Series of "Behind The Salim" Book #4
*
Pintu ruangan penuh pencahayaan itu terbuka dan memunculkan laki-laki yang wajahnya tampak kusut. Bahkan masker KF94 hitam yang dikenakan pun tidak sanggup menutupi suasana hatinya.
Tanpa berniat "mengganggu", lelaki itu menarik salah satu kursi dan meletakkannya di dekat sosok tampan yang sedang memejamkan mata, menikmati sapuan powder brush yang membelai wajah mulus itu.
"Ar, lihat nih! Ada lagi berita begini!"
Ucapan sang manager pun berhasil membuat aktor yang digilai perempuan dari berbagai kalangan tersebut membuka mata untuk melirik sekilas unggahan salah satu akun gosip ternama pada layar iPad-nya. Ya, hanya begitu. Ia bahkan tidak berniat membaca foto potongan artikel tersebut secara detail. "Hmm," gumamnya, sebelum kembali memejamkan mata. "Biarin aja."
"Biarin gimana???"
"Nggak usah diambil pusing maksudnya. Entar juga redup sendiri."
"Redup sendiri? Ini bukan pertama kalinya lho! Kemarin-kemarin kita diamin, malah makin menjadi-jadi beritanya. Segala nuduh aku juga!"
"Nuduh Mas Andi gimana?"
"Nuduh kita pacaran!"
Ucapan tersebut membuat Ares merasakan Make Up Artist yang sedang meriasnya menahan napas hingga dirinya mau tidak mau kembali membuka mata dan menoleh pada Andi untuk menegaskan, "Tapi nggak, kan?" Lelaki itu berdecak pelan. "Bukan kewajiban kita buat ngejelasin hal-hal pribadi ke publik."
"Aku nggak nyuruh kamu klarifikasi, Ares, ya Tuhan!" Andi berdecak, frustrasi.
Sebelah alis tebal Ares menukik. "Terus?"
"Punya pacar! Biar terhindar dari berita miring kayak begini."
"Itu bukan jalan keluar kayaknya."
Ares benar, tapi Andi tidak sepenuhnya salah. Ia mungkin terkesan ingin menjerumuskan dalam hal buruk. Bagaimana tidak? Penggemar Ares itu termasuk banyak. Tapi di sisi lain, Andi juga paham jika zaman telah berubah. Orang-orang lebih open minded sekarang. Mereka ingin idolanya tidak melulu fokus pada karier, melainkan juga ingin peduli pada kehidupan pribadi.
Nahas, Ares tidak pernah dekat aktris manapun. Tidak pernah terlibat cinta lokasi dengan para lawan mainnya. Setiap ditanya oleh wartawan akan tipe ideal perempuan yang disukai, jawaban Ares selalu umum. Kalau tidak "yang baik", ya "yang cantik luar dalam". Tidak mengarah pada sosok mana pun.
Hal tersebut pun mau tidak mau membuat para penggemar banyak yang khawatir, khususnya mereka yang telah mengikuti karier Ares sejak debut. Tidak sedikit pula yang menjodoh-jodohkan lelaki itu dengan aktris lain, bahkan yang belum pernah satu project dengannya.
"Tapi serius, Ar, aku tuh mulai khawatir." Andi mengembuskan napas. "Kamu bertahun-tahun menjomlo apa nggak ngerasa kesepian? Seenggaknya, adalah yang kamu taksir kek gitu. Selama aku nemanin kamu, nggak pernah ada cerita—"
"Kan, ada Mas Andi," potong Ares jahil, sekaligus ingin menghentikan ucapan sang manager. Sekalipun di ruangan tersebut tidak ada siapa pun yang mencurigakan, tetap saja ia harus menjaga privasinya rapat-rapat khususnya hal percintaan seperti ini.
"Aku tepak kepalamu tuh ya?!" ancam Andi, membuat Ares terkekeh geli. "Serius ini!"
"Aku juga serius!" Ares menepuk-nepuk bahu Andi yang masih mengerutkan dahi dengan sorot mata khawatir. "Tenang aja, aku straight kok. Cuma belum nemu yang cocok aja."
"Kalau kamu nunggu cewek macem Rachel McAdams lama munculnya, Ar!"
"Tuh Mas Andi tahu." Ares lantas mengibaskan tangan. "Udah sana, balik meeting."
"Udah kelar. Nanti aku jelasin hasil pertemuan barusan pas pulang aja."
Ares hanya bergumam membalasnya.
🌓
THE TRUTH UNTOLD merupakan kisah ke-4 dari series "Behind The Salim" by Junieloo.
Mohon dibaca dulu buku pertama, kedua, dan ketiganya (tersedia di lapakku) karena SALING BERKAITAN.Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold #4
Storie d'amoreBehind The Salim Series Book #4 Memiliki wajah yang mirip dengan masa lalu buruk keluarga Salim, membuat Sandara harus menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak akan pernah bisa melibatkan perasaan pada sosok yang telah mengeluarkannya dari kehidupan...