Extra | 2

2.1K 269 36
                                    

-------------------------
EXTRA CHAPTER 2
-------------------------

31 Desember 2021 – 18.15

Sudah lima belas menit berjalan, Rose duduk di kursi, di dekat sebuah mini bar; memandangi setiap pergerakan Jaehyun di dapur sana. Dan seharusnya, itu akan berlangsung selama kurang lebih tiga puluh menit ke depan. Namun, kursi ditinggalkan Rose lebih cepat dari perkiraan.

Ia tidak mengindahkan titah Jaehyun untuk tetap diam di tempat selagi laki-laki itu menyiapkan hidangan makan malam. Jaehyun yang tengah berkutat dengan adonan pasta dihampiri, diperhatikan dari dekat, sedikit dibantu, banyak direcoki. Meski demikian, Jaehyun tidaklah keberatan. Meski wajahnya banyak tercoreng tepung dan kaosnya ternodai saus di sana-sini hasil keusilan Rose, tetap satu-satunya yang menghias raut laki-laki itu hanya tawa dan bahagia.

Rose juga sama diusili Jaehyun, meski penampilan perempuan itu tidak berakhir lebih kacau ketimbang Jaehyun. Jaehyun tidak setega itu mengotori wajah dan gaun cantik Rose malam ini.

Pasta dan steik menjadi hidangan utama yang telah selesai dibuat. Keduanya disajikan di meja makan bersama salad buah sebagai hidangan penutup, tak lupa sebotol alkohol sebagai pelengkap.

"Bagaimana?"

Jaehyun menanti komentar Rose yang dipersilakan mencicipi lebih dulu. Lama menimbang-nimbang, Rose kemudian tersenyum dan mengacungkan jempol, "Luar biasa. Kamu bisa membuka restoran setelah ini."

Tawa Jaehyun menggema. Sedikit malu banyak tersanjungnya. Ia merasa usahanya mencoba-coba resep masakan beberapa waktu belakangan kini terbayarkan. Begitu pula dengan usahanya mengejar perempuan ini yang pada akhirnya pun terbayarkan.

Meski tidak ada kata mari kembali menjalin hubungan keluar dari mulut mereka berdua, mereka yang kembali saling memberi kabar, saling merindukan, saling menemani, dan saling-saling lainnya yang akan sangat banyak jika disebutkan sudah lebih dari cukup memberitahu masing-masing bahwa mereka kembali pada satu sama lain.

"Mengapa kamu mau kembali padaku?"

Ketimbang mempertanyakan mereka kini apa, Jaehyun lebih ingin memastikan sebuah alasan. Kala itu, selesai makan malam, berdua duduk sejajar, melantai di depan mesin cuci yang sedang beroperasi membersihkan pakaian kotor mereka.

"Hanya aku sadar kamu bukan satu-satunya penyebab hubungan kita tidak berjalan dengan baik sebelumnya. Kamu gagal memahamiku, begitu juga aku. Aku gagal memahamimu. Salahku adalah terlalu tidak sabaran, tidak seharusnya aku menyerah secepat itu. Seseorang bilang, aku hanya harus sedikit bersabar, maka hubungan kita akan berjalan dengan lebih baik."

Rose memainkan ujung lengan kemeja kebesaran milik Jaehyun yang ia pinjam kala itu. "Aku pernah bilang bahwa kamu adalah yang pertama. Aku tidak punya pengalaman menjalin hubungan sebelum bersamamu. Jadi, maaf apabila aku terlalu banyak menuntut dan tidak dewasa. Aku berjanji akan memperlakukanmu dengan lebih baik ke depannya."

Masing-masing kepala yang bersandar pada dinding kemudian menoleh mengakibatkan pertemuan antara dua pasang mata yang menyimpan teduh di balik tiap-tiap sorotnya. Lama saling bersipandang, Jaehyun mengangsurkan jemari bagian kanan. Anakan rambut Rose disentuh telunjuk bagian belakang, diselipkan di sela-sela telinga perempuan itu sehingga nampak kian jelas tanpa halangan apa-apa, wajah jelita yang selalu berhasil membuatnya memanjatkan puja.

"Kamu sudah memperlakukanku dengan sangat baik sebelumnya. Terima kasih, Chaeyoung. Ke depannya, bagiku, cukup kamu selalu berada di sisiku. Aku pun berjanji akan memperlakukanmu dengan lebih baik."

Senyum menoreh tipis-tipis pada tiap-tiap bibir manusia. Dan, milik Jaehyun adalah yang pertama kali lenyap. Itu memudar seketika Rose menggenggam jemari kanannya—yang belum sempat ditarik dari aktivitas menyentuh helaian rambut panjang—lalu menjatuhkan kecupan di punggung tangan.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang