"Farrel!"
Esy melambaikan tangannya dengan penuh semangat. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan ketika para mahasiswa baru dan senior melihat padanya, ia tetap berlari. Menuju pada seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Farrel orangnya.
Itu adalah hari keempat OSPEK. Waktu yang lebih dari cukup untuk semua orang mengetahui satu kebiasaan yang melibatkan dua mahasiswa baru tersebut. Bahwa Esy akan selalu memanfaatkan waktu sedikit apa pun itu untuk menghampiri Farrel. Sementara itu Farrel pun akan selalu memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun itu untuk menghindari Esy.
Namun, terlambat. Ketika Farrel baru ingin bangkit dari duduknya dan bermaksud untuk pindah, Esy sudah tiba. Duduk tepat di hadapannya dan menahan tangan cowok itu.
Esy tersenyum lebar seperti biasanya. "Kita makan bareng."
Tidak ada indikasi penawaran atau permisi dari perkataan Esy. Sama seperti biasa. Dan akhirnya sama seperti biasa pula Farrel hanya bisa membuang napas panjang.
Sepertinya harapan Farrel untuk bisa beristirahat dengan tenang di siang itu adalah sesuatu yang muluk. Bahkan ketika mayoritas para mahasiswa baru terlihat lelah karena harus berkeliling kampus, Esy terlihat masih penuh semangat. Saking semangatnya ia pun tak segan membuka makan siang Farrel. Layaknya ia yang tengah membantu cowok itu, Esy berkata.
"Ayo, makan. Biar kamu nggak lesu lagi."
Farrel memilih untuk tidak mendebat. Langsung memulai makan siangnya. Bukan karena ia merasa tersentuh dengan perhatian Esy. Bukan sama sekali. Alih-alih karena ia tidak ingin menarik lebih banyak perhatian dari orang-orang.
"Wah!"
Sepertinya perhatian orang-orang sudah terlanjur tertarik. Itu dibuktikan dengan kehadiran beberapa orang senior yang langsung turut duduk di dekat Esy dan Farrel.
"Edelweis dan Flamboyan ini selalu bareng ya?"
"Bener kalian nggak pacaran?"
Farrel mengangkat wajah. Mendapati bahwa ada Abid dan teman-temannya yang sudah mengelilingi mereka. Bukan hanya Sella dan Indri, tapi ada juga Ozy, Mona, dan Farhan. Mereka persis seperti kumpulan power rangers yang tengah menghadapi alien.
Namun, Farrel berani bersumpah. Dirinya bukanlah alien. Entah kalau Esy. Dengan sifatnya itu mungkin bisa jadi ia adalah alien.
"Kalau aku perhatiin kalian ini selalu bareng. Ke mana-mana selalu sama-sama. Ehm ... aku jadi nggak yakin kalau kalian cuma tetanggaan."
"Bener. Aku sama tetangga aku nggak pernah gitu. Bahkan aku sampe nggak tau siapa aja tetangga aku."
Suara tawa pecah. Mereka kompak meledek Ozy.
"Parah!"
Ozy cengar-cengir. Mengabaikan ledekan yang tertuju padanya, ia kembali bersuara.
"Jadi ... gimana? Kalian nggak mau jujur kalau kalian pacaran?"
Farrel melirik pada Esy. Cewek itu tampak mengulum senyum. Berbeda dengan dirinya yang merasa risih dengan pertanyaan-pertanyaan itu, Esy justru terlihat santai saja. Sama sekali tidak terganggu sedikit pun dengan tudingan yang sudah mereka dapatkan selama empat hari itu.
"Kami memang nggak pacaran, Kak," jawab Esy kemudian. "Kami berani sumpah deh."
Mona mengerutkan dahi. Tampak tak percaya. "Kalau nggak pacaran ... kenapa kalian bareng terus? Lihat ini. Kamu sampe nyamperin Flamboyan buat makan bareng."
Perkataan Mona membuat Esy tersenyum malu-malu. Tapi, ia justru seperti tanpa malu ketika menjawab pertanyaan itu dengan jujur.
"Sebenarnya aku suka Flamboyan. Tapi, aku ditolak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Farrel! "FIN"
Novela JuvenilNomor Peserta: 095 Tema Yang Dipilih: Campus Universe Blurb: Untuk urusan keteguhan hati, Esy Handayani dan Farrel Anantara memang nggak ada duanya. Mau lihat buktinya? Bukan lagi setahun atau dua tahun, Esy sudah menyukai Farrel bahkan ketika merek...