25

219 24 0
                                    

Kapal kita pun akhirnya terus berlayar melanjutkan perjalanan.

"Hei! Aku akan mengunjungi elbaf pada suatu hari nanti! Desanya kesatria!" pekik usopp.

"Iya, baiklah!" pekik luffy.

"Ral-sa-sa! Rak-sa-sa! Elbaf-baf! Elbaf-baf!" pekik usopp dan luffy sambil menari-nari.

"Mereka masih bersemangat... Aku tiba-tiba meresa lelah setelah kejadian sebelumnya" ucap nami.

"Nami lebih baik kau istirahat saja terlebih dahulu" ucapku ke nami.

"Baiklah. Vivi, boleh bantu aku jaga kompas ini?" ucap nami sambil memberikan kompasnya ke vivi.

"Tentu saja" ucap vivi sambil menerima eternal posenya dan memperhatikannya.

"Akhirnya kamu bisa kembali ke alabasta. Iya, itu pun kalau kita bisa sampai dengan selamat" ucap nami.

"Iya, aku harus kembali! Bagaimanapun aku akan kembali ke alabasta dengan selamat" ucap vivi.

"Kamu tidak perlu khawatir, vivi-chan. Ada aku bersamamu! Cemilan santai hari ini, silahkan mencicipi 'Pitits Fours'. Untuk minuman, kamu bisa memilih kopi atau teh" ucap sanji sambil menyodorkan sepering kue ke kita bertiga.

"Sanji-san" ucap vivi

"Arigatou, sanji ini enak" ucapku sambil memakan kue tersebut.

"Wow! kelihatannya itu sangat lezat!" pekik usopp dan luffy sambil menatap kue buatan sanji dengan liur di bibir mereka begitu juga dengan karoo.

"Punya kalian ada di dapur!" pekik sanji.

Mereka bertiga pun langsung berlari menuju dapur.

"Vivi, maaf. Sepertinya aku harus istirahat sebentar" ucap nami.

"Tenang saja, nami-san! Aku akan mengawasi perjalanan kita. Beristirahatlah sebentar" ucap vivi.

"Nami biar aku antar ke kamar, soalnya kau kelihatan kurang sehat" ucapku.

"Arigatou arini tapi tak usah" ucap nami sambil berusaha berdiri, namun dia terjatuh untung aku dengan cepat menangkapnya

"Nami!" pekikku khawatir.

"Apakah kamu baik-baik saja?!" tanya vivi khawatir sambil memegan jidatnya nami.

"Kurasa nami sakit vivi, tubuhnya sangat panas! Minna cepat kemari! Ini gawat!" pekikku.

"Hah? Ada apa arini?" tanya luffy.

"Luffy-nii nami terkena demam tinggi" pekik ku panik.

"Hah?! Nami-san?!" Pekik sanji panik.

Kemudian semua orang pun berkumpul di dekat nami.

"Sanji tolong cepat bawa nami ke tempat tidur sekarang" pekikku ke sanji.

Lalu aku berlari ke dapur untuk menyiapkan air hangat dan mengambil handuk kecil yang bersih dan tidak lupa mengambil obat-obatan. Setelah itu aku langsung masuk ke kamar dan mengompres kening nami.

"Apakah nami-san akan mati, arini-chan?" tanya sanji sambil nangis.

"Tenanglah sanji kurasa nami terkena demam" ucapku sambil menatap nami.

"Mungkin karena perubahan iklim. Salah satu tantangan yang dihadapi semua pelaut yang masuk ke grand line adalah penyakit akibat cuaca ekstrim. Banyak sekali cerita tentang bajak laut kuat dan jahat yang mendadak mati karena cuaca ekstrim ini. Jika tidak segera di obati, gejala ringan pun akan menyebabkan kematian" ucap vivi.

"Nami-san" ucap sanji sambil menangis.

"Apakah ada yang berpengetahuan medis di kapal ini?" tanya vivi.

One Piece Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang