"Jadilah orang kaya. Jadilah orang yang punya banyak uang biar hidup kamu mudah! Uang itu berkuasa. Uang itu segalanya. Sebesar apa pun kesalahan kamu, selama kamu punya kekuasaan, hukuman kamu nggak akan seberat Mama! Kamu nggak akan pernah terpaksa merampok seperti Papa kamu! Kamu harus angkat derajat kamu sendiri, Sabrina!"
Sandara berbalik badan saat kedua matanya mulai berkaca. Ingatan akan momen di sang mama tertangkap basah oleh salah satu tetangganya karena telah menggunakan obat-obatan terlarang. Peristiwa di mana mama kandungnya mengalami overdosis sebelum polisi sempat meringkus wanita itu.
Ia memang membenci ibunya atas apa yang telah diperbuat. Tapi kenyataan bahwa Sabrina hanya berdiam diri saat diberikan wejangan seperti itu membuat ia lebih membenci perempuan itu dalam lubuk hatinya.
Saat ini harusnya ia sedang berbahagia. Ia telah meraih tujuannya untuk hidup berdua bersama Bara di sebuah pedesaan modern yang jauh dari para penyandang Salim. Tapi Sabrina justru dibuat semakin kacau dengan keadaan Bara yang tidak lagi mampu dimanipulasi olehnya. Bara tidak lagi mencintainya.
Sandara, yang kini masih dengan sosok Sabrina, berjalan menjauhi Bara yang masih senantiasa memunggunginya. Ia bukan Sabrina yang lemah. Ia adalah Sabrina yang tidak terkalahkan. Ia akan terus mempermainkan orang-orang disekitarnya sampai ia benar-benar mendapatkan apa yang diinginkan.
Ia bukan Sabrina seperti saudara kembarnya. Ia adalah Sabrina yang sesungguhnya. Sabrina yang harusnya semua orang kenali. Khususnya, penyandang Salim yang semakin hari kian mempersulit hubungannya dengan Bara.
Tanpa dirinya sadari, sejak awal memang tidak ada yang 'bertukar tempat' di sini.
***
Wanita itu menangis tersedu-sedu, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menyetujui dan segera melakukan ide gila dari sang suami.
Dengan penuh kasih, ia mencium kening bayi dalam gendongannya sebelum memasukkan makhluk mungil tak berdosa itu ke dalam sebuah tas besar lusuh yang mereka punya satu-satunya.
Dalam keadaan hati masih tersayat, ia menatap kepergian suaminya yang menghilang di balik pintu. Mereka telah membuat kesepakatan dengan seorang gembong narkoba. Mereka telah membuat transaksi pada iblis berwujud manusia yang berjanji untuk memberikan harga tertinggi yang pernah ditawarkannya agar kehidupan layak setelah ini datang pada keluarganya.
Ya, dengan menjual salah satu bayi kembar mereka yang ternyata menarik perhatian pria berkebangsaan Amerika Serikat bernama Dutch Severus yang memang sedang mencari penerusnya dari berbagai negara.
Wanita itu tidak rela rasanya jika Sandaralah yang pria tersebut inginkan. Menjadi ibu memang harus adil, tapi sejak lahir, ketika bayi-bayinya menangis, ialah yang menggendong Sandara, sedangkan Sabrina selalu tenang di dekap sang ayah.
Tubuh Sandara lebih rentan hingga tidak pernah luput dari pengawasannya dibanding Sabrina. Sang mama pun selalu memberikan perhatian khusus padanya dan perlahan lebih 'lekat' pada Sandara karena Sabrina jarang sekali rewel.
Hingga hari ini tiba. Hari patah hati terbesar baginya.
Di tempat lain, seorang pria dengan tas besar lusuh tersebut melangkah terburu-buru ke dalam sebuah mobil hitam yang dipenuhi para lelaki bertubuh besar yang juga berseragam hitam.
"Is that Sandara? Boss wants her."
"Yes!" Pria itu tidak berbohong. Istrinya benar-benar meletakkan bayi yang diselimuti bedong berwarna kuning alih-alih merah muda. Meski begitu, suasana di dalam mobil cukup terasa menegangkan sekalipun semua di sana hanyalah anak buah mafia. "This is Sandara, Sir."
"Good!"
Usai menukar tubuh mungil Sandara dengan bergepok-gepok dollar bercampur rupiah ke dalam tas lusuhnya, pria itu segera keluar dari mobil dan berjalan seolah tidak ada apa pun yang terjadi.
Dalam langkahnya, pria itu tersenyum. Setelah ini dirinya akan pulang dan mengajak sang istri untuk pindah ke tempat yang lebih layak. Ia akan pergunakan dulu rupiah yang diterima, baru sedikit demi sedikit menukar dollar-nya dengan mata uang Indonesia ketika kehidupannya sudah membaik atau setidaknya 'layak' agar tidak dicurigai. Setidaknya, begitulah pesan salah satu anak buah mereka.
Sekembalinya pria itu, ia langsung mencium kening sang istri dan menyuruhnya untuk bersiap-siap karena sebentar lagi mereka akan pergi dari sini dan tidak akan lagi ada yang berani meremehkan keluarga mereka.
Diam-diam, wanita itu tersenyum karena sang suami tidak menyadari satu hal penting dan tetap asyik bersenandung di kamar mandi sambil membersihkan diri. Ia benar-benar bersyukur...
Bayi kembarnya tidak memiliki perbedaan. Tidak tanda lahir. Tidak pula perbedaan signifikan di wajah. Mirip. Serupa. Sama. Hal itu jugalah yang membuat ia harus 'membedakan' anaknya berdasarkan warna yang melekat di tubuh-tubuh mungil tersebut.
Seraya memandangi wajah mungil dalam gendongannya, wanita itu berbisik pada anak yang kini menjadi satu-satunya bagi ia dan sang suami, "Mulai saat ini, kamu harus akrab dengan warna pink ya, Sayang ..."
"Karena kamu Sabrina sekarang. Kamu suka, kan, sama namanya?"
Tuhan tidak menjanjikan hambanya akan selalu bahagia. Tuhan hanya memberikan keadilan dan itu tidak selalu tentang kesenangan. Karena terkadang, "kegagalan" seseorang menjadi "kesempatan" bagi orang lain. Tapi yang pasti, Dialah sang pencipta. Dialah perancang rencana terhebat.
Jika suatu saat nanti jalanmu tidak sesuai dengan keinginan, selalu percaya bahwa ada hal baik lain yang tersembuyi di baliknya.THE END
🌚
Hai. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk para pembaca setia, khususnya para penikmat series "Behind The Salim" yang sudah sejauh ini menemaniku.
Dengan ini aku menyatakan..."BEHIND THE SALIM" SERIES telah resmi selesai. Karena sejak awal, The Truth Untold adalah buku terakhir.
Apa kalian salah satu pengikut kisah SandAres hingga epilog???
Aku tahu, masih banyak sekali kekurangan dan cacat dalam karya satu ini. But here we go! "The Truth Untold" yang sebagaimana harusnya. Jadi, bersiap untuk kembali ke lapak Meera-Daemon (kalau kamu mau) ^^
Walaupun masih jauh dari kata sempurna, tapi aku harap karya satu ini nggak begitu mengecewakan kalian ya.
Terima kasih, guys! Terima kasih untuk kesetiaannya, komentar positifnya, serta votenya untuk SandAres dan seluruh pasangan The Salim lainnya. It means a lot to me. Semoga kalian selalu sehat dan selalu setia pada karya Junieloo ya.
Love youuuu all, I really do.
![](https://img.wattpad.com/cover/320355783-288-k831927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold #4
RomanceBehind The Salim Series Book #4 Memiliki wajah yang mirip dengan masa lalu buruk keluarga Salim, membuat Sandara harus menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak akan pernah bisa melibatkan perasaan pada sosok yang telah mengeluarkannya dari kehidupan...