44: Surcease

1.4K 279 129
                                    

CHAPTER 44:
Surcease

[Playlist: Choi In Hee, Oh Hye Joo – Leap Trough Time]

***

27 Juli 2021

"Maaf, sepertinya tidak bisa."

"Tidak apa-apa. Kita adakan lain waktu."

"Tapi, biar aku lihat lagi kemungkinannya besok."

"Tidak perlu. Kita adakan saat kita sama-sama senggang. Aku cukup sibuk."

Jaehyun bilang pada Rose, tidak apa-apa untuk menunda perayaan satu tahun hubungan mereka yang mana itu jatuh tepat pada hari esok. Toh, dua manusia itu sama-sama tahu mereka sibuk dengan agenda masing-masing yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan. Jadi, dengan berat hati, Rose batalkan reservasi terhadap sebuah restoran, satu hari sebelumnya.

***

28 Juli 2021

"Malam ini, ayo adakan perayaan. Sepertinya aku bisa pulang lebih awal."

"Benarkah? Kalau begitu biar aku buat reservasi."

"Eum, tidak perlu reservasi. Mari adakan di apartemenku. Kita pesan makanan dari luar."

"Ide bagus. Kabari aku kapan kau akan pulang."

Mencoba mencari cela di antara padatnya jadwal kerja, rencana perayaan kembali dibuat secara dadakan. Ketika menjelang tiba delapan malam, Rose sudah resah sebab proyek photoshoot-nya masih belum menemui tanda-tanda kelar. Masih ada beberapa sesi dengan sekian jumlah pakaian yang perlu Rose kenakan. Di sela-sela kegiatan, selalu Rose coba mengirim pesan kepada Jaehyun perihal kemungkinan ia pulang.

Sekitar pukul 9. Tiga puluh menit lagi. Mungkin sebentar lagi. Aku sudah pulang.

Hingga tiba pukul sepuluh lewat tiga puluh, Rose baru bisa menginjakkan kaki di apartemen. Dan, hingga saat itu, pesan-pesan yang ia kirim pada Jaehyun belum menuai balasan. Rencana mengistirahatkan badan selama sepuluh menit malah jadi satu jam.

Ia buru-buru membenahi penampilan sebab dua puluh menit lalu, Jaehyun mengabarkan akan segera datang. Makanan pesanan datang lebih dulu dari orang yang memesan. Iya, Jaehyun adalah oknum sekian banyak menu.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa datang."

Dan, Jaehyun juga yang tidak bisa meluangkan waktu.

"Mari adakan lusa, aku libur kerja. Akan kubuatkan menu spesial untukmu. Bagaimana?"

Rose diam lama saat ditanya seseorang di seberang sana melalui sambungan telepon. Bukan apa-apa, ia hanya sedang mempertanyakan satu hal: apakah di sini, hanya dirinya yang terlalu ingin merayakan?

"Baiklah. Mari rayakan lusa. Jangan memasak sendirian, kita lakukan bersama-sama."

Padahal saat itu, Rose tidak tahu apakah ada kelonggaran kegiatan pada lusa nanti. Yang perempuan itu tahu hanya, ia tidak punya hari libur.

***

31 Juli 2021

Satu kali bel dipencet, sebuah pintu apartemen masih tertutup rapat. Dua kali, pintu masih tidak bergerak sama sekali. Tiga kali, tetap nihil reaksi. Maka, jemari lentik seorang perempuan mencoba menekan sandi yang ia hapal di luar kepala: 280720. Pintu terbuka. Namun, perempuan itu bertahan cukup lama tanpa melakukan apa-apa.

Ada pikiran yang menyita pergerakannya sekian menit. Tentang tanggal yang sangat istimewa baginya, tetapi mungkin tidak begitu istimewa bagi seseorang. Itu dilewatkan begitu saja, tanpa disayangkan, tanpa dirayakan. Sejauh ini, rencana-rencana hanya selalu berakhir wacana.

BITTERSWEET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang