"Farrel."
Esy menggeser duduknya. Setelah celingak-celinguk demi memastikan kelas masih sepi, ia pun makin mendekati Farrel.
"Apa?"
Bertanya singkat, Farrel tidak memindahkan fokus matanya dari materi Aplikasi Komputer. Mempersiapkan diri untuk kuis yang akan diadakan nanti. Satu rutinitas yang kerap dilakukan dosen ketika mendekati akhir semester.
"Aku mau nanya sesuatu sama kamu."
Farrel tetap fokus. "Nanya apa?" tanyanya lagi. "Bukannya tadi kamu ngomong kalau kamu udah belajar sampe jam dua malam?"
Mata Esy membesar, tapi mulutnya mengatup rapat. Kedua tangannya naik dan mengepal dalam ekspresi geregetan.
"Ih, Farrel. Aku bukan mau nanya materi AK sama kamu."
"Terus?"
"Aku mau nanya soal Dira."
Fokus Farrel terjeda. Matanya mengerjap sekali dan sedetik kemudian ia berpaling, melihat pada Esy.
"Dira?"
Esy mengangguk. "Iya."
"Kenapa sama Dira?"
Esy kembali mencoba untuk menggeser kursinya. Tapi, percayalah. Kursi mereka sudah benar-benar mentok. Tidak ada sedikit jarak pun lagi.
"Kamu ngerasa nggak kalau akhir-akhir ini dia suka deketin kamu?"
Dahi Farrel mengerut. "Deketin aku?"
Kembali, Esy mengangguk. Ekspresi wajahnya tampak serius. Sorot matanya menajam.
"Iya," ujar Esy. "Kayaknya dia suka kamu deh."
Farrel diam. Tidak mengomentari perkataan Esy, ia malah tampak mengerjap beberapa kali. Lalu bola matanya berputar. Dan akhirnya ia berdecak.
"Kamu punya banyak waktu luang? Kalau iya," kata Farrel seraya menarik napas. "Lebih baik kamu pakai untuk belajar Statistika. Terakhir kali tugas kamu baru dapat lima puluh."
Esy cemberut. "Kok malah ngomongin Statistika sih?" gerutunya. "Aku tuh serius, Rel."
"Aku juga serius, Sy," balas Farrel. "Untuk apa kamu mikirin itu? Lebih baik kamu pikirkan nilai semester ini. Memangnya kamu mau kalau IP kamu anjlok?"
"Omongan kamu ini kadang-kadang nyakitin hati," gerutu Esy lagi.
Tuntas mengatakan itu, Esy sedikit menarik diri. Farrel yang melihatnya memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa lagi. Tapi, sejurus kemudian Esy justru kembali bersuara. Tepat ketika Farrel ingin lanjut belajar.
"Tapi, jujur ke aku, Rel. Kamu suka Dira nggak?"
Wah!
Farrel melotot. Wajahnya seketika terasa kaku.
"Kamu suka dia?" tanya Esy panik. "Iya?"
"Kamu ini kenapa sih, Sy? Apa belajar sampe jam dua malam buat kamu agak eror?"
Esy merengek. "Jawab pertanyaan aku, Rel. Jangan mindahin topik ke mana-mana. Aku cuma mau tau itu aja."
Farrel melihat ke ambang pintu sekilas. Dalam waktu dekat, teman-temannya pasti akan berdatangan. Tentunya akan menjadi hal memalukan bila Esy masih merengek dan bertanya yang aneh-aneh.
"Nggak."
Rengekan Esy berhenti. Ia diam sejenak. Seolah sedang mencerna baik-baik satu kata itu.
Esy menyipitkan mata. "Nggak suka? Atau ... nggak salah lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Farrel! "FIN"
Ficção AdolescenteNomor Peserta: 095 Tema Yang Dipilih: Campus Universe Blurb: Untuk urusan keteguhan hati, Esy Handayani dan Farrel Anantara memang nggak ada duanya. Mau lihat buktinya? Bukan lagi setahun atau dua tahun, Esy sudah menyukai Farrel bahkan ketika merek...