31: Secure

2.6K 416 102
                                    

CHAPTER 31:
Secure

[Playlist: Kelley Mcrae – Until the End]

***

Ingatan Rose nihil dari kronologi sampainya ia di asrama, bangun dalam keadaan pening di kepala dan bau alkohol di mulut. Ketika menuang air, ia ingat tentang acara perkumpulan semalam. Ketika meneguk, ia ingat tentang minuman memabukkan yang mengairi tenggorokannya semalam.

Sebuah konsekuensi jikalau keberatan melaksanakan tantangan atas kekalahan bermain jenga. Rose kerap menjadi pihak yang meruntuhkan menara dari balok-balok kecil sebab permainan itu bukan bagian dari keahliannya, apalagi jika dimainkan dalam keadaan gugup.

Padahal jalinan asmara di antara mereka telah menginjak dua pekan dan jumpa bukan yang satu dua kali terlaksanakan, tetapi Rose masih merasakan begitu banyak letupan tiap kali semesta menyatukannya dengan Jaehyun di satu ruang dan waktu yang sama. Rose akan selalu bersemangat untuk penampilan yang tidak terlalu mencolok tapi cocok sesuai titah sang kekasih tercinta.

Jung Jaehyun

Aku akan datang ke perkumpulan agak terlambat.
Kamu jangan lupa kenyangkan perut sebelum memesan kopi.
Jangan lupa bawa mantel, udara sudah semakin dingin.
Dan, jangan dandan terlalu mencolok.

Siap, Pak Bos.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya juga dari pesan-pesan yang Jaehyun kirimkan, Rose telah mampu mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya Jaehyun adalah laki-laki agak cemburuan. Maka, semalam, tiap kali menerima kekalahan, ketimbang melakukan kontak fisik dengan lawan jenis, Rose memilih meneguk alkohol di gelas berukuran cukup besar. Itu adalah tanda bahwa,

Rose keberatan menatap mata Jungkook selama sepuluh detik, keberatan menggenggam tangan Mingyu selama sepuluh menit, keberatan mencium pipi June satu kali, dan keberatan-keberatan lainnya yang lumayan banyak jika disebutkan satu demi satu.

"Rose sudah cukup, kau sudah sangat mabuk."

Petuah Lisa dihiraukan. Rose tetap mengambil gelas, padahal tantangannya hanya menelpon teman laki-laki dan mengucapkan bahwa ia merindukannya. Nyaris semua tantangan ditolak, kecuali satu.

"Jung Jaehyun."

"Hm?"

Rose menatap laki-laki di sebelahnya selama tiga detik sebelum menjalankan sebuah tantangan

"Mari bersama-sama selama yang kita bisa dan jangan berpikir untuk saling meninggalkan."

Tantangannya adalah memberikan sebuah ajakan pada salah satu orang yang hadir di perkumpulan tadi malam. Dan, atas yang Rose ucapkan, tiap-tiap pemilik telinga yang mendengar kemudian menatap bingung tetapi tak lama mereka semua paham bahwa perkumpulan ini telah melahirkan satu pasangan.

Dan, Jaehyun pun mengkonfirmasi. Bukan dengan kata melainkan tindakan. Rose yang tadinya mengulai kepala di atas meja kemudian Jaehyun bawa agar bersandar di bahu kanan. Lengan dilingkarkan melewati punggung yang tak lebar. Jemari Jaehyun mengusap lengan atas atau kadang kepala perempuan yang resmi hilang kesadarannya—tetapi sayup-sayup masih bisa merekam seraut wajah dan sepatah curah,

"Kami berkencan, sudah sejak dua minggu lalu. Kami akan berterimakasih jika kalian semua mendukung."

Ingatan terakhir yang berhasil dimunculkan akal Rose adalah ketika Jaehyun bicara pada Lisa yang telah duduk di kursi kemudi mobil, setelah bubar acara.

"Mohon agar berkendara dengan hati-hati. Kamu membawa perempuanku."

Lisa berdecak, tertawa kecil, lalu menjawab "Siap, Tuan Jung."

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang