41: Partner

1.7K 307 94
                                    

CHAPTER 41:
Partner

[Playlist: Lana Del Rey – Doin' Time]

***

3 Juni 2021—07:23 PM

Tas selempang dirogoh pelan. Sehelai masker dikeluarkan dari sana lalu dikenakan. Syal yang melilit leher dinaikkan hingga menutup setengah wajah. Tak lupa, kepala ditutup menggunakan kupluk yang menyatu dengan mantel.

"Bolehkah kita naik secara terpisah?"

Dua manusia masih duduk di dalam mobil yang terparkir di basemen gedung apartemen. Kerutan yang sempat menoreh di dahi Jaehyun kala melihat aktivitas Rose barusan kemudian memudar. Jaehyun paham maksud juga tujuan perempuan ini menyamarkan diri sebaik itu.

Sabuk pengaman dibuka. Jaehyun mendekat, lalu membuka sabuk pengaman yang terpasang pada tubuh Rose.

"Kamu naiklah lebih dulu!" Ia benarkan sedikit posisi syal yang Rose kenakan agar makin sempurna perempuan itu menyamar. Anggukan diterima beserta sebuah pinta,

"Nanti datang ke tempatku, mengerti!"

Jaehyun tersenyum juga mengangguk. Lengkungan manis memudar seiring jauh perempuannya beranjak meninggalkan hingga suatu ketika Jaehyun temukan mobil ini hanya terisi oleh ia seorang dan sebuah kesunyian.

Dashboard dibuka. Sebuah ponsel hitam yang bukan miliknya diambil dari sana, dinyalakan. Pergi ia menuju fitur galeri, menggeser-geser beberapa potret di sana. Beberapa sekon terdiam, Jaehyun matikan kembali ponsel tersebut sebelum memasukkannya ke dalam jaket.

Mobil ditinggalkan.

Sepanjang berjalan tak pelan, Jaehyun amati sekitar—kegiatan yang selama ini hampir tidak pernah dilakukan. Ada banyak kamera pengaman ternyata, mungkin benda itu telah banyak pula merekam kebersamaannya dengan Rose selama ini.

Ada satu dua orang, Jaehyun papasi, mungkin orang yang tinggal di gedung ini, mungkin juga bukan, mungkin mereka tidak peduli, mungkin hanya pura-pura tidak peduli ketika melihat Jaehyun berdiri di sebuah unit apartemen di lantai tiga.

Sebuah senyuman manis seorang perempuan di dalam sana menyambut, serta merta menyeret Jaehyun agar menerbitkan hal yang sama di wajah waspadanya.

"Kenapa? Kamu bertemu hantu atau ada yang mengintaimu?"

Meja makan dan kegiatan menata hidangan lantas ditinggalkan terburu-buru. Rose mendatangi Jaehyun di dekat pintu dengan raut yang sama waspadanya dengan laki-laki itu sebelum ini. Hendak ia pastikan keadaan di luar karena pertanyannya hanya dijawab tawa kecil.

Namun, Rose tidaklah bergerak ke manapun.

Tidak ada yang bisa Rose lakukan manakala gagang pintu menjadi pertemuan di antara dua tangan berbeda kepemilikan. Rose tidak tahu pasti kapan Jaehyun menanggalkan jaketnya hingga yang tersisa kini hanya kaos putih polos pendek menampilkan lengan kokoh juga proporsi badan sempurna seorang pria.

Dan, Rose terkesima sebab itu berada dekat dengan kedua matanya. Ditambah lagi, aroma seorang Jaehyun selayak bius yang mujarab mematikan kinerja otak.

"Bisakah kamu berhenti mengurusi yang di luar dan hanya fokus dengan yang di dalam?"

Lembut suara Jaehyun membisik di telinga, mengakibatkan benak setiap manusia yang mendengarnya akan menjerit sebab kewalahan mengendalikan detak di dada.

Tatapan Jaehyun utuh jatuh pada perempuannya, tapi Rose bahkan tidak sanggup menatap laki-laki itu lebih dari tiga detik sehingga ia hanya bisa menunduk, mencari-cari objek yang bukan sepasang mata, meski kadang-kadang masih suka melirik.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang