Untold 29

1.9K 490 44
                                        

"Lho, kok udah pulang?"

Ares tersenyum masam usai melepas maskernya. "Iya. Nggak jadi meeting."

"Oh?"

Sandara tidak melanjutkan ucapannya. Ia tidak ingin mengusik Ares yang entah mengapa terlihat muram. Bahu lelaki itu pun tampak merosot dan langkahnya terlihat lunglai. Apakah sesuatu yang tidak menyenangkan kembali dihadapinya?

"San?"

Lamunan Sandara lantas menguap saat suara berat Ares memanggilnya. "Ya?"

"Bisa buatin aku sesuatu yang hangat?"

Sandara tersenyum lembut. "Bisa. Kamu mau apa?"

"Apa aja," jawab Ares berusaha menarik sudut bibirnya, membalas Sandara walaupun kali ini terasa berat.

Sandara mengangguk. "Oke. Ada lagi?"

Ares menggeleng. "Itu aja."

Begitu Sandara berlalu dari hadapannya, Ares langsung menghempas diri pada sofa dan merogoh ponsel di saku celana. Ia merasa perlu menghubungi Andi saat ini.

"Halo?"

"Mas ..."

"Ya, Ar?"

"..."

"Ar?" panggil Andi mulai terdengar sebal di seberang. "Kenapa, ih? Kok diam?"

Ares mengembuskan napas, berat. "Bingung ngomongnya."

"Ngomong soal apa? Tadi meeting-nya gimana?"

"Meeting-nya batal." Ares memijit pelipisnya dengan kedua mata terpejam sejenak. "Kayaknya, aku harus keluar."

"Heh? Keluar apa???"

"Mundur dari project ini."

"Astaga, Ar! Jantungan aku dengarnya! Kalau begini bukan cuma ngantarin ibuku ke dokter, tapi juga akunya juga harus berobat! Kamu nih ada-ada aja," Andi berdecak keras. "Kenapa? Ngambek kamu ya, aku minta gantiin buat hadir meeting?"

"Bukan itu, Mas."

"Terus?" pancing Andi, gemas. "Jangan buat aku durhaka nih, Ar! Aku nggak mau ninggalin ibuku sendirian di rumah sakit cuma buat tahu alasan kamu!"

"Pokoknya aku nggak bisa lanjut kayaknya."

"Ar, jangan macam-macam dong, ah! Udah tanda tangan kontrak, test look, sampai reading, tinggal nunggu shooting lho, ini. Ingat, dendanya nggak kecil kalau kamu sampai cancel!" Andi memekik tertahankan. Ares menduga jika sang manajer pasti sedang berada di ruang tunggu hingga tidak bisa membuat keributan sekalipun Andi sepertinya ingin mencekik Ares. "Kenapa sih tiba-tiba begini? Kalau emang karena kamu harus gantiin aku meeting tadi, aku minta maaf. Tapi jangan begini, Ar. Potong aja gajiku, daripada kamu harus terlihat nggak profesional. Jangan nodain karier kamu sendiri," lanjut Andi, sungguh-sungguh.

"Mas, sekali lagi aku bilang, bukan soal meeting hari ini. Murni karena ..." Ares membasahi bibirnya yang mendadak terasa kering. "Masalah pribadi."

"Soal apa? Kamu musuhan sama sepupumu apa gimana?" tebak Andi, menerka-nerka. Mengingat jika sang aktor memiliki keputusan super mengejutkan seperti ini usai rencana pertemuannya dengan petinggi HS Entertainment.

"Nggak."

"Ya teruusss???" Andi benar-benar dibuat geregetan dengan Ares. "Bilang buruan!"

The Truth Untold #4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang