16: Read

2.8K 537 226
                                    

CHAPTER 16:
Read

[playlist: Crush - Bittersweet]

***

Laut kembali disapa mata dua manusia.

Mereka yang baru saja mengusaikan keberadaan dari kamp pusat pelayanan, kini berjalan beriringan menyusuri pesisir. Untuk menuju restoran yang telah disepakati sebagai tempat makan malam, ketimbang melewati setapak, Rose dan Jaehyun justru memilih merelakan kaki telanjang mereka bersentuhan dengan pasir dan ombak-ombak kecil.

Tadi, sehabis melepaskan dekapan, mereka ditelan kecanggungan kemudian. Masing-masing diam. Sama-sama tersadar bahwa apa yang barusan diperbuat adalah sebuah ketidakwajaran mengingat satu sama lain tak pernah sekalipun berbincang pasal perasaan.

"Mau lewat pantai saja?"

Adalah Jaehyun, pemecah keheningan panjang di antara mereka. Rose menaikkan satu alis seolah bertanya 'mengapa'.

"Hanya ... aku merasa telah mengacaukan suasana perkumpulan kita. Mengacaukan suasana hatimu, terutama. Jikalau mau, mari sebentar kembali menengok pantai."

Sebagai penanda setuju, Rose memberi anggukan dan sedikit senyuman. Totebag pemberian petugas penjaga kamp pelayanan wisatawan menjadi tempat bertemunya dua pasang sandal dengan ukuran berbeda, digabung pula dengan kemeja setengah basah. Jaehyun bawa itu sepanjang langkah.

Pantai di kala petang memang tidak seindah saat hari masih terang. Hal tunggal yang menjadikannya indah bagi Rose hanyalah keberadaan laki-laki di sebelah. Rose pandang Jaehyun lebih sering daripada lautan lepas, kendati Jaehyun sebaliknya. Tatkala pandangan mereka bersatu tanpa sengaja, senyuman akan sama-sama dilepaskan.

"Jaehyun."

"Hm?"

Kali ini, menyatunya pandang adalah sengaja. Rose yang memprakarsai itu, memaksa Jaehyun menatapnya secara utuh.

"Ada sesuatu di rambutmu."

"Mana?"

Jaehyun menunduk. Tangannya berusaha menghempas sesuatu di rambut, yang padahal tidak sungguhan ada. Rose berbohong tanpa alasan yang jelas. Hanya ingin saja, iseng saja.

Saling berhadapan, tangannya menjangkau kepala Jaehyun, merapikan rambut yang berantakan akibat tiupan angin. Semula, inginnya demikian, tetapi berubah muara seiring sorot mata Jaehyun yang berubah pula.

Berubah lebih intens dari sebelumnya sehingga Rose kehilangan kontrol atas jemari yang bersenggama dengan helaian surai hitam Jaehyun di sana. Rose berujung kembali mengacak-acak itu, lalu berlari karena malu.

"Hei!"

Jaehyun memekik lantang memandang punggung Rose yang telah jauh di depan.

Rose berbalik. "Maaf, sengaja," serunya nyaring.

"Kau bilang apa? Sengaja?"

Sama pelan-pelan, Jaehyun melangkah maju, Rose mundur. Ujaran Jaehyun sarat akan nada kesal yang dibuat-buat. Satu sudut bibirnya terangkat naik dengan samar.

Tanpa ancang-ancang, ia mengejar Rose yang kontan saja kembali melarikan diri, tetapi mustahil untuk lolos dari jangkauan Jaehyun mengingat kecepatan berlari mereka tidaklah sebanding. Mudah bagi jemari Jaehyun memberikan balasan setimpal dengan tingkah Rose sebelumnya tatkala mereka kembali sejajar.

Rambut Rose diacak-acak sampai benar-benar acak. Sang pelaku kini berlari kencang meninggalkan Rose jauh di belakang.

"Hei, Jung Jaehyun, sialan!"

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang