia yang tak lagi bisa dikata muda, sebagai manusia yang bisa dikata paling paham dan paling berpengalaman, Dongwook seolah memberitahu bahwa tetap baik-baik saja dalam kondisi apa pun adalah doa terbaik.

Sebab, agaknya, untuk selalu bersama-sama apalagi menikah, dengan status mereka sebagai pujaan jutaan manusia di dunia adalah hal yang terlalu muluk diwujudkan. Semua orang juga pasti paham. Termasuk dua manusia di dalam sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan rata-rata menuju ibu kota.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang