Farrel nyaris saja terlambat di praktikum pertama Botani. Astaga! Padahal ia adalah asisten dosen.
Namun, tidak bisa disalahkan juga sih. Lantaran hari itu teramat terik sehingga sempat mengkhawatirkan Farrel. Esy bisa saja mendadak mimisan ketika menuju ke Gedung Kuliah.
Praktikum pertama itu berjalan dengan lancara sebenarnya. Bila Farrel mengabaikan satu hal.
"Yan, kamu udah belum? Perasaan aku, dari tadi kamu itu lihatin Bu Vanessa aja deh."
Abid menggerutu di meja praktikum. Mahasiswa yang setahun di atas Farrel itu tampak menyikut Ryan.
"Udah udah," jawab Ryan cepat seraya melihat kembali pada ponsel. Ia mengulum senyum. "Cuma praktikum kayak gini aja kok lama? Sat set sat set, selesai dong."
Farrel menahan ringisan. Menggunakan ponsel selama praktikum bila tidak ada kaitannya dengan kegiatan, tentu saja adalah hal yang tidak diperbolehkan. Namun, apa yang bisa Farrel lakukan?
Ryan adalah senior Farrel. Bahkan bisa dikatakan bukan senior biasa. Ia adalah asisten dosen yang selama ini turut membimbingnya praktikum.
Farrel membuang napas. Mau tak mau, ia merutuk juga di dalam hati.
Argh! Kenapa Kak Ryan harus praktikum jam ini sih? Dan selain itu, kenapa juga Kak Ryan ngulang?
Sungguh Farrel tidak habis pikir. Terlepas dari ketidaknyamanan yang ia rasakan sekarang, ia justru memikirkan perkataan Dotti tempo hari.
Apa benar Kak Ryan sudah terobsesi belajar?
Farrel segan pada Ryan. Namun, ia khawatir apa yang ia lakukan bisa membuat junior menganggapnya tidak tegas. Apa yang harus dilakukan Farrel?
Tidak ada. Selain membuang napas panjang hingga akhirnya praktikum selesai.
"Oh ya, Farrel."
Suara Vanessa terdengar. Dosen muda yang hari itu menggelung rapi rambut panjangnya, memanggil Farrel setelah ia menutup kelas praktikum.
"Kamu jadi mau bimbingan sama saya?"
Farrel ingat. Ketika praktikum tadi ia memang mengatakan pada Vanessa untuk bimbingan. Ia sedang menyusun rencana untuk penelitian dan skripsinya mengingat sekarang ia sudah semester enam.
"Jadi, Bu. Apa Ibu ada waktu nanti?" tanya Farrel.
Vanessa mengingat jadwalnya sejenak. "Ada. Kebetulan praktikum ini jadwal terakhir saya hari ini."
"Syukurlah," ujar Farrel lega. "Saya permisi dulu, Bu. Sebenarnya saya belum sempat makan siang tadi. Nanti saya ke sini lagi untuk konsultasi ya, Bu?"
"Oke. Jam empat saya sudah pulang. Seandainya nanti ruangan saya tertutup, berarti besok saja kita konsultasinya," jawab Vanessa.
"Baik, Bu. Saya permisi dulu."
Setelahnya Farrel menyalami Vanessa dan beranjak langsung. Ia menuju parkiran dan segera mengeluarkan ponsel. Ada pesan dari Esy.
[ Esy-ku ]
[ Rel, kamu sudah praktikumnya? ]
[ Kamu udah makan belum ya? ]
Menunda sejenak niatnya untuk segera memacu motornya, Farrel membalas pesan Esy.
[ Esy-ku ]
[ Ini baru keluar praktikum. ]
[ Aku ke GK. ]
[ Kebetulan aku juga belum makan. ]
Farrel memasukkan ponsel kembali ke saku celana. Selang beberapa detik kemudian, ia pun meninggalkan parkiran belakang Gedung Jurusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farrel! "FIN"
Teen FictionNomor Peserta: 095 Tema Yang Dipilih: Campus Universe Blurb: Untuk urusan keteguhan hati, Esy Handayani dan Farrel Anantara memang nggak ada duanya. Mau lihat buktinya? Bukan lagi setahun atau dua tahun, Esy sudah menyukai Farrel bahkan ketika merek...