"Farrel."
Siang itu ketika Esy dan Farrel baru saja ingin meninggalkan parkiran kampus, ada beberapa orang senior yang memanggil. Mereka pun lantas menghampiri keduanya. Farrel pun terpaksa memutar kembali kunci motornya.
"Ya, Kak?"
Adalah Ozy yang mengambil tempat di depan Farrel. Dengan tangan yang bertahan di stang motor cowok itu, ia balas bertanya.
"Kamu dulu ketua OSIS kan?"
Farrel ingin membenarkan pertanyaan itu, tapi keburu Esy duluan yang menjawab.
"Ketua OSIS dan ketua KTS."
Ozy beralih pada Esy. "Apaan KTS?"
"Karya Tulis Siswa," jawab Esy.
"Oh."
Ozy dan teman-temannya mengangguk. Lalu ada Indri yang menyeletuk.
"Aku pikir itu singkatan buatan kamu. Taunya bukan."
Esy terkekeh. "Nethink aja."
Farrel mengabaikan Esy dan Indri yang lantas melanjutkan perbincangan geli mereka. Saling menggoda.
"Kenapa ya, Kak?" tanya Farrel pada Ozy.
"Gini," ujar Ozy mulai menjelaskan maksudnya. "Semester ini kan udah mau abis. Jadi udah mau persiapan untuk rapat anggota HIMA. Untuk agenda persiapan penyambutan mahasiswa baru dan sekalian untuk ganti kepengurusan."
"Oh."
"Jadi teknisnya ntar kita bicarakan di sekre."
Turut bicara kemudian adalah Yoga. Ia membantu Ozy menjelaskan maksud mereka pada Farrel. Bahwa HIMA sebagai organisasi mahasiswa Agroekoteknologi sedang menjalani agenda menjelang akhir semester. Dua di antaranya adalah persiapan OSPEK dan pergantian kepengurusan.
Itu layaknya tongkat estafet yang harus diperkenalkan pada mahasiswa tingkat satu. Mulai ikut serta dalam kegiatan HIMA demi mempersiapkan diri. Karena di tahun selanjutnya tanggung jawab akan sepenuhnya berada di tangan mereka. Begitulah regenerasi mahasiswa tiap tahunnya.
"Oke, Kak," angguk Farrel. "Minggu besok aku ke sekre."
Sekre adalah panggilan mereka untuk sekretariat. Satu bangunan yang tidak berukuran terlalu besar dan terletak tepat di sebelah Gedung Jurusan. Di sanalah kegiatan HIMA dilakukan. Entah itu rapat atau sekedar berkumpul.
"Sip," ujar Ozy sambil menarik tangannya dari stang motor Farrel seraya bicara pula pada Esy. "Sy, sorry. Minggu besok kamu nggak bisa nge-date dulu."
Esy terkekeh sementara Farrel hanya berdecak. Dan kemudian Sella menimpali perkataan Ozy.
"Kapan hari kami lihat kalian jalan pagi-pagi. Iya kan?"
Farrel mengingat dengan cepat. Lalu ia menggerutu dengan suara rendah.
"Pasti pas nyari tiwul."
Dan benar saja. Di belakangnya, Esy berkata.
"Ah! Itu kayaknya pas kami nyari tiwul deh, Kak."
Sella melongo. "Tiwul?"
"Iya," kekeh Esy.
"Kayak nggak ada makanan yang lebih keren buat dicari," ledek Sella.
Indri pun turut tertawa. "Bukan masalah makanannya, Sel."
Tentu saja perkataan Indri membuat tawa seketika meledak di sana. Dan Farrel yakin bahwa ledekan itu tidak akan berhenti sampai mereka pergi.
"Oke, Kak. Kalau gitu kami cabut dulu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Farrel! "FIN"
Teen FictionNomor Peserta: 095 Tema Yang Dipilih: Campus Universe Blurb: Untuk urusan keteguhan hati, Esy Handayani dan Farrel Anantara memang nggak ada duanya. Mau lihat buktinya? Bukan lagi setahun atau dua tahun, Esy sudah menyukai Farrel bahkan ketika merek...