"Farrel."
Pundak Esy jatuh. Ia menatap putus asa pada buku Statistika yang membuka di hadapannya.
Farrel menghentikan penjelasannya. Ia berpaling dan melihat Esy yang membuang napas panjang.
"Aku nggak ngerti."
Farrel diam. Begitu pula dengan Esy. Yang berulang kali hanya menarik udara dalam-dalam dan mengembuskannya panjang.
"Semua masih baik-baik saja," desah Esy.
Mata Farrel melirik. Tapi, ia masih diam.
"Semua angka-angka ini masih baik-baik saja. Sebelum akhirnya x dan y muncul," lanjut Esy dengan teramat lesu.
Esy rasanya benar-benar tidak bertenaga. Semenjak ia melihat angka nol itu di lembar tugas Statistikanya, energi yang ia peroleh dari sebungkus nasi uduk mendadak saja hilang.
Sungguh Esy tidak percaya bahwa seumur hidupnya ia akan mendapat nilai nol. Terlebih lagi itu di Statistika. Mata kuliah yang diajar oleh dosen pembimbing akademiknya sendiri.
"Otak aku benar-benar capek."
Kali ini Farrel yang mengambil napas dalam. "Nggak seburuk itu, Sy. Kamu cuma perlu---"
"Kita istirahat bentar yuk, Rel?" pinta Esy tak berdaya. "Aku beneran nggak sanggup mikir lagi."
Farrel tidak bisa berbuat apa-apa. Ia pun mengangguk. Mungkin sedikit jeda memang dibutuhkan Esy. Terlebih lagi karena sejurus kemudian ada seseorang yang mendatangi mereka.
"Rel."
Bukan hanya Farrel yang menoleh, alih-alih Esy pula. Ternyata adalah Dira yang datang. Dengan beberapa buku yang ia peluk di dada.
"Eh, Dira," ujar Farrel. Ia melirik buku yang dibawa cewek itu. "Abis minjam buku?"
Dira mengangguk. "Kebetulan di Perpus banyak buku materi yang bagus-bagus."
Dira menaruh buku-buku yang ia pinjam di atas meja. Lantas menarik satu kursi kosong, duduk bergabung dengan Esy dan Farrel.
Kala itu suasana Perpustakaan memang tergolong sepi. Jadi percakapan mereka tidak akan mengganggu pengunjung lainnya.
"Ini buku yang dibilangin Bu Fatma kapan hari," ujar Dira memamerkan satu buku pada Farrel. "Morfologi Tumbuhan karya Gembong Tjitrosoepomo."
"Ah! Buku yang jadi sumber rujukan materi Botani?" tanya Farrel tertarik. Ia mengambil alih buku tersebut dan Dira memberikannya dengan suka hati.
"Iya. Tadi aku sempat buku sekilas dan isinya memang lengkap banget."
Farrel membuka buku tersebut. Langsung membacanya.
"Bener kan?" tanya Dira kemudian.
Farrel mengangguk. "Semua materinya emang diambil dari sini. Pantas Bu Fatma nyuruh buat baca buku ini kalau ada materi yang nggak kita paham."
"Iya. Dan yang aku tahu katanya Prof Gembong itu emang spesialisnya untuk ilmu Botani. Jadi buku ini benar-benar rujukan semua orang untuk Botani."
Farrel mendengarkan penjelasan Dira dengan penuh minat. Dan hal tersebut tentu saja membuat Dira semakin bersemangat menjelaskan hal yang ia tahu. Tapi, ironisnya Esy tidak begitu.
Esy diam. Lama-lama cemberut ketika melihat interaksi Farrel dan Dira. Karena tak butuh waktu lama untuk mereka terlibat diskusi mengenai materi Botani.
"Selengkap itu ya? Apa aja isinya?"
Akhirnya Esy tidak bisa diam saja. Entahlah. Apa pun ia tanyakan asal bisa ikut bergabung dalam pembicaraan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farrel! "FIN"
Teen FictionNomor Peserta: 095 Tema Yang Dipilih: Campus Universe Blurb: Untuk urusan keteguhan hati, Esy Handayani dan Farrel Anantara memang nggak ada duanya. Mau lihat buktinya? Bukan lagi setahun atau dua tahun, Esy sudah menyukai Farrel bahkan ketika merek...