Untold 15

2.2K 507 29
                                    

Tapi Sandara harus meralatnya! Perasaan yang ia miliki untuk Ares mungkin merupakan kekeliruan karena kemarin Sandara berhasil dibuat super keki oleh tuannya.

Sandara meneguk ludah saat puncak hidung mereka nyaris bersentuhan. Ia bahkan bisa merasakan napas hangat Ares menerpa wajahnya.

Pandangan Sandara yang dipenuhi oleh paras tampan itu pun secara tidak sadar memerhatikan tiap bagian. Tidak ada jerawat maupun bekasnya, pori-pori tampak samar, dan bibir yang lembap serta tidak bergaris.

Sandara merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia berharap, Ares tidak dapat mendengarnya. Ia tidak ingin tuannya menduga jika ia menaruh kekaguman pada lelaki itu meskipun...

Semua terasa benar.

Lalu Sandara mengerjap-ngerjap saat merasakan tiupan lembut di wajahnya. Sedetik kemudian ia menyadari jika seringai Ares telah muncul.

"Berharap kenyataan?" Tanpa memberikan kesempatan untuk Sandara merespons, Ares telah menarik diri dan kembali duduk dengan benar di belakang roda kemudi. "Tugas kamu udah selesai."

Seharusnya Sandara dapat menangkap kalimat sederhana itu, tapi entah mengapa otaknya saat ini terasa sulit mencerna. Alhasil, ia pun mengutarakan ketidakpahamannya, "M-maksudnya?"

"Kamu udah balik jadi asisten saya," ucap Ares sambil menghidupkan mobilnya. Namun, sebelum lelaki itu tancap gas, dirinya menoleh sekilas pada Sandara. "Atau kamu nggak mau kita putus?"

Mau tidak mau, Sandara dibuat kesal. Cara Ares mengucapkannya seolah-olah Sandaralah yang menginginkan semua ini. Padahal, perempuan itu sudah berusaha keras menghindar untuk terlibat lebih jauh dengan sang aktor, sekalipun hanya sebuah rencana tak berarti.

Peristiwa tersebut membuat Sandara meragu. Belum lagi pembualan yang dilakukan Ares setelahnya.

Sandara pikir, Ares bersungguh-sungguh ingin menraktirnya makan siang. Perempuan itu sudah membayangkan akan makan enak kemarin. Ternyata semua cuma kebohongan. Ya, Ares hanya berbasa-basi karena tidak tahu harus membahas apa dengannya agar terlihat "mengobrol" santai depan publik. Tidak hanya itu, Ares juga meminta "ganti" akan minuman yang dibelikannya untuk Sandara berhubung sang asisten sudah naik gaji.

Oh, jangan lupakan pemberian yang diberikan Andi berupa "perlengkapan menyamar" yang harus dikembalikan. Menurut Ares, lelaki itu tidak ingin Sandara berkeliaran di luar dengan mengenakan penampilan yang sama dan mengundang perhatian orang yang mungkin mengamati foto-foto keduanya nanti.

Siapa juga yang mau hal itu terjadi? Bilang saja jika tidak ingin rugi karena secara tidak langsung telah "memberikannya" barang-barang branded. Dasar perhitungan!

Kesal, Sandara sampai tidak sadar jika ia nyaris membanting sendok dan garpu yang baru saja ia cuci pada tempatnya. Ia tidak perlu takut ketahuan Ares karena sang tuan rumah sedang tidak berada di apartemen sejak Sandara datang. Ke mana? Sandara tidak peduli.

Tapi kenapa juga ia harus tersinggung? Sandara seperti tidak mengenal dirinya saat ini!

***

Ares Pramudya Tertangkap sedang Berkencan, Rumor Gay tentang Sang Aktor Dipastikan Palsu.

Andi berjingkrak kesenangan membaca headline pada artikel tersebut. "Yes, yes! Kita berhasil!"

Ares mau tidak mau tersenyum. "Cepat juga keluarnya. Kirain bakal siangan." Kemudian ia bersedekap. "Jangan lupa urus ke agensi. Dari semalam udah ramai tuh notif. Aku nggak bisa menghindar selamanya," lanjutnya seraya mengedikkan dagu ke arah ponselnya.

The Truth Untold #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang