Belum kenyang, kan, guys? Nih, aku kasih asupan lagi.
Happy reading!🌖
Sandara berusaha membuka mata yang terasa begitu lengket dengan penuh perjuangan. Diraba-rabanya nakas di samping ranjang untuk mencari ponsel yang sejak tadi menjerit dan menjawab panggilan.
"Halo?"
"LAMA BANGET SIH NGANGKATNYA?!"
Sontak perempuan itu terduduk saat menyadari suara cempreng di seberang terdengar murka. "Eh, iya. Kenapa, Kat?"
"Kok kenapa sih? Hari ini, kan, ada meeting, Kak!"
Refleks, Sandara memukul dahinya. "Ya Tuhan! Sori, Kat. Aku lupa nyalain alarm."
"Pulang jam berapa kemarin?"
Sandara meringis. "Baru nyampe semalam."
Terdengar dengusan panjang dari Katy. "Ya udah buruan ke sini! Langsung ke garasi aja nanti, ambil mobil. Nggak usah masuk buat pamit sama mami."
"Oke, oke. Aku—"
Belum sempat ia menuntaskan ucapannya, gadis itu terlebih dulu memutuskan sambungan. Sambil menatap layar ponsel yang telah menjauh dari telinga, Sandara hanya mampu mengembuskan napas. Harus sabar, batinnya. Katy bukanlah apa-apa dibanding para majikannya dulu. Ia yakin, dirinya pasti sanggup menangani barbie hidup tersebut.
Katy Adonnica namanya, gadis yang mengingatkan ia pada Al Meera Salim. Murni hanya penampilannya saja yang menurut netizen zaman sekarang disebut "cewek kue" karena suka berpakaian warna-warni. Tapi soal sifat dan pembawaannya jauh sekali!
Jika Meera cukup well mannered dengan orang-orang yang jauh lebih tua darinya serta memiliki aura badass di balik penampilannya yang centil, Katy terkadang berlaku kurang ajar. Gadis itu juga begitu transparan dan tidak memiliki sisi 'mengejutkan' seperti Meera.
Mau tidak mau, Sandara tersenyum mengingat bagaimana semangatnya Daemon tiap kali menceritakan tentang Meera padanya alih-alih life update pemuda itu. Karena menurut Daemon sendiri...
Al Meera Salim merupakan dunianya.
Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi dan membuat Katy yang stok kesabarannya setipis tisu toilet, semakin murka, Sandara bergegas meraih handuk untuk bersiap-siap.
***
"... Terus Kakak tahu? DIA BILANG NGGAK MAU KENALAN SAMA AKU!"
Sandara refleks menjauhkan badannya tanpa membuat roda kemudi yang sedang dikuasainya ikut berbelok. "Nggak usah dimasukin ke hati, Kat," respons perempuan itu, apa adanya.
Pagi-pagi sekali di hari Sabtu, Sandara memang mendapat pesan permintaan maaf dari Andi yang mendapatkan kabar jika semalam Katy menangis dan menciptakan 'drama' di depan banyak talent. Andi ingin Sandara menyampaikan penyesalannya yang mewakilkan nama Ares pada Katy.
Tapi Sandara tidak melakukannya.
Katakanlah dirinya jahat dan bukan orang yang amanah. Namun, keputusan tersebut dipilih agar Katy tidak lagi mendesaknya untuk mempertemukan ia dengan Ares setiap ada kesempatan. Ia sudah lelah "diteror" selama berbulan-bulan. Jadi, biarlah kesan pertama gadis itu pada sosok Ares tempo hari mengubah pandangannya seketika.
Sesungguhnya, Sandara tidak menyangka jika Ares akan hadir di acara seperti itu. Beruntung kegiatan tersebut memang dikhususkan untuk para artis hingga tidak perlu menyeretnya.
"Nggak bisa!" Katy membuang pandangan pada pemandangan di luar jendela mobil sampingnya. "Aku curiga, dia beneran gay! Kayaknya cewek yang dulu ditunjukin dia ke media cuma gimmick yang disetujui agency diam-diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold #4
RomanceBehind The Salim Series Book #4 Memiliki wajah yang mirip dengan masa lalu buruk keluarga Salim, membuat Sandara harus menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak akan pernah bisa melibatkan perasaan pada sosok yang telah mengeluarkannya dari kehidupan...