49: Reedem

1.5K 261 104
                                    

CHAPTER 49:
Reedem

[Playlist: Doja Cat - You're Right]

***

4 November 2021 - 22.35

"Haruskah kita benar-benar melakukan ini, Jae?"

Doyoung bertanya untuk yang kesekian kalinya, dan respon Jaehyun masih sama, diam tak bersuara. Tidak berhenti dari kegiatan menyulap Doyoung menjadi bak perempuan cantik dan seksi berarti tidak ada keraguan sama sekali dalam diri Jaehyun saat ini. Bra, gaun sebatas paha, kardigan merah muda, dan rambut palsu berwarna blonde telah terpasang di tubuh Doyoung.

Sebagai sentuhan terakhir, Johnny mengambil peran meski dengan kemampuan pas pasan, memoles wajah Doyoung dengan bedak dan lipstik juga bulu mata palsu. Selesai. Ketiga laki-laki itu keluar dari asrama, masuk ke dalam mobil yang sudah menanti di halaman dengan Taeyong sebagai pengemudi.

Jaehyun ambil posisi duduk di samping Taeyong. Sepasang sepatu heels diambilnya dari paperbag lalu disalurkan kepada Johnny yang duduk di belakang bersama Doyoung.

"Jae yang benar saja?" keluh Doyoung karena sekarang ia bener-benar seperti banci kalengan yang hendak diberangkatkan mengamen di pinggir jalan. Namun, agaknya itu lebih baik ketimbang diberangkatkan menuju lokasi yang sunyi sepi di pinggiran kota yang jarang dijamah kaki manusia.

"Hanya kamu satu-satunya harapanku sekarang, Hyung!"

Mendengar perkataan Jaehyun, laki-laki itu hanya bisa menghela napas, lalu menyodorkan kakinya pada Johnny yang bergegas memasangkan heels di sana sebelum Doyoung berubah pikiran.

"Kalian bahkan sudah tidak ada hubungan apa-apa, mengapa sampai bertindak sejauh ini?"

Meski pelan, gerutu Doyoung tetap bisa Jaehyun tangkap. Tiada sangkal terucap. Jaehyun hanya memandang telunjuk dan ibu jari kanannya yang terbalut plester luka. Ingatan berputar ke belakang, menuju pagi hari tadi saat ia terbangun dan sudah mendapati lukanya terobati.

Tentang siapa yang mengobati, tidak ada orang lain yang Jaehyun pikirkan selain pemilik tempat yang semalam ia singgahi. Jaehyun memang tak memastikan hal ini sebab ia terlalu sibuk menikmati hidangan sarapan yang sudah tersaji dan juga menikmati visual paripurna sang penyaji.

Sebagaimana pinta Jaehyun semalam, Rose memberikan sedikit perhatian. Namun, yang sedikit itu saja sudah membuat pagi Jaehyun terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Benar bahwa mereka sudah tidak punya hubungan apa-apa, tetapi bolehkah Jaehyun mengartikan itu sebagai pintu gerbang menuju kesempatan kedua?

Bertindak sejauh menyambangi tempat di mana oknum yang memasang kamera pengintai di dalam bola kristal Rose yang semalam ia hancurkan bukan masalah jika hal ini dapat membuka pintu gerbang menuju kesempatan kedua itu dengan lebih lebar lagi. Namun, kalau pun tidak, Jaehyun tidak akan menyesal melakukannya demi kenyamanan dan keamanan perempuan tercinta.

Petang tadi, masih di lokasi konser, Jaehyun terima sebuah panggilan yang mengabarkan kegentingan.

"Orang itu mengancam akan menyebarkan video yang dia punya kalau aku tidak menemuinya."

Video bukan sembarang video. Sampai suara Rose bergetar begitu, Jaehyun sudah cukup paham tanpa Rose menjelaskan panjang lebar. Sudah saja, telepon ditutup setelah Jaehyun berkata,

"Kirimkan alamatnya padaku segera! Kamu jangan pernah sekali-kali menemuinya!"

Lokasi konser bergegas Jaehyun tinggalkan bersama Johnny, Doyoung, dan Taeyong yang juga ia kabarkan soal ini. Ide konyol tetapi cemerlang yang digagas Johnny pun direalisasikan dengan mengorbankan Doyoung sebagai peran pengganti yang akan menggantikan figur Rose untuk mengelabuhi si oknum sebelum nantinya serangan dilancarkan.

BITTERSWEET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang